Keripik Singkong Jadi Usaha Baru

GORONTALO–GP – Keripik singkong salah satu jenis makanan ringan yang begitu banyak digemari oleh masyarakat Gorontalo.
Meskipun sekarang ini beragam jenis camilan telah beredar di pasaran, namun makanan ringan yang terbuat dari bahan baku singkong yang di potong tipis ini masih menjadi unggulan bagi kalangan masyarakat.

Wajar adanya bila sekarang ini banyak orang yang tertarik mengangkat keripik singkong sebagai peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Seperti yang dilakukan Nurwidad Paunu, salah seorang Mahasiswa dari Universitas Negeri Gorontalo yang mencoba membuka usaha di bidang kuliner.

Ia mengaku berawal dari hobinya yang suka memasak sehingga muncullah ide untuk membuka usaha kuliner dan keripik singkong adalah pilihannya. “Saya mulai berjualan keripik singkong dari semester empat berhubung semester empat itu sudah mulai di berlakukan kuliah online dan saya memanfaatkan waktu untuk berbisnis di bidang kuliner,” ungkap Nurwidad, Kamis (8/4).

Ia menceritakan, awal mula berjualan yaitu hanya rasa ingin mencoba-coba karena gemar memasak. Namun makin lama usaha keripik singkongnya ternyata banyak digemari oleh konsumen.

Dalam membangun usaha kuliner keripik singkong, mahasiswa yang akrab disapa Iwi ini mengaku tidak terlalu banyak mengeluarkan modal karena untuk bahan baku singkong ia biasanya mengambil dari kebunnya sendiri dan untuk bahan baku yang lainnya ia biasanya membeli di toko-toko terdekat.

Modal awal yang ia pakai hanya Rp 165 ribu. Pendapatan yang bisa didapatkan setiap hari Rp 400 ribu atau Rp 4 juta per bulan.  Jenis keripik yang dijual terdiri dari dua cita rasa, yaitu rasa balado dan jagung bakar.

“Saya jual keripik singkong per toples dan per sak untuk harga per toples besar saya jual dengan harga Rp 50 ribu sedangkan per sak kecil saya jual dengan harga Rp10 ribu,” ujarnya. Selain menjual keripik singkong, ia juga menjual berbagai macam kuliner seperti pisang coklat, minuman susu brilian, pisang epe, risoles dan telur geprek.

Untuk strategi pemasaran yang tepat dan usaha akan tetap berkembang meski di tengah pandemi Covid-19. Nurwidad memilih strategi pemasaran dengan promosi dan pendekatan dengan konsumen melalui sosial media dan dititipkan di warung terdekat.

Dari usaha kecil-kecilan yang ia buat sekarang ia sudah bisa membantu orang tuanya untuk menambah uang buat merenovasi rumah mereka dan mengganti handphone. Ia berharap orang lain juga bisa termotivasi dari pengalamannya tersebut.(dan/mgg-09)

Comment