logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
Logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
logo gorontalo post
No Result
View All Result
Pemkot Gorontalo
Home Disway

Together Stronger

Lukman Husain by Lukman Husain
Thursday, 17 March 2022
in Disway
0
Doa Wadas

DISWAY

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

BAGAIMANA kalau Putin tidak bisa datang ke Bali? Untuk KTT G20 Oktober depan?

Mungkin Vladimir Putin sendiri ingin sekali datang ke Bali. Persoalannya: apakah pemimpin-pemimpin negara Barat tetap mau ke Bali kalau ada Putin di situ?

Saya pun membayangkan: betapa sibuknya Menlu kita, Ibu Retno Marsudi, sekarang ini. Berbagai jurus diplomasi harus ditemukan. Agar KTT G20 di Bali sukses.

Tapi, itu benar-benar tidak mudah.

Related Post

Airmata Ira

Nikmat Karina

Kopi (K)Mojang

Hemat Syarikah

Padahal, Indonesia ingin sekali bisa jadi ketua G20 yang hebat. Yang sukses. Yang jadi pembicaraan dunia. Bahwa Indonesia hebat.

Bali sudah berhias habis-habisan. Slogan-slogan berbahasa Inggris sudah dicanangkan. Termasuk slogan ini: Recover Together, Recover Stronger. Tepat sekali slogan itu. Untuk menandai berakhirnya pandemi Covid-19.

Kampanye G20 juga sudah meluas ke segala jurusan. Anda sudah tahu: Presiden Jokowi sendiri sering pakai jaket G20. Lihatlah ketika beliau berada di titik nol ibu kota baru Indonesia Senin-Selasa lalu. Jaket G20 warna merah dikenakannya di waktu malam. Di tenda kepresidenan. Di tengah hutan Kaltim.

Yang paling berat adalah bagaimana memberi tahu Putin untuk tidak perlu hadir. Bagaimana bisa tuan rumah tidak mengundang Rusia.

Tapi, tentu lebih baik satu tidak hadir daripada lebih dari sepuluh kepala negara lain yang absen. Apalagi kalau itu Amerika Serikat dan Inggris.

Tentu, tidak hadir satu –apalagi Putin– terasa sekali kurang lengkapnya.

Memang tahun lalu Putin juga tidak hadir di KTT Italia. Bahkan, ia sengaja keluar dari forum G8. Yakni, forumnya delapan negara industri. Rusia ngambek sejak negara-negara industri lainnya mengecam Rusia –yang menduduki Semenanjung Krimea milik Ukraina tahun 2014.

Serangan Rusia ke Ukraina kali ini ternyata tidak hanya memukul kita di bidang ekonomi. Tapi, juga menyulitkan kita di sektor diplomasi. Bahkan, serangan itu bisa merusak reputasi kita sebagai ketua G20.

Indonesia sudah berusaha berbaik-baik dengan kedua pihak. Namun, justru seperti terjepit. Pihak Barat menyalahkan Indonesia: mengapa tidak mau mengecam serangan Rusia itu.

Bahkan, duta besar Ukraina di Indonesia sampai menulis surat terbuka: kok Indonesia tidak malu bersikap tidak mau mengecam serangan Rusia.

Netizen di Indonesia menilai surat terbuka itu dianggap intervensi negara asing ke Indonesia.

KTT G20 di Bali memang masih lama: enam bulan lagi. Tapi, enam bulan itu tidak lama. Mungkin saja perang di Ukraina sudah selesai saat itu nanti. Tapi, luka-lukanya belum akan sembuh.

Maka, mengusahakan agar perang cepat selesai harus menjadi fokus Indonesia. Celah untuk damai itu tetap ada. Rusia tidak pernah menunjukkan minat untuk menduduki Ukraina. Rusia hanya menginginkan Ukraina menjadi negara netral. Agar tidak menjadi ancaman bagi Rusia.

Tapi, netral itu seperti apa?

Rusia kelihatannya tidak sampai mensyaratkan Ukraina harus menjadi senetral Swiss. Cukup kalau seperti Finlandia. Atau Austria.

Finlandia itu bukan anggota NATO. Bahwa Finlandia berada di organisasi Masyarakat Ekonomi Eropa, Rusia tidak mempermasalahkan.

Yang membuat Rusia sangat marah adalah perkembangan tahun 2019. Setelah Volodymyr Zelenskyy jadi presiden Ukraina.

Tahun itu upaya Ukraina untuk menjadi anggota NATO mencapai puncaknya. Keinginan untuk menjadi anggota NATO itu dimasukkan ke konstitusi Ukraina.

