Gorontalopost.id – Beragam keluhan akibat pekerjaan galian pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di sejumlah titik di Kota Gorontalo . Pasalnya, selain pekerjaannya tidak tuntas, juga mengganggu kenyamanan warga dengan adanya tumpukan material galian yang tidak segera dibersihkan.
Pantauan Gorontalo Post Kamis (28/7/22), kali ini titik galian yang terparah dan banyak dikeluhkan warga ada di kawasan ruas jalan Barito Kelurahan Bulotadaa Timur Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.
Pasalnya, ruas jalan sempit yang lebarnya hanya cukup untuk ukuran dua mobil minibus malah jadi bertambah sempit. Hal ini disebabkan bahu jalan yang telah digali sudah rusak bahan masih terdapat tumpukan material galian berupa tanah, pecahan aspal hingga bebatuan berukuran besar. Jika pagi hari saat intensitas kendaraan banyak, kawasan itu menjadi macet, hal ini karena kendaraan dari arah berlawanan yang berpapasan harus antrian. Jika malam hari, kawasan itu dikhwatirkan mengakibatkan kecelakaan bagi pengendara yang tidak ekstra hati-hati serta belum menguasai medan atau kondisi yang ada saat ini.
“Sangat mengganggu sekali kenyamanan kami, sebab mereka (pelaksana proyek) hanya menggali tanah tapi tidak diratakan kembali seperti semula. Jalan yang sempit malah jadi tambah sempit dengan adanya gundukan material galian di sekitar,”kata Rahman Panto warga Bulotadaa Timur, Sipatana. Rahman berharap pihak kontraktor bisa mencarikan solusi untuk mengatasi kondisi ruas jalan Barito yang saat ini mengganggu kenyamanan warga. Tak jauh berbeda dengan pernyataan
Ka Pulu warga Jalan Poowo Keluraha Bulotadaa Barat Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo yang juga mengeluhkan
sisa material galian PDAM tidak dibersihkan sehingga menjadi sumber pemicu timbulnya debu jika panas, dan becek jika hujan. “Kami juga sudah sampaikan ke penanggungjawab pekerjaan, jawaban mereka nanti akan dikasih tau kepada bapak Ais Lahay selaku pemegang proyek. Mereka hanya anak buah, mereka hanya mengerjakan apa yang diperintahkan,”ungkap Ka Pulu.
Menurut Ka Pulu, keselamatan proyek yang harus jadi priorotas utama dari penanggungjawab proyek, siapapun dia yang ada di lapangan. Ka Pulu menegaskan, selama ini masyarakat diam karena masyarakat berpikir sisa pekerjaan proyek itu akan dibersihkan kembali, namun kenyataan di lapangan sudah sepekan lebih masyarakat mandi debu.
“Tidak ada gunung yang meletus, justru kondisi disini mirip pasca bencana gunung meletus yang banyak abu vulkanik. Kalau di sini hanya abu bekas galian pipa PDAM,”ungkap Ka Pulu. Kepala Dinas PUPR Kota Gorontalo Rivaldi Bahsoan saat dikonfirmasi mengatakan, terkait keluhan warga tersebut, pihaknya sudah berulang kali sampaikan ke kontraktor pelaksanannya maupun kepada konsultan proyek.
“PU juga secara reguler mengawasi pekerjaan proyek tersebut, pihak kontraktor berjanji akan memperbaiki kembali bekas galian. Mungkin implementasi di lapangan yang tidak sesuai dengan apa yang ada saat ini,”kata Rivaldi. Namun demikian ditegaksn Rivaldi, bukan bukan berarti pihaknya hanya diam saja dengan begitu banyaknya keluhan masyarakat yang sudah berulangkali. Namun, sejauh ini telah sampaikan keluhan tersebut kepada kontraktor.
“Cuma memang mungkin kontraktor mempunyai metode pekerjaan sendiri, katanya akan memperbaiki satu kali jika pekerjaan galian sudah selesai semua. Namun saya sudah bilang agar dalam setiap pekerjaan galian langsug dilakukan proses pemadatan kembali bekas galian, sehingga tidak terjadi gundukan,”jelas Rivaldi.
Keluhan masyarakat ini diakui Rivaldi segera ditindaklanjuti kontraktor. Diungkapkan Rivaldi, memang dalam RAB ada perbaikan pekerjaan jalan, dan itu ada perhitungannya, tapi itu yang belum dilaksanakan. Kontraktor ungkap Rivaldi, menginginkan nanti semua pekerjaan galian selesai baru bekas galian tersebut diperbaiki sekaligus.
Hanya persoalannya saat ini kata Rivaldi dikeluhkan warga karena mengganggu pengguna jalan. Dijelaskan Rivaldi, dalam metode pekerjaan proyek, prinsipnya harus bisa diterima oleh masyarakat, artinya masyarakat tidak terganggu, juga pekerjaan tidak terhambat. “Endignnya nanti memang ada pengembalian keadaan badan jalan yakni pengaspalan kembali bahu-bahu jalan yang sudah digali. Cuma memang pekerjaan saat ini masih jalan, kami juga sudah turun bersama tim kejaksaan untuk mengcek pekerjaan proyek tersebut,”kunci Rivaldi.
Dikonfirmasi terpisah via telepon seluler, Faisal Lahay selaku kontraktor enggan memberikan komentar via pesan singkat Whatsapp maupun telepon. “Kalau mo konfirmasi ke kantor saja. Sulit dijelaskan kalau via telepon. Datang langsung ke kantor saja,”kata Faisal singkat. (roy)










Discussion about this post