Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Upaya Universitas Negeri Gorontalo (UNG) memperkuat integrasi antara riset kampus dan kebutuhan masyarakat kembali menjadi sorotan. Fasilitas Living Lab Fakultas Pertanian (Faperta), yang selama ini digadang sebagai pusat inovasi pertanian, dinilai belum dimanfaatkan secara optimal untuk mendorong hilirisasi hasil penelitian.
Hal ini mengemuka saat Rektor UNG, Prof. Eduart Wolok, meninjau langsung fasilitas tersebut pada Sabtu (30/11). Dalam kunjungan itu, Rektor menemukan potensi besar laboratorium alam milik Faperta, namun masih perlu dorongan agar hasil riset bisa lebih cepat dirasakan oleh sektor pertanian dan masyarakat luas.
“Living Lab harus menjadi pusat inovasi yang aktif, bukan hanya ruang praktik. Fasilitas ini harus melahirkan riset yang betul-betul menyentuh kebutuhan masyarakat. Rektorat akan memberi dukungan penuh untuk memastikan fungsi itu berjalan,” tegas Eduart.
Ia menyoroti pentingnya laboratorium lapangan sebagai penghubung antara dunia akademik dan realitas sektor pertanian, sehingga hasil penelitian tidak berhenti di jurnal atau seminar, tetapi benar-benar diadopsi oleh petani, pemerintah desa, hingga pelaku UMKM pertanian.
Dekan Faperta, Dr. Muhammad Mukhtar, mengakui bahwa Living Lab telah mendorong peningkatan riset dan publikasi ilmiah, khususnya terkait pengelolaan sumber daya lingkungan tanaman dan pertanian. Namun ia juga menegaskan perlunya dukungan lanjutan agar laboratorium ini menjadi pusat diseminasi teknologi yang lebih produktif.
“Living Lab harus menjadi motor hilirisasi inovasi pertanian. Ini ruang strategis bagi mahasiswa dan dosen untuk menghasilkan karya ilmiah yang tidak hanya bereputasi, tetapi juga aplikatif dan berdampak langsung,” jelasnya.
Living Lab sendiri telah dimanfaatkan sebagai wadah penelitian, praktik lapangan, dan pelatihan teknologi pertanian. Namun tantangan terbesar saat ini adalah memperkuat konektivitas antara hasil riset dengan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha, termasuk peluang kolaborasi dengan pemerintah daerah dan industri pangan.
Dengan dukungan rektorat, Faperta diharapkan mampu menjadikan Living Lab sebagai pusat inovasi berbasis kebutuhan lapangan, ruang hilirisasi teknologi pertanian, sumber solusi masalah pertanian daerah, media integrasi pendidikan–penelitian–pengabdian, laboratorium terbuka yang melibatkan masyarakat, UMKM, dan pemangku kepentingan pertanian.
Optimalisasi ini menjadi bagian dari agenda besar UNG dalam memajukan kualitas riset sekaligus memastikan setiap inovasi kampus memberikan manfaat nyata. (Tr-76)












Discussion about this post