Gorontalopost.co.id, GORONTALO – Ketergantungan siswa terhadap gadget dinilai sudah berada pada titik mengkhawatirkan. Alih-alih menjadi sarana penunjang pembelajaran, ponsel pintar justru sering kali berubah menjadi pengalih perhatian utama di ruang kelas. Menyikapi kondisi tersebut, Dinas Pendidikan Provinsi Gorontalo mengambil langkah tegas dengan membatasi penggunaan gadget di tingkat SMA.
Kepala Bidang (Kabid) SMA Dinas Pendidikan Provinsi Gorontalo, Since Ladji, menegaskan bahwa kebijakan ini diambil setelah menerima banyak keluhan dari guru di lapangan. Menurutnya, tidak sedikit siswa yang lebih sibuk menatap layar ketimbang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.
“Kalau tidak dibatasi, anak-anak ini lebih banyak menerima informasi dari gadget ketimbang dari guru. Itu yang membuat mereka sulit fokus, bahkan mengganggu ritme pembelajaran di kelas,” jelas Since.
Aturan baru ini menetapkan bahwa gadget hanya boleh dipakai dalam proses belajar apabila berkaitan langsung dengan materi yang diajarkan, dan penggunaannya harus seizin guru. Di luar itu, siswa diminta untuk menyimpan ponsel mereka dan kembali berinteraksi secara langsung dengan guru maupun teman sekelas.
Menurut Since, derasnya arus informasi yang masuk melalui gadget sering kali belum bisa difilter oleh siswa. Hal ini berpotensi membuat mereka lebih rentan terhadap distraksi dan menurunkan daya serap terhadap materi pelajaran. “Informasi yang tidak sesuai kebutuhan bisa mengganggu cara berpikir anak-anak,” tambahnya.
Dinas Pendidikan juga mengingatkan pentingnya sinergi antara sekolah dan orang tua. Pengawasan tidak cukup hanya di ruang kelas, tetapi harus dilanjutkan di rumah. Orang tua diminta ikut memastikan anak-anak tidak terlalu larut dalam penggunaan gadget, terutama untuk hal-hal di luar kebutuhan belajar.
Kebijakan ini diharapkan mampu mengembalikan perhatian siswa sepenuhnya ke ruang kelas. Dengan berkurangnya distraksi digital, proses belajar diharapkan berjalan lebih kondusif, efektif, dan pada akhirnya bisa mendongkrak prestasi siswa di Gorontalo. (Tr-76)












Discussion about this post