Azis Syamsudin. (foto : istimewa)
JAKARTA – GP – Aksi Densus 88 Anti Teror menangkap tujuh terduga teroris dari Pohuwato, diapresiasi pimpinan DPR RI. “Kami mengapresiasi kinerja Densus 88 Anti Teror yang bersikap aktif dan bekerja cepat, mendukung pemerintah dalam upaya pemberantasan dan pencegahan terorisme di Indonesia,” kata Wakil Ketua DPR RI, Azis Syamsudin kepada wartawan, dikutip JPNN, Ahad (29/11). Ia mengaprsiasi, karena Densus meringkus tujuh orang terduga teroris di wilayah Kabupaten Puhowato, Provinsi Gorontalo, Jumat (27/11). Tujuh orang yang ditangkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri di Kecamatan Randangan, dan Buntulia, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo.
Dalam penangkapan terduga teroris yang sudah lama diintai ini, Densus 88 Antiteror Mabes Polri juga menyita empat pucuk senjata api (senpi) yang diduga kuat milik mereka yang ditangkap. Ketujuh orang itu usai ditangkap langsung dibawa ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. “Densus 88 Antiteror sebagai unsur pelaksana tugas pokok di bidang penanggulangan tindak pidana terorisme telah melaksanakan tugasnya dengan sangat baik,” kata pimpinan DPR bidang koordinasi politik, hukum, dan keamanan, ini.
Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap terduga pelaku perakit bom di Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton, 17 Juli 2009 lalu, Taufik Bulaga (TB) alias Upik Lawanga, di Lampung. Azis yang juga mantan ketua Komisi III DPR itu turut memberikan apresiasi kepada Densus 88 Antiteror Mabes Polri atas penangkapan Taufik Bulaga yang diduga sebagai ahli perakit bom itu.
DPR pun meminta untuk segera mencari dan menangkap DPO terorisme lainnya yang kerap mengganggu keamanan Republik Indonesia,” kata Azis. Ia berharap Densus 88 Antiteror Mabes Polri selalu berkoordinasi dan bersinergi dengan lembaga terkait seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Selain itu, juga terus berupaya mengantisipasi terjadinya terorisme dengan melakukan pendekatan sosial budaya. “Ini penting bagi kita untuk menyosialisasikan kepada masyarakat tentang ancaman terorisme dengan pendekatan budaya,” terang Azis. Ia menambahkan, Indonesia memiliki Pancasila sebagai dasar dan falsafah bangsa yang telah dipilih dan diformulasikan oleh pendiri republik ini. “Untuk itu, Pancasila telah menjadi hal final yang harus dipahami dengan baik dan benar dalam merekatkan bangsa,” pungkasnya. (boy/jpnn)
Comment