Gorontalopost.id – Pihak Pertamina nampaknya tidak bisa tinggal diam dengan adannya dugaan mafia yang menjadi penyebab utama kelangkaan gass elpiji 3 kilogram di Provinsi Gorontalo.
Pasalnya, semenjak hari pertama Ramadhan hingga saat ini, gass elpiji subsidi tersebut sudah sangat langka di pangkalan. Anehnya, diluar pangkalan gas malah banyak tapi hargany mencekik.
Dari hasil penelusuran Gorontalo Post di lapangan, di hampir semua pangkalan gas elpiji 3 kilogram kosong. Sepertihalnya salah satu pangkalan gas elpiji yang ada di Kecamatan Siapatana Kota Gorontalo. Stok gas elpiji 3 kg di pangkalan itu tidak bertahan lama.
Miasalnya jadwal pengisian dari pihak agen atau penyalur hari Senin, maka saat itu juga langsung habis tidak menunggu sampai keesokan harinnya.
Wartawan koran ini kemudian makin penasaran dengan jawaban pemilik pangkalan tersebut dan kemudian menyampaikan keluhan salah seorang warga Sipatana yang sudah tidak mendapatkan jatah gass pada jadwal yang sudah ditentukan sejak awal Ramadhan.
Pemilik pangkalan tersebut malah menjawab bahwa itu sudah risiko bagi orang yang sudah tidak mendapatkan jatah gass elpiji jika terambat datang.
Nah pertanyaannya, jika warga yang sudah masuk dalam daftar kuota tidak mendapatkan jatah, maka jatah gas elpijinya dikemanakan, atau dijual ke siapa yang yang tidak masuk dalam daftar kuota. Pertanyaan menggelitik ini sudah tidak bisa dijawab pemilik pangkakalan tersebut.
Mak Ade, warga Molosipat U, Kota Gorontalo mengaku selama dua pekan terakhir mulai merasakan kelangkaan gas elpiji ukuran 3 Kg. Terlebih kata Mak Ade, yang juga merupakan agen penjualan gas, mengatakan, saat ini ia sulit memenuhi permintaan dari para pelanggannya.
“Jujur pak, ini saja masyarakat yang di kompeks ini (tetangga) sudah berebutan. Kalau dulu pak, jangankan tetangga, itu ada juga konsumen yang datang dari jauh masih bisa kebagian, kalau sekarang sudah sulit,”ungkapnya.
Makin penasaran, wartawan koran ini kemudian melakukan penelurusan di wilayah Bone Bolango dengan mengambil sampel pangkalan elpiji secara acak. Ternyata kondisi yang sama terjadi di hampir semua pangkalan yang ada di daerah itu.
Yang paling parah di wilayah Kabupaten Gorontalo,disaat gas elpiji 3 kg siulit didapatkan di pangkalan meski dengan harga Rp 25-30 Ribu. Justru di salah satu pasar tradisional Desa Sidomulyo Kecamatan Mootilango elpiji banyak tersedia dengan harga Rp 50-60 Ribu perkilogram.
Hal ini diungkakan Hasna warga Desa Paris Kecamatan Mootilango Kabupaten Goorntalo. “Torang so susah cari gas elpiji 3 kg disini. Di pangkaan so susah cari gas, cuma di pasar Monggolito banyak tapi sampai Rp 60 Ribu,”kata Hasna.
Senada dikatakan Simon warga Dusun Beringin Desa Payu Kecamatan Motilango yang mengaku harga gas elpiji 3 kg sudah mencapai Rp 25 Ribu pertabung.
“So lama pangkalan jual gas elpiji 3 kg Rp 25 sampai Rp 30 Ribu. Torang so pake kayu bakar daripada susah cari gas,”ungkap Simon.
Saat dikonfirmasi terkait hal ini, Jr. Officer II Comunication & Relations PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi Muhammad Iqbal Hidayatulloh mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti permasalahan kelangkaan gass elpiji 3 Kg ini. (roy).










Discussion about this post