logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
Logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
logo gorontalo post
No Result
View All Result
Pemkot Gorontalo
Home Persepsi

Gorontalo di Jalur Niaga dan Perlintasan Budaya

Lukman Husain by Lukman Husain
Monday, 15 September 2025
in Persepsi
0
Basri Amin

Basri Amin

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Oleh:
Basri Amin
Fellow Pusat Analisis Regional

 

PELABUHAN Kwandang jelas sangat strategis di pantai Utara Gorontalo. Ia terhubung sepanjang jalur pantai yang juga menopang mobilitas komoditi di bagian utara, yaitu dengan Boroko, Kaidipang, Bolaang Itang. Jika diurut dari Timur ke Barat, pelabuhan-pelabuhan utama di kawasan ini adalah Amurang, Inobonto, Labuan Boroko, Kaidipang, Kwandang, Buol dan Toli-Toli.

Sejalur dengan itu, penting dicatat adalah pelabuhan Buol karena di wilayah ini terdapat penggalian emas, bahkan tetap aktif hingga awal abad ke-20 (Lapian, 2009: 47-48). Pantai adalah titik temu niaga yang dinamis, meski dalam kasus-kasus lain dinamika jaringan dan muara sungai dan pelabuhan pantai dan laut merupakan ruang yang dominan diceritakan dalam sejarah, sebagaimana terjadi pada umumnya di Asia Tenggara (Kathirithamby-Wells & Villiers, 1990).

Related Post

Gorontalo, Jangan “Lari” di Tempat

Guru Pejuang di Gorontalo

Senggol-Senggolan di Pemerintahan

Subjektivitas Penilaian Hasil Capaian Kinerja ASN: Kelalaian atau Sentimen ? 

Pelayaran bebas dan tentu saja arus perniagaan, yang datang dari luar kawasan ini hanya bisa memasuki laut Sulawesi melalui tiga arah. Dari arah utara, bisa bermula dari Laut China Selatan, melewati Laut Sulu, selanjutnya harus melewati beberapa alur pelayaran di sela-sela kepulauan Sulu.

Dari jalur timur, pelayaran yang datang dari kepulauan Maluku dan Pasifik akan melewati kepulauan Sangihe-Talaud. Terakhir, dari jalur barat-daya, peran Selat Makassar adalah jalur tunggal yang menyambungkan Laut Flores dan Laut Jawa dengan Laut Sulawesi (Lapian, 2009).

Di Teluk Tomini, kedudukan perdagangan lintas pulau sangat jelas merupakan karakter utamanya. Terdapat sejumlah pelabuhan yang menjadi basis interaksi ekonomi, baik sebelum kedatangan Barat maupun setelah periode pasca monopoli perdagangan dan pelayaran oleh Belanda dan Inggris, serta Jepang.

Perhatian pemerintah kolonial Belanda di kawasan Teluk Tomini makin terlihat sejak tahun 1893. Pengawasan dilangsungkan lebih intensif. Ini berlaku sejak dari Moutong sampai di Tojo. Sejumlah penguasaan usaha-usaha dagang dilakukan untuk mengontrol sirkulasi komoditi di kawasan ini.

Secara internal, sejumlah kerajaan kecil di Teluk Tomini kemudian membentuk “federasi” di mana posisi Moutong menjadi pusatnya. Di masa itu, posisi penguasaan pelaut-peniaga Mandar sangat fenomenal di Teluk Tomini. Mereka bahkan mempunyai koloni sendiri yang cukup luas. Karena itulah maka di tahun yang sama (1893), didirkan pula pos pengawas (polisi) yang ditempatkan di Parigi (DeKlreck, 1975: 460).

Melalui jalur niaga dan pelayaran itu pula kompetisi di antara kekuatan “perahu layar” (Bugis, Mandar, Makassar, Maluku) dan ekspansi “kapal uap” (Eropa) terjadi secara terbuka di akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20, sekaligus masih membenarkan kelanjutan dari “perebutan samudera” di Laut Sulawesi sebagaimana disimpulkan oleh Andri Lapian (1984).

Pada periode berikutnya, terutama pada era 1930an, membawa cakrawala baru bagi perlintasan (komoditi) dari Indonesia dan arus impor dari luar negeri dalam percaturan ekonomi dunia, khususnya di Asia Pasifik (Ratulangie, 1984).

