Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Taman Kuliner Kalimadu yang terletak di Kota Gorontalo, yang pernah menjadi destinasi kuliner favorit, kini tengah mengalami penurunan pengunjung yang signifikan.
Pantauan Gorontalo Post, kini kesunyian mulai menyelimuti area yang dulunya selalu ramai dengan aktivitas jual beli dan hiruk pikuk pengunjung. Tak lagi nampak masyarakat yang berkumpul untuk menikmati jajanan, sehingga suasana jalanan Kalimadu nampak sepi.
Mulyani (29) salah satu pedagang, merasakan dampaknya secara langsung. Ia mengenang masa-masa awal berjualan di Kalimadu, di mana setiap hari selalu ramai dan pendapatannya sangat menjanjikan.
“Dulu waktu awal berjualan, Taman Kuliner Kalimadu ini sangat ramai,” kenang Mulyani. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah pengunjung terus menurun. Pendapatannya pun ikut terdampak.
“Jika dulu saya bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp 1 juta per hari bahkan lebih, sekarang hanya sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu,” ujarnya.
Penurunan ini terasa signifikan, terutama pada hari-hari biasa dan saat cuaca hujan. Malam kamis dan malam minggu, yang dulunya menjadi hari-hari ramai, kini tak menjamin keramaian seperti sebelumnya.
Mulyani menduga beberapa faktor menyebabkan penurunan pengunjung. Kemunculan tempat kuliner baru di Gorontalo mungkin menjadi salah satu penyebabnya. Masyarakat mungkin mencari suasana baru dan variasi kuliner yang lebih beragam.
Selain itu, faktor kelelahan setelah bekerja juga mungkin berperan. Banyak orang lebih memilih untuk beristirahat di rumah daripada keluar mencari makan.
Meskipun Taman Kuliner Kalimadu menawarkan beragam pilihan makanan dan minuman, kenyataannya pengunjung tetap berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor lain di luar kualitas makanan dan minuman turut mempengaruhi minat pengunjung.
Strategi pemasaran yang lebih efektif dan inovasi mungkin diperlukan untuk menarik kembali pengunjung. Mulyani berharap Taman Kuliner Kalimadu dapat kembali ramai seperti dulu. “Saya berharap bisa ramai kembali, agar pendapatan saya dan teman-teman pedagang lain juga bisa meningkat,” harapnya.
Kisah Mulyani ini mewakili tantangan yang dihadapi para pedagang kecil di Taman Kuliner Kalimadu dan di berbagai tempat lainnya, menunjukkan perlunya strategi adaptasi dan inovasi dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. (Mg-04)










Discussion about this post