Kejagung RI Lakukan Inspeksi di Kejari Boalemo

Gorontalopost.id – Inspektur Wilayah III Kejaksaan Agung (Kejagung), Republik Indonesia, Firdaus Dewilmar, S.H, melakukan inspeksi di Kejaksaan Negeri (Kejari) Boalemo.

Pantauan Gorontalo Post, kunjungan tersebut diterima langsung oleh Kejari Boalemo beserta jajaran. Kunjungan Inspektur III ke Kejati Gorontalo dan Kejari yang ada di wilayah hukum Gorontalo tersebut, tidak lain merupakan inspeksi umum, di mana inspeksi ini tidak lain untuk memastikan apakah pelaksanaan tugas pokok fungsi (Tupoksi) Kejaksaan, berjalan sebagaimana mestinya.

Selain itu, memastikan lagi tugas-tugas tambahan yang diberikan oleh pemerintah kepada Kejaksaan, berjalan sebagaimana yang diharapkan oleh pemerintah.

Dikatakan Firdaus Dewilmar, S.H, bagaimana Kejaksaan dapat mendukung program kerja bupati yang tertuang didalam RPJMD yang ada. Selain itu, dengan tugas yang diberikan oleh Presiden. Contohnya, tentang Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) daerah.

Lanjut mantan Kejati Gorontalo ini, pihaknya menilai tidak terhubungnya Kecamatan Wonosari, Kecamatan Paguyaman dan Paguyaman Pantai. Padahal dari sisi grafis daerah, ini adalah dearah sentra ekonomi. Nah, di Paguyaman Pantai itu sudah ada pelabuhan, kenapa itu tidak ditumbuhkan sebagai sentra ekonomi baru.

“Nah, ada beberapa jalan yang belum selesai dikerjakan. Oleh karena itu, ini yang harus kita dorong pula, agar bagaimana para kepala desa di dua kecamatan, untuk bisa dana desanya diarahkan untuk pekerjaan jalan, sehingga terjadi konektifitas.

Jalan desa ini nantinya bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dalam mengangkat hasil bumi mereka kearah pelabuhan. Nanti setelah itu, bisa diangkut hasil bumi tersebut ke kapal menuju Tilamuta, Gorontalo maupun Bitung dan lain sebagainya,” jelasnya.

Hal lainnya yang turut disinggung yakni tentang kelangkaan minyak goring. Padahal masyarakat Gorontalo tidak pernah ada kelangkaan minyak.

Sebab, Gorontalo kaya akan minyak kelapa. Oleh sebab itu, ini harus di dorong, bagaimana sentra ekonomi baru terwujud, khususnya minyak goreng yang terbuat dari kelapa, ketimbang Gorontalo harus mengirim ke daerah Sulut atau ke pabrik Bimoli.

“Kenapa, disini tidak di dorong pembangunan pabrik minyak kelapa melalui dana KUR atau lainnya. Dengan adanya anggaran yang dimiliki daerah, maka akan sangat membantu sentra ekonomi baru, khususnya mengatasi kelangkaan minyak goreng.

Apalagi minyak kampung di daerah Gorontalo sangat bagus, dan didukung oleh sumber daya alam yang melimpah. Seharusnya ini bisa diwujudkan,” tandasnya. (Tr-75)

Comment