Secara khusus, kedudukan pelabuhan Gorontalo sejak abad ke-19 telah diberi perhatian mendalam oleh Hasanuddin (2014) yang berhasil mengidentifikasi sejumlah armada Eropa dan bagaimana persinggungannya dengan kekuatan “perahu layar” yang sama-sama membangun divisi ekonomi yang ekspansif, baik dalam arti kedalam —pembelian hasil-hasil tambang, laut, perkebunan dan kehutanan–, maupun dalam arti keluar —berupa kegiatan suplai kebutuhan-kebutuhan lokal yang harus diimpor dari negara-negara lain, atau dari pulau Jawa–.

Sejak 1850an, sejumlah konsesi dagang menjadi tema sentral ekonomi kolonial yang menempatkan kawasan ini sebagai pusat monopolinya, terutama melalui jalur-jalur perjanjian resmi dengan penguasa-penguasa lokal (raja), di mana sistem pajak menjadi semakin dominan, demikian pula dengan bentuk-bentuk aliansi regionalnya untuk hampir semua komoditi utama yang disasar oleh Belanda, terutama di masa VOC dan di periode berikutnya di masa “pemerintahan langsung” (Juwono & Hutagalung, 2005; Hasanuddin, 2014).

Dinamisme ekonomi Gorontalo di abad ke-19, sebagaimana hal serupa dialami oleh banyak kawasan lain di Indonesia Timur yang tersambungkan sekian abad sebagai “kawasan rempah”, tidak bisa sepenuhnya dimengerti berdasarkan gambaran tunggal dengan hanya melihat monopoli dan penguasaan semata.

Kekuatan jaringan niaga Arab dan China sangat jelas “bermain” sangat lincah di antara kekuatan-kekuatan tersebut, termasuk di antaranya yang mempunyai reputasi penguasaan jalur niaga untuk komoditas tertentu, seperti damar, rotan, tekstil, beras, kayu-kayuan, minyak, hasil laut, dst.

Khusus untuk emas, logam dan hasil laut, pelaut Mandar adalah “pemain utama” di Teluk Tomini dan memiliki reputasi dagang, ekspansi wilayah di beberapa pulau dan penguasaan navigasi pelayaran yang terkenal sampai di Maluku (Karim, 2018; Hasanuddin, 2016). Penting pula digarisbawahi bahwa di masa itu, “budak” dan “senjata api” adalah juga sebagai barang dagangan (Henley, 2002; Juwono & Hutagalung, 2005).

Di jalur Sulawesi dan Maluku, pedagang Arab pada periode 1859-1915 sangat jelas membangun jaringannya sendiri yang kokoh, istimewa dan berpengaruh di sejumlah titik-titik produksi utama di beberapa kota pelabuhan dan pulau-pulau tertentu. Bahkan kedudukan komunitas Arab semakin mapan ketika otoritas kolonial memberi legalitas tertentu kepada mereka, baik di pasar pelayaran, pengumpulan/pembelian komoditi serta jalur-jalur pelayaran yang (terlanjur) memiliki ikatan lokal tertentu –-lebih sering karena koneksi Hadrami melalui jalur perkawinan—dan/atau sebuah keterterimaan karena sudah terbentuk “pemukiman Arab”.

Koneksi regional ini terbukti berpengaruh penting ketika pandemic menyerang Gorontalo secara berulang pada periode yang panjang (1833-1869). Ketika itu, perdagangan makanan atau kebutuhan pokok (beras) merupakan kebutuhan terpenting, sekalipun daya beli masyarakat dalam kondisi sangat lemah. Di sisi lain, kebijakan (pemerintah) kolonial Belanda relatif menolong di masa-masa sulit.

Ketika guncangan (ketersediaan) makanan kembali memuncak di Gorontalo, biasanya karena faktor kekeringan atau gagal panen, tercatat misalnya pada periode 1883-1886, kebijakan pemerintah memberlakukan beras diimpor dari Minahasa, Makassar, Bali atau Saigon, sementara sagu didatangkan dari Pulau Togean (Henley, 2005).

Interaksi lintas etnis yang lebih intensif di Teluk Tomini sepanjang abad ke-19 sampai abad ke-20 telah dicatat oleh Ulaen (2005) dengan menunjukkan bagaimana pola migrasi di beberapa pulau utama di Teluk Tomini membentuk relasi-relasi baru antara “pendatang” dan “warga lokal”, baik di perkotaan maupun di wilayah perdesaan.

