Musda Golkar Kota, Meyke Tak Maju, Marten Bakal Aklamasi

GORONTALO -GP- Satu persatu, kader Golkar yang berpotensi maju di Musda DPD II Golkar Kota Gorontalo, menyatakan batal mencalonkan diri. Bila sebelumnya Fikram Salilama menyatakan sudah tak akan maju di Musda, kini Meyke Camaru menyatakan sikap serupa.  Dengan kondisi itu, membuat Musda DPD II Golkar Kota berpeluang berujung aklamasi. Marten Taha punya kans besar untuk memimpin Beringin Kota Gorontalo untuk periode ketiga. Pasalnya Fikram dan Meyke selama ini disebut-sebut menjadi lawan kuat Marten Taha di Musda.

Meyke Camaru menyatakan sikapnya untuk tak maju dalam pencalonan Ketua Golkar Kota Gorontalo, saat Gorontalo Post mewawancari Sekretaris Fraksi Golkar Deprov Gorontalo itu, kemarin (10/11).  “Saya memutuskan tak maju di Musda setelah mencermati konstelasi Musda dan melakukan hitungan politik,” tandasnya. Meyke Camaru menjelaskan, selama ini kader Golkar Gorontalo memandang Rusli Habibie sebagai panglima partai. Sehingga semua arahan dan perintah Rusli Habibie menjadi keharusan bagi kader Partai untuk melaksanakannya. “Dan sepertinya pak Rusli Habibie masih tetap menginginkan agar Golkar Kota Gorontalo masih tetap dipimpin pak Marten,” tandasnya.

Menurut Meyke Camaru, posisi Marten Taha yang masih menjabat Walikota Gorontalo memang sangat strategis untuk mendukung kebesaran partai Golkar Kota Gorontalo di masa mendatang. “Makanya bagi saya memang pak Marten masih menjadi figur yang tepat untuk memimpin Golkar Kota,” tandasnya. Dia mengatakan, kejelasan sikapnya untuk tak maju dalam pencalonan di Musda ini juga sekaligus untuk memberikan kejelasan terhadap kader-kader Golkar yang selama ini mengaspirasikan dirinya untuk mencalonkan diri sebagai Ketua Golkar Kota Gorontalo. “Sehingga sekarang ini kan semuanya bisa jelas,” ungkapnya.

Lebih jauh Meyke Camaru mengatakan, kalaupun Marten Taha masih akan tetap memimpin Golkar Kota Gorontalo, hal itu tidak akan mengganggu kaderisasi kepempimpinan di tubuh Golkar. Sebab, ada ruang-ruang lain bagi kader partai untuk bisa terus melatih dan mengasa jiwa kepempinan. “Tapi menurut saya yang harus lebih dikedepankan adalah kepentingan partai. Yaitu bagaimana Golkar bisa terus lebih besar dan mempertahankan kejayaannya di masa mendatang. Dan tentu harus dipimpin oleh kader-kader yang punya sumber daya untuk menstimulus kebesaran Golkar,” pungkasnya. (rmb)

Comment