LIMBOTO -GP- Nahas dialami salah seorang karyawan pabrik tepung kelapa PT Tri Jaya Tangguh yang berada di Kabupaten Gorontalo. Karyawan bernama Saiful Mayang (33), mengalami kecelakaan kerja yang cukup serius. Tangan kirinya tergiling mesin pengupas tempurung saat dia baru akan mulai bekerja pada Rabu (17/11) pagi. Insiden itu mengakibatkan sekujur tangan kirinya mengalami patah tulang. Dari lengan atas hingga lengan bawah. Berdasarkan penuturan adik korban, Safrudin Mayang, yang juga bekerja di pabrik tepung kelapa itu, kecelakaan kerja itu berawal saat para karyawan baru akan memulai aktifitas kerja pada pagi hari sekitar pukul 07.30 Wita.
Ketika itu, kakaknya bekerja di bagian pengupas tempurung kelapa, akan mengambil martil yang berada di bawah mesin. Tapi nahas, kaus tangan kakaknya tersangkut di mesin pengupas tempurung kelapa yang sedang hidup. “Saat tersangkut, kakak saya berniat menarik kaus tangannya. Tapi justru tangan kirinya tertarik dan langsung tergiling mesin sampai lengan atas,” ujarnya.
Safrudin mengaku mengetahui detil kejadian itu dari cerita karyawan lain yang melihat peristiwa itu. Karena saat kejadian, dia berada di tempat terpisah. Safrudin mengaku, mengetahui ada kecelakaan kerja saat ada sejumlah karyawan yang berteriak meminta pertolongan. “Awalnya saya berpikir ini hanya teriakan biasa. Karena di dalam pabrik karyawan yang berteriak sudah hal biasa,” ujarnya.
Namun beberapa saat, Safrudin mulai merasakan firasat buruk. Ada kejadian buruk yang terjadi. Karena seketika karyawan langsung berkumpul di lokasi kejadian.
“Saat saya mendekat ternyata kakak saya yang jadi korban kecelakaan kerja,” ungkapnya. Mengeluarkan tangan kiri korban dari mesin membutuhkan waktu lama. Sekitar satu jam. Setelah berhasil, korban langsung dilarikan ke klinik Yulia untuk mendapatkan penanganan darurat. “Setelah itu langsung dirujuk ke RS MM Dunda Limboto,” tambahnya.
Sarifudin memastikan, pihak perusahaan siap bertanggungjawab terhadap insiden ini. Perusahaan akan membiayai pengobatan kakaknya di rumah sakit. “Kakak saya juga adalah peserta BPJS ketenagakerjaan,” urainya. Saat di rumah sakit MM Dunda, korban menjalani operasi selama empat jam setengah. Dari pukul 16.00-20.30 wita. Hingga operasi selesai, korban masih dalam kondisi belum sadar. Dokter spesialis bedah, dr Irawan Huntoyungo yang menangani operasi terhadap korban menjelaskan bahwa, korban mengalami patah tulang di lengan atas dan lengah bawah. Selain ada jaringan syaraf yang putus. “Makanya operasinya lama. Tapi tidak semua luka dijahit. Karena kami menggunakan metode perawatan terbuka,” jelas Irawan.
Setelah menjalani operasi korban menjalani perawatan di ruang ICCU. Sementara itu, istri korban, Fatrawati Yusuf Huruji mengaku, mengetahui insiden yang menimpa suaminya sekitar pukul 08.00 Wita. Fatrawati diberitahu oleh adik korban melalui telepon.“Di telepon disampaikan suami saya kecelakaan di pabrik dan akan dirujuk ke RS MM Dunda,” ujar Fatrawati. Mendengar kabar itu, dia langsung bergegas ke rumah sakit. Hingga awak media ini mewawancarai Fatrawati di rumah sakit tadi malam, dia mengaku belum melihat langsung luka serius yang dialami suaminya. Dia hanya melihat hasil foto rontgen. “Saya belum lihat langsung. Saya juga takut luka dan darah,” ungkap Fatrawati warga Desa Paris itu. (wie)












Discussion about this post