Gorontalopost.co.id, GORONTALO – Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Gorontalo bersama sejumlah aliansi buruh lainnya menggelar aksi menyampaikan aspirasi mereka di halaman rumah dinas (rudis) Gubernur Gorontalo, Kamis (01/05/2025), bertepatan dengan peringatan Hari Buruh Internasional.
Aksi ini menyoroti 7 tuntutan mengenai isu nasional dan daerah, dengan harapan pemerintah daerah bisa segera menindaklanjuti berbagai persoalan yang mereka alami. Dalam aksi ini, para buruh menuntut penegakan hak-hak ketenagakerjaan, baik dalam lingkup nasional maupun daerah.
Mereka menuntut perlindungan dalam UU Ketenagakerjaan yang baru, antisipasi pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dengan pembentukan satgas PHK, pengesahan UU PRT, serta penolakan sistem outsourcing dan pola hubungan kerja berbasis kemitraan.
Tuntutan buruh juga mencakup isu-isu lokal yang dianggap krusial. Di antaranya, pemidanaan terhadap pengusaha yang tidak membayar upah minimum provinsi (UMP), pengusaha yang mengabaikan kepesertaan pekerja dalam jaminan sosial baik BPJS Ketenagakerjaan maupun BPJS Kesehatan, serta pengusaha yang anti terhadap pembentukan serikat buruh.
Koordinator lapangan (korlap) aksi hari buruh di Gorontalo, Andrika Hasan juga menyinggung sulitnya buruh mengakses BPJS, meski sudah bertahun-tahun menyuarakan persoalan tersebut.
“Sangat aneh jika buruh tidak memiliki BPJS, kasihan kami Pak Gubernur, masa sampai sekarang masih banyak buruh tidak punya BPJS. Sementara guru-guru sudah dilindungi. Kami apresiasi pengusaha yang sudah taat aturan, tapi tolong kami yang belum terjamah,” ujarnya. Ia juga berterima kasih karena Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, bersedia hadir langsung mendengarkan tuntutan mereka.
Menanggapi aspirasi tersebut, Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail menegaskan komitmennya untuk menindaklanjuti seluruh tuntutan. “Isu nasional pasti akan kami tindaklanjuti di provinsi. Untuk isu lokal, saya akan bentuk tim yang melibatkan perwakilan serikat buruh dan federasi untuk menelusuri perusahaan-perusahaan yang tidak membayar UMP. Saya sendiri belum tahu datanya, jadi kita bentuk tim agar bisa bersama-sama membahas dan menyelesaikannya,” jelas Gusnar.
Gusnar menambahkan bahwa tim ini juga akan berperan dalam merumuskan pola hubungan kerja yang sehat dan adil antara buruh dan pengusaha. “Mari kita laksanakan ini bersama-sama agar ke depan, kalau ada aksi lagi, isunya sudah berbeda karena masalah lama sudah kita selesaikan,” ucapnya. Ia pun menyampaikan apresiasinya atas aksi damai yang dilakukan buruh tanpa tindakan anarkis.
Selain menyampaikan aspirasi pada Gubernur, para buruh juga mengadukan langsung persoalan jaminan sosial kepada perwakilan BPJS yang hadir di lokasi. Mereka menegaskan bahwa keluhan terkait BPJS sudah berulang kali disuarakan setiap tahun, namun belum pernah ditanggapi secara serius.
Dalam aksi ini, puluhan buruh hadir untuk menyuarakan aspirasi mereka. Aksi unjuk rasa ini berlangsung secara damai. Usai menyampaikan seluruh aspirasi, massa melanjutkan aksi damai dengan melakukan pawai ke arah Bundaran Patung Saronde sebagai bentuk solidaritas dan peringatan Hari Buruh Internasional. (Mg 12)










Discussion about this post