Di luar itu, komposisi penduduk yang makin majemuk dan perubahan pola ekonomi pun menjadi lebih dinamis. Sebagaimana dikaji oleh Ulaen (2005), etnisitas (penduduk) di Teluk Tomini ditandai dengan keragaman bahasa lokal yang tersebar di hampir semua pulau yang berpenghuni. Kelompok etnis di Teluk Tomini tidak kurang dari 26 komunitas dengan varian lokasi dan bahasanya masing-masing. ***

 

Penulis adalah bekerja di Universitas Negeri Gorontalo;
Surel: basriamin@gmail.com

Tags: basri aminHarian Persepsipersepsispektrum sosialtulisan basri amintulisan persepsi

Related Posts

Basri Amin

Gorontalo, Jangan “Lari” di Tempat

Monday, 1 December 2025
M. Rezki Daud

Guru Pejuang di Gorontalo

Wednesday, 26 November 2025
Rohmansyah Djafar, SH., MH

Subjektivitas Penilaian Hasil Capaian Kinerja ASN: Kelalaian atau Sentimen ? 

Monday, 24 November 2025
Basri Amin

Senggol-Senggolan di Pemerintahan

Monday, 24 November 2025
Pariwisata Gorontalo: Potensi Ekonomi, Ancaman Ekologis, dan Risiko Greenwashing Tourism

Pariwisata Gorontalo: Potensi Ekonomi, Ancaman Ekologis, dan Risiko Greenwashing Tourism

Friday, 21 November 2025
Basri Amin

Pemimpin “Perahu” di Sulawesi

Monday, 17 November 2025
Next Post
Sekda Kota Gorontalo, Ismail Madjid ketika melakukan audiens dengan mahasiswa dari Politeknik Filipina yang menjadi peserta program pertukaran mahasiswa bersama Universitas Bina Mandiri (UBM), Jum’at (12/9/2025) di ruang kerja sekda. (Foto: Prokopim)

Program Pertukaran Mahasiswa, Sekda: Selaras dengan Visi Daerah

Discussion about this post

Rekomendasi

Personel Samsat saat memberikan pelayanan pengurusan pajak di Mall Gorontalo.

Pengurusan Pajak Kendaraan Bisa Dilakukan di Mall Gorontalo

Monday, 1 December 2025
Personel Satuan Lalu Lintas Polresta Gorontalo Kota mengamankan beberapa motor balap liar, Ahad (30/11). (F. Natharahman/ Gorontalo Post)

Balap Liar Resahkan Masyarakat, Satu Pengendara Kecelakaan, Polisi Amankan 10 Unit Kendaraan

Monday, 1 December 2025
Anggota DPRRI Rusli Habibie bersam Wagub Gorontalo Idah Syahidah RH. (Foto: dok pribadi/fb)

Rusli Habibie Ajak Sukseskan Gorontalo Half Marathon 2025, Beri Efek ke UMKM

Friday, 28 November 2025
ILustrasi

Dandes Dataran Hijau Diduga Diselewengkan, Dugaan Pengadaan SHS Fiktif, Kejari Segera Tetapkan Tersangka

Monday, 13 January 2025

Pos Populer

  • Rita Bambang, S.Si

    Kapus Sipatana Ancam Lapor Polisi

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Senggol-Senggolan di Pemerintahan

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Ruang Inap Full, RS Multazam Bantah Tolak Pasien BPJS

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • GHM 2025, Gusnar Nonaktifkan Kadispora

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Dugaan Persetubuhan Anak Dibawah Umur, Oknum ASN Gorut Dibui

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
Gorontalopost.co.id

Gorontalo Post adalah Media Cetak pertama dan terbesar di Gorontalo, Indonesia, yang mulai terbit perdana pada 1 Mei 2000 yang beral...

Baca Selengkapnya»

Kategori

  • Boalemo
  • Bone Bolango
  • Disway
  • Ekonomi Bisnis
  • Gorontalo Utara
  • Headline
  • Kab Gorontalo
  • Kota Gorontalo
  • Kriminal
  • Metropolis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Persepsi
  • Pohuwato
  • Politik
  • Provinsi Gorontalo

Menu

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.

No Result
View All Result
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.