Evakuasi WNI dari Afganistan Berlangsung Dramatis

JAKARTA – Pemerintah Indonesia berhasil mengevakuasi sebanyak 26 warga negara Indonesia (WNI) untuk keluar dari Afghanistan yang sedang dilanda krisis keamanan setelah pengambilalihan kekuasaan oleh kelompok Taliban.
“Alhamdullilah, Pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi WNI dari Kabul, Afghanistan dengan pesawat TNI Angkatan udara,”tulis Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di akun resmi Twitternya, Jumat (20/8).

Menlu Retno melalui cuitannya di Twitter menyebutkan bahwa pesawat TNI AU yang membawa para WNI yang dievakuasi dari Kabul, Afghanistan sudah berada di Islamabad, Pakistan untuk melanjutkan penerbangan ke Indonesia.

Tim evakuasi telah berhasil membawa keluar sebanyak 26 orang WNI termasuk staf KBRI Kabul, 5 warga Filipina, dan 2 warga Afghanistan — yakni suami dari WNI dan staf lokal KBRI Kabul. Pesawat TNI AU yang membawa Warga Negara Indonesia dari Afganistan mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur sekitar pukul 03.09 WIB. “Alhamdulillah pada dini hari ini, WNI dari Afganistan telah berhasil kita evakuasi dan baru saja tiba dengan selamat di Jakarta,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu dini hari.

Kedatangan WNI dari Afganistan itu disambut langsung Menlu Retno Marsudi didampingi Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Retno memaparkan, pemerintah membawa pulang 26 WNI termasuk staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Afghanistan. Kemudian lima orang warga negara Filipina dan dua orang warga Afghanistan yang merupakan suami dari WNI dan staf lokal KBRI. “Selain WNI, dalam misi evakuasi ini ikut juga lima warga negara Filipina yang memang pemerintahnya meminta bantuan untuk ikut diangkut dalam misi evakuasi Indonesia,” ucap Menlu Retno.

Bantuan membawa warga negara asing dalam misi evakuasi, lanjut dia, bukan pertama dilakukan dan merupakan kewajiban kemanusiaan yang harus dilakukan. Sementara itu, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menambahkan evakuasi WNI dari Kabul ke Jakarta tersebut tidak ringan karena banyak permasalahan dan dinamika di lapangan yang dihadapi. “Namun semua bisa dilaksanakan dengan baik berkat kerja sama antar kementerian dan lembaga sehingga operasi ini bisa berjalan dengan aman dan lancar,” tutur Retno.

Seluruh WNI yang dievakuasi dan anggota tim evakuasi langsung menjalani protokol kesehatan sesuai aturan ketibaan dari luar negeri. Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mengungkapkan tantangan dalam proses evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Kabul, Afganistan, salah satunya izin mendarat pesawat TNI AU yang sempat ditunda karena situasi di negara itu yang tidak kondusif. “Perubahan yang sangat cepat menggambarkan dinamika di lapangan yang terus berubah. Dengan situasi baru ini berarti kita harus mengurus izin baru lagi,” kata Menlu Retno di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu dini hari.

Menlu Retno menjelaskan sesuai izin sebelumnya pesawat TNI AU mendarat di Bandara Hamid Karzai, Kabul, Afganistan pada 19 Agustus 2021 sekitar pukul 04.10 waktu setempat. Namun, mendadak izin mendarat tersebut ditunda dan ditarik kembali karena situasi di lapangan yang tidak kondusif. Koordinasi intensif kemudian digenjot baik secara internal dan eksternal dari 18 Agustus malam hingga 20 Agustus dini hari, untuk evakuasi hingga mengurus ulang izin mendarat di Bandara Hamid Karzai, Kabul.

Tak hanya itu, koordinasi lintas negara juga dilakukan melalui komunikasi langsung Menlu Retno dengan Menlu Turki, Menlu Norwegia, pihak Belanda, Amerika Serikat dan Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO. “Proses ini benar-benar sebuah proses yang tidak mudah dan memerlukan koordinasi yang kuat,” kata Menlu Retno Marsudi.

Setelah melalui koordinasi intensif, akhirnya izin mendarat di Kabul diterbitkan dan tim evakuasi kemudian bersiap berangkat menuju Afganistan pada 20 Agustus pukul 04.10 dan tiba di Kabul pukul 05.17 waktu setempat. Awalnya, pesawat TNI AU hanya berhenti 30 menit di Bandara Hamid Karzai, namun menjadi dua jam karena dinamika lapangan.

Pesawat akhirnya tinggal landas meninggalkan Kabul, Afganistan sekitar pukul 07.10 waktu setempat dan mendarat di Islamabad, Pakistan pukul 08.11 waktu setempat untuk mengisi bahan bakar. Setelah itu, pesawat TNI AU yang mengangkut 26 WNI tersebut kemudian terbang menuju Indonesia, dengan rute yang sama saat awal berangkat ke Afganistan.

Pesawat TNI AU dengan nomor A-7305 itu sebelumnya berangkat pada Rabu (18/8) pukul 06.00 WIB melalui rute Jakarta-Aceh kemudian Kolombo di Sri Lanka, selanjutnya menuju Karachi-Islamabad di Pakistan hingga Kabul, Afganistan. “Dalam proses evakuasi ini banyak hal yang harus kami lakukan secara paralel bukan ‘one after another’. Oleh karena itu, begitu pesawat ‘take off’ dari Halim, maka kami di darat melanjutkan mengurus izin lintas udara dan izin mendarat di Kabul,” ujarnya.

Menlu Retno menambahkan operasi evakuasi WNi itu dirancang matang dan penuh kehati-hatian serta “lowkey” atau dilakukan secara senyap. “Kehati-hatian dan sifat ‘lowkey’ ini diperlukan mengingat adanya dinamika lapangan yang sangat tinggi dan situasi yang sangat cair,” katanya. Saat ini, 26 orang WNI, lima orang warga negara Filipina dan dua warga negara Afganistan (satu suami dari WNI dan satu lagi perempuan staf KBRI) serta tim evakuasi menjalani protokol kesehatan setelah tiba di Jakarta. Menlu Retno menambahkan seluruhnya dalam kondisi baik, hanya satu orang diplomat Indonesia yang membutuhkan perawatan medis namun bukan mengidap COVID-19. (antara)

Comment