GORONTALO -GP- Bencana banjir rupanya belum mau beranjak dari Gorontalo. Setelah menerjang dua kecamatan di Kabupaten Bone Bolango yaitu Kecamatan Bulango Utara dan Bulango Selatan, Rabu (3/11), kini banjir bandang melanda tiga kecamatan di Kabupaten Gorontalo, Kamis (4/11) kemarin. Yaitu Kecamatan Limboto, Limboto Barat dan Tibawa.
Wilayah ini memang sudah menjadi langganan banjir. Tapi banjir kali ini, lebih parah dari sebelumnya. Sejak petang hingga tadi malam, media sosial seperti facebook dan whatsapp dihiasi foto dan video kondisi banjir di Kabupaten Gorontalo. Yang menguploadnya adalah warga di lokasi bencana. Dari postingan itu terlihat, jalan dan rumah warga, banyak yang terendam.
Dari informasi yang dihimpun Gorontalo Post, bencana banjir yang diawali dari hujan lebat yang melanda Kabupaten Gorontalo mulai pukul 18.30 wita itu, tak hanya merendam pemukiman warga. Tapi juga menghanyutkan dua warga di Dusun Yihe, Desa Daenaa, Kecamatan Limboto Barat. Dua warga itu adalah Ibu dan Anak.
Yaitu Rita Jali (35) dan Andi (9). Keduanya terseret saat rumah mereka yang berada di bantaran sungai mulai tergenang banjir sekitar pukul 19.00 wita. Saat itu air di dalam rumah sudah mencapai pinggang orang dewasa. Saat keluar rumah untuk mencari tempat evakuasi, nasib nahas menimpa ibu dan anak itu. Keduanya terseret arus air yang cukup deras. Suami Rita yang melihat kejadian itu berupaya untuk menyelamatkan istri dan anaknya.
Tapi dia hanya berhasil memegang tangan anaknya meski sempat terseret air hampir sekitar 300 meter. Sementara istrinya terseret air dan belum ditemukan hingga berita ini dilansir. “Isterinya sampai saat ini masih dalam pencarian,” ungkap Plt Camat Limboto Barat, Rahmat Mohammad.
Hingga tadi malam, pencarian terhadap Rita terus dilakukan oleh tim gabungan dari Basarnas, Polres, Koramil dan Warga. “Saya menghimbau kepada warga masyarakat di Kecamatan Limboto Barat untuk tetap waspada. Apalagi saat ini sejumlah jalan mulai longsor,” tandas Rahmat.
Sejumlah warga yang diwawancarai mengakui, banjir bandang kali ini paling parah dari sebelumnya. Yanto Koly, salah seorang warga di Kecamatan Tibawa mengaku, rumahnya cukup tinggi. Pondasinya mencapai satu meter. Tapi banjir bisa masuk sampai ke dalam rumah. “Air di dalam rumah saya sudah sampai lutut orang dewasa,” ungkap Yanto.
Rumah Yanto menjadi tempat evakuasi warga sekitar yang rumahnya terendam lebih parah. Dia meminta Basarnas dan instansi terkait agar secepatnya mengevakuasi warga yang mengungsi di rumahnya. “Kebanyakan Lansia dan Balita,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Gorontalo Sumanti Maku menjelaskan, ada tiga kecamatan yang diterjang banjir bandang. Yakni Kecamatan Limboto meliputi Kelurahan Pone dan Kelurahan Tenilo. Kemudian Kecamatan Limboto Barat meliputi Desa Haya-haya, Desa Padengo, Yosonegoro dan Desa Daenaa. Serta Kecamatan Tibawa meliputi Desa Labanu, Desa Iloponu, Desa Botumoputi, Balahu dan Datahu.
“Untuk Kecamatan Tibawa memang terparah dengan ketinggian air mulai dari lutut orang dewasa sampai 1 meter keatas. Banjir diakibatkan bertemunya luapan sungai Molalahu dan sungai Alo,” ungkap Sumanti.
Selain banjir, ruas jalan trans Sulawesi di Desa Iloponu dan Desa Botumoputi, Kecamatan Tibawa juga tertimbun longsor. “Saat ini kami terus melakukan upaya evakuasi daerah-daerah yang parah,” ungkap Sumanti.
Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Gorontalo, Titi Nur, menambahkan pihaknya memprioritaskan evakuasi terhadap korban bencana utamanya para Lansia dan Balita. Korban bencana di Tibawa dievakuasi ke masjid jami Ar Rahman. “Alhamdulillah perahu karet pun sudah tiba, sehingga proses evakuasi warga pun lebih cepat,” jelasnya.
Selain membangun posko pengungsian, Dinas Sosial bersama Tagana juga telah membuka dapur umum. Titi mengatakan, warga korban banjir selain membutuhkan makanan juga pakaian kering layak pakai.
Hingga berita ini diturunkan, BPBD,Tagana maupun Basarnas, masih terus melakukan evakuasi terhadap warga korban bencana banjir. Sementara itu, di Desa Tolongio Satu, Kecamatan Anggrek, Gorontalo Utara juga dilaporkan dilanda banjir bandang. Sejumlah warga bahkan mengamankan diri di lantai dua rumah mereka, karena air yang terus naik. (wie)












Discussion about this post