Gorontalopsot.co.id, POHUWATO – Ancaman deforestasi yang signifikan di Kabupaten Pohuwato, akibat pengembangan Hutan Tanaman Energi (HTE) untuk produksi pelet kayu, tak menyurutkan aktvitas ekspor untuk memenuhi pasar pelet kayu di Jepang dan Korea Selatan (Korsel).
Terbaru, Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail, dan Wakil Gubernur Idah Syahidah, Selasa (13/5) melepas ekspor pelet kayu yang diproduksi PT Biomasa Jaya Abadi ke Jepang dan Korea Selatan, langsung dari pelabuhan Lalape, Popayato Timur, Kabupaten Pohuwato.
Seperti diketahui deforestasi mengancam keanekaragaman hayati, lantaran habitat alami bagi berbagai spesies hewan dan tumbuhan dihancurkan demi bisnis ekspor pelet kayu. Selain itu, rusaknya kawasan hutan alami juga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem, dan berpotensi besar menyebabkan perubahan iklim dan bencana alam, seperti banjir, dan tanah longsor.
Di Gorontalo, PT. Biomasa Jaya Abadi menggelontorkan investasi senilai Rp1,52 triliun untuk produksi pelet kayu di Pohuwato. Perusahaan yang beroperasi empat tahun terakhir itu, bahkan sudah melakukan ekspor 34 kali, dengan kapasitas sebesar 376.271 ton pelet kayu telah dikirim ke Jepang dan Korea. Nilai cuannya tidak main-main, mencapai mecapai $52 juta atau Rp780 miliar.
Gubernur Gusnar Ismail, menyambut baik ekspor pelet kayu yang dilakukan PT Biomasa Jaya Abadi itu. Kata Gusnar, aktivitas ekspor tersebut signifikan terhadap perekonomian Gorontalo. “Oleh sebab itu, kami datang di sini untuk meninjau. Kami memang dalam program, saya dengan Ibu Idah (Wakil Gubernur), untuk mendatangi setiap kecematan yang ada di Provinsi Gorontalo,” kata Gubernur Gusnar dikutip dari laman resmi Pemprov Gorontalo, kemarin.
Dengan ekspor pelet kayu langsun dari Pohuwato, Gubernur menyebut, jika kabupaten paling barat Gorontalo itu punya peran strategis mendongkrak ekonomi daerah. Tidak heran jika Gorontalo pada Triwulan I mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi keempat secara nasional di angka 6,07 persen.
“Hari ini kita mulai dari ujung barat Provinsi Gorontalo, dari Popayato, dan salah satu yang dimiliki oleh Popayato ini adalah investasi. Oleh sebab itu, kami mengharapkan ekosistem daripada investasi ini harus berjenjang yaitu kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan juga perusahaan itu sendiri,” lanjut mantan dosen di Lemhanas RI itu.
Gusnar berharap agar perusahaan dapat memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Jumlah pohon yang ditebang harus sejalan dengan pohon yang ditanam kembali. Rekrutmen sumber daya lokal juga menjadi penekanan Gubernur Gusnar. (tro)












Discussion about this post