Gorontalopost.id – Angka pengidap AIDS di Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) cukup tinggi. Dari data yang berhasil dihimpun awak media ini, untuk jumlah keseluruhan sampai dengan maret tahun 2022, jumlahnya mencapai 64 orang. Data tersebut terhitung sejak tahun 2010.
Menurut Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan kabupaten Gorut, Rizal Yusuf Kune, dari data yang tervalidasi tersebut, paling banyak usia produktif. “Kalau di Gorut itu masih lebih tinggi LSL (lelaki seks lelaki) atau guy dan IRT (Ibu Rumah Tangga), jadi biasanya itu terjadi karena bapak-bapaknya biasa jajan-jajan sembarangan lalu bawa oleh-oleh ke rumah” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa kenapa paling banyak IRT, itu asalnya banyak dari suami. Kalau IRT sendiri yang kasusnya sudah didetoksit kata Rizal, hanya ada dari istrinya, akan tetapi hanya ada beberapa kasus. “Hal tersebut biasanya terjadi karena perilaku 5 atau 10 tahun sebelumnya” jelasnya.
HIV/AIDS kata Rizal, tidak langsung dapat diketahui, karena masa inkubasi itu atau tanpa ada gejala itu bisa sampai dengan 5 tahun dari pertama kali kontak dengan yang HIV. “Kalau dulu belum maraknya yabg muncul bisa sampai dengan 10 tahun yang sekarang sudah banyak kasus yang muncul, tapi pada 3 tahun pertama itu sudah muncul gejala” tegasnya.
Untuk gejalanya kata Kadis Kesehatan, seperti yang mempunyai diare, tapi kalau yang punya HIV itu diarenya bisa sampai berbulan-bulan dan hanya dengan minum obat diare akan berhenti setelah itu kambuh lagi. “Karena kalau yang tidak mempunyai HIV itu hanya musiman.
Kemudian juga sariawan yang tidak akan sembuh-sembuh” jelasnya.
Untuk tindakan pencegahan kata Rizal itu perlu untuk dilakukan, bahkan dari golongan umur itu bahkan ada yang masih bayi terpapar HIV, karena itu juga menular dari darah atau cairan kelamin. “Makannya hubungan seks itu masih paling tinggi untuk mengeluarkan kasus HIV, itu karena hubungan seks, darah, dan ASI. Paling banyak itu seks dan paling tinggi ASI. Kalau darah itu dari jarum suntik, yang melakukan tato, dan yang menindik, biasanya kan yang sekarang-sekarang itu ada yang suka tatoan, melakukan tindik” paparnya.
Lanjut dikatkaan bahwa mereka bisa satu jarum untuk berapa orang, kemudian yang terkena HIV itu masih dalam masa inkubasi bisa jadi kondisinya masih sehat dan fit. Tapi kalau merasa tidak pernah melakukan ketiga hal tersebut atau 2 yang melakukan tindik dan seks bebas tidak perlu khawatir. “Kalau sekarang itu di Gorut sudah mulai ada pemeriksaan di tingkat Puskesmas untuk ibu hamil, dari situ juga ada sebagian dari komunitas kalau ada lebih RDT atau Rapid diagnostic Test, kita mengadakan di komunitas atau di pemerintahan juga” kata Rizal.
Dari kegiatan-kegiatan skrining atau pengecekan itu kita sudah banyak menemukan kasus dari situ untuk ibu hamil sudah ada 4 kasus. Sayangnya sampai dengan saat ini belum ada yang bisa memastikan dia benar-benar sembuh dari HIV, untuk obatnya ada tapi hanya untuk terapi agar menjaga tubuh tetap sehat. “Karena kalau dia tidak diterapi, akan muncul berupa gejala diare dan kemudian tidak ditangani, itu paling kama sebulan akan dirawat di RS. Karena kasus-kasus sebelumnnya juga begitu, ada beberapa kematian seminggu dirumah sakit itu sudah paling lama kalau sudah ada gejalanya” jelasnya.
Karena penyakit ini kata Rizal, menyerang sistem imun tubuh jika tidak ditangani atau diterapi maka imun akan semakin turun dan akan mulai masuk penyakit lainnya seperti TBC karena itu penyakit yang paling rentan terkena jika sudah TBC.
Jadi dari 2011 yang sudah terkonfirmasi HIV pasti kita akan coba tes untuk TBC dan itu dari 10 orang yang diperiksa, bisa jadi 6 diantaranya bisa jadi terkena juga TBC, dan parahnya ini bisa juga menjadi kanker.
Yang paling banyak laki-laki sebanyak 46 orang dan perempuan 18 orang. Untuk rentang umur yang paling banyak usia 25-49 tahun dan penyebaran paling tinggi IRT sebanyak 5 orang, kemudian mahasiswa 2 orang dan swasta 2 orang sisahnya dari berbagai pekerjaan dan profesi lainnya. (abk)












Discussion about this post