Padahal, sejak 2008 Rusia sudah menyatakan keberatan Ukraina masuk NATO. Di tahun itu memang ada pertemuan puncak negara-negara anggota NATO. Di Bukares, Rumania.

Salah satu putusan KTT Bukares itu adalah: Georgia dan Ukraina akan diterima sebagai anggota NATO.

Rusia tidak mempersoalkan Georgia: bekas Uni Soviet, tapi tidak bertetangga dengan Rusia. Dan lagi, Soviet tidak pernah membangun senjata nuklir di Georgia.

Ketegangan Rusia dengan NATO terjadi sejak KTT Bukares itu.

Tapi, bukankah wajar Ukraina mencari backing untuk keamanan negaranya?

Silakan. Rusia ternyata tidak keberatan Ukraina mencari jaminan keamanan dari negara lain. Asal jangan NATO. Ukraina bisa minta jaminan Amerika Serikat atau Inggris sekalipun. Tidak masalah. Asal jangan NATO.

Negara Eropa sendiri sebenarnya punya pikiran untuk mandiri. Presiden Prancis Emmanuel Macron termasuk yang ingin Eropa harus mandiri di bidang keamanan. Eropa, katanya, tidak boleh jadi korban persaingan antara Amerika dan Rusia. Macron berpikiran, Rusia adalah bagian dari Eropa.

Maka, perdamaian di Ukraina tidak lagi bergantung pada Putin dan Zelenskyy. NATO juga harus mencabut putusan KTT Bukares. Khususnya yang menjamin Ukraina menjadi anggota NATO.

Maka, perang masih belum akan selesai. Padahal, kalau perang Ukraina tidak selesai, saya tidak bisa membayangkan bagaimana jalannya KTT G20 di Bali. Masih ada waktu. Tapi, tinggal enam bulan. (Dahlan Iskan)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Tags: DahlanIskanDisway

Related Posts

Mantan Direktur Utama PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi-Istimewa-

Airmata Ira

Monday, 24 November 2025
--

Nikmat Karina

Tuesday, 18 November 2025
Kopi (K)Mojang

Kopi (K)Mojang

Monday, 17 November 2025
Hemat Syarikah

Hemat Syarikah

Thursday, 13 November 2025
Angsa Hitam

Angsa Hitam

Wednesday, 12 November 2025
Sugiri Sancoko dan reog Ponorogo-Foto: Dokumentasi Pemkab Ponorogo-

Meritokrasi Ponorogo

Monday, 10 November 2025
Next Post
Vaksinasi Anak, Polwan Cantik Dikerahkan

Vaksinasi Anak, Polwan Cantik Dikerahkan

Discussion about this post

Rekomendasi

Personel Samsat saat memberikan pelayanan pengurusan pajak di Mall Gorontalo.

Pengurusan Pajak Kendaraan Bisa Dilakukan di Mall Gorontalo

Monday, 1 December 2025
Personel Satuan Lalu Lintas Polresta Gorontalo Kota mengamankan beberapa motor balap liar, Ahad (30/11). (F. Natharahman/ Gorontalo Post)

Balap Liar Resahkan Masyarakat, Satu Pengendara Kecelakaan, Polisi Amankan 10 Unit Kendaraan

Monday, 1 December 2025
Anggota DPRRI Rusli Habibie bersam Wagub Gorontalo Idah Syahidah RH. (Foto: dok pribadi/fb)

Rusli Habibie Ajak Sukseskan Gorontalo Half Marathon 2025, Beri Efek ke UMKM

Friday, 28 November 2025
ILustrasi

Dandes Dataran Hijau Diduga Diselewengkan, Dugaan Pengadaan SHS Fiktif, Kejari Segera Tetapkan Tersangka

Monday, 13 January 2025

Pos Populer

  • Rita Bambang, S.Si

    Kapus Sipatana Ancam Lapor Polisi

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Senggol-Senggolan di Pemerintahan

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Ruang Inap Full, RS Multazam Bantah Tolak Pasien BPJS

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • GHM 2025, Gusnar Nonaktifkan Kadispora

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Dugaan Persetubuhan Anak Dibawah Umur, Oknum ASN Gorut Dibui

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
Gorontalopost.co.id

Gorontalo Post adalah Media Cetak pertama dan terbesar di Gorontalo, Indonesia, yang mulai terbit perdana pada 1 Mei 2000 yang beral...

Baca Selengkapnya»

Kategori

  • Boalemo
  • Bone Bolango
  • Disway
  • Ekonomi Bisnis
  • Gorontalo Utara
  • Headline
  • Kab Gorontalo
  • Kota Gorontalo
  • Kriminal
  • Metropolis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Persepsi
  • Pohuwato
  • Politik
  • Provinsi Gorontalo

Menu

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.

No Result
View All Result
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.