logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
Logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
logo gorontalo post
No Result
View All Result
Pemkot Gorontalo
Home Disway

Krisis Bius

Lukman Husain by Lukman Husain
Tuesday, 15 April 2025
in Disway
0
RSUD TC Hillers--

RSUD TC Hillers--

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Oleh:
Dahlan Iskan

 

YANG harus dibius di rumah sakit ini 300 sampai 350 orang. Tiap bulan. Belum termasuk di dua rumah sakit swasta sekotanya.

Tapi sudah lebih dua bulan terakhir, tukang biusnya, dokter ahli anestesi, berhenti. Tidak ada lagi ahli anestesi di daerah itu. Sampai ada pasien yang meninggal dunia.

Related Post

Airmata Ira

Nikmat Karina

Kopi (K)Mojang

Hemat Syarikah

Dulunya ada dua dokter anestesi di situ: di RSUD TC Hillers. Di kota Maumere, Kabupaten Sikka, Flores. Dua-duanya sudah berhenti.

Yang satu, kontraknya habis tanggal 31 Desember. Berarti tinggal satu orang. Wanita. Bujangan. Namanyi: Yosefina Hermiyanti.

Dokter Yosefina kewalahan. Dua orang saja sangat berat. Apalagi sendirian. Dia sudah enam tahun di RSUD Hillers. Sejak 2018. Insentifnyi tidak pernah naik.

Dokter Yosefina memang punya kewajiban mengabdi di daerah. Lima tahun. Sudah selesai. Dia tabah-tabahkan satu tahun lagi. Akhirnya tidak kuat. Dia berhenti. Dia alumnus Universitas Udayana. Spesialis anestesinyi di Unair Surabaya.

Dokter satunya, laki-laki. Namanya: dr Remidazon Rudolfus Riba, ST, Sp.An. Dipanggil dokter Remi. Ia lahir di Desa Uwa, sebuah pulau kecil di seberang Maumere: Pulau Palue.

Dokter Remi alumni Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang lulus spesialis anestesi di Universitas Udayana, Bali.

Kontrak kerjanya di RS Hillers berlaku satu tahun. Remi sudah memperpanjang dua kali. Tiga tahun. Ia tidak mau lagi kontrak untuk tahun keempat. Terlalu berat. Usulannya untuk menambah dokter anestesi selalu diterima tapi tidak pernah ada dokter yang datang.

Kewajiban Remi mengabdi di NTT masih harus dua tahun lagi. Ia pilih akan tetap mengabdi di NTT tapi di kabupaten lain. Sementara ini ia ”menganggur”. Tanpa penghasilan. Ia merawat mertua yang sakit –sebagai pengganti istrinya yang dinas di Kalteng. Sang putri mertua, istri Remi, juga dokter spesialis. Tugasnyi di Palangkaraya.

Dua-duanya putra daerah asli Sikka. Kalau Remi lahir di pulau Yosefina lahