Gorontalopost.co.id, JAKARTA – Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail, berhasil mengamankan program hilirisasi komoditas prioritas perkebunan dari Kementerian Pertanian RI untuk Gorontalo.
Dengan konsep kolaborasi antar pemerintah daerah, dan pemerintah pusat, Gorontalo termasuk dari sedikit daerah di Indonesia yang mendapatkan alokasi Anggaran Bantuan Tambahan (ABT) tahun 2025-2027.
Program ini menyasar hilirisasi perkebunan kelapa, dan perkebunan tebu, di tiga daerah di Gorontalo, yakni Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo, dan Kabupaten Pohuwato.
Terkait dengan itu, Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail menyatakan kesanggupan pelaksanaan ABT, yang ditandatangani bersama sejumlah Gubernur pada rapat koordinasi percepatan pelaksanana program hilirisasi komoditas prioritas perkebunan, yang disaksikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, di Jakarta, Senin (22/9).
Dalam program ini Gorontalo berhasil mendapatkan alokasi ABT yang dimulai tahun 2026 hingga 2027 senilai Rp 50,6 Miliar. Rincinya, tahun 2026 untuk komoditas kelapa seluas 10 ribu hektare, dan tebu seluas 550 hektar, dan di tahun 2027 yakni untuk komoditas kelapa seluas tiga ribu hektare.
“Untuk program ini Gorontalo mendapatkan alokasi ABT yang dimulai pada tahun 2026 yaitu untuk komoditas kelapa seluas 10 ribu hektar dan tebu 550 hektar. Kemudian tahun 2027 untuk komoditas kelapa seluas tiga ribu hektar. Jika dirupiahkan nilainya mencapai Rp50,6 miliar,” jelas Gubernur Gusnar Ismail.
Adapun pelaksanaan program ABT tahun 2026 untuk komoditas kelapa dibagi untuk dua kabupaten, yakni untuk komoditas kelapa seluas lima ribu hektar berada di Kabupaten Pohuwato, dan lima ribu hektar lagi di Kabupaten Gorontalo.
Sedangkan untuk komoditas tebu 400 hektar berada di Kabupaten Gorontalo dan sisanya 150 hektar di Kabupaten Boalemo. Sementara alokasi tahun 2027 untuk komoditas kelapa 1.500 hektar berlokasi di Kabupaten Gorontalo dan 1.500 hektar lagi ada di Kabupaten Pohuwato.
“Kami juga telah menyampaikan usulan untuk pengembangan komoditas kakao seluas 3.200 hektar kepada Kementerian Pertanian. Gorontalo memiliki komoditas kakao untuk mendukung program hilirisasi yang telah dipasarkan sampai ke Jepang melalui Tokya Food,” pungkas Gubernur Gusnar.
Pada kesempatan itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan pemerintah, telah menyiapkan anggaran sebesar Rp9,95 triliun melalui ABT periode 2025–2027 untuk meningkatkan produktivitas komoditas perkebunan, mulai dari kelapa, tebu, kopi, kakao, hingga lada. Dari program hilirisasi itu, pemerintah memproyeksikan nilai tambah hingga Rp138,49 triliun. (tro)











Discussion about this post