Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Kondisi para korban kebakaran rumah di Kelurahan Dulalowo Timur, Kota Gorontalo hingga kini kondisinnya masih memprihatinkan. Mereka Ada yang tidur di emperan rumah warga, emperan toko bahkan ada juga yang tidur sekitar puing-puing rumah yang tersisa dari kebakaran.
Seperti kondisi yang dialami Arina Rauf, seorang ibu rumah tangga yang rumahnya ludes tak bersisa saat ditemui Gorontalo Post mengatakan, seluruh harta bendanya hangus dan hanya menyisakan pakaian di badan.
Kini sudah tiga hari pasca kebakaran, Arina bersama lima anggota keluarganya terpaksa hidup dalam kondisi serba terbatas. Karena kondisi rumah yang sudah rata dengan tanah, mereka harus membagi tempat untuk beristirahat.
Anak-anak laki-lakinya terpaksa tidur beralaskan seadanya di emperan toko milik Haji Udin Akub yang merupakan tetangga mereka. Sementara Arina sendiri memilih menumpang di rumah ponakannya yang tidak jauh dari lokasi kejadian.
Kehidupan sehari-hari keluarga ini pun kini sangat bergantung pada uluran tangan warga sekitar. Untuk makan dan minum, para tetangga di Kelurahan Dulalowo Timur bergotong-royong mengantarkan bantuan.
Urusan mandi dan keperluan bersih-bersih pun harus dilakukan dengan cara menumpang di rumah warga, karena fasilitas di rumah mereka sendiri sama sekali tidak bisa digunakan lagi.
Kabar mengenai musibah ini pun telah sampai ke telinga pemerintah. Arina mengaku bersyukur karena bantuan mulai datang, termasuk dari Kementerian Sosial RI yang memberikan perlengkapan tidur seperti alas dan bantal, serta peralatan dapur untuk digunakan sementara waktu.
Selain itu, Pemerintah Kota Gorontalo juga telah menyalurkan bantuan berupa bahan pangan demi memastikan keluarga tersebut tetap bisa makan di tengah situasi sulit ini.
Meski cobaan yang dihadapi begitu berat, Arina dan keluarganya mencoba tetap tegar menghadapi kenyataan. Hingga saat ini, mereka masih tetap berusaha bekerja dan beraktivitas seperti biasa untuk menyambung hidup.
Bagi Arina, dukungan dari pemerintah dan kedermawanan para tetangga adalah kekuatan utama yang membuat mereka sanggup bertahan meski harus tidur terpisah dan kehilangan tempat bernaung.
Sementara itu Fandi Liando alias Adi juga mengaku bahwa pihaknya harus menginap di tempat seadannya. Begitupun untuk mandi serta makan dengan kondisi serba terbatas.
“Kerugian yang saya alami pribadi hanya untuk barang-barang elektronik dan bahan-bahan untuk AC itu sekitar Rp 500 Juta belum terhitung dengan banguan rumah serta barang-barang berharga lainnya yang totalnnya mencapai Rp 1,5 milyar,”ungkap Adi. Korban kebakaran lainnya kondisinnya tidak jauh berbeda. mereka sebagian besar menumpang di rumah tetangga atau kerabat. (MG-10/Lal/roy).











Discussion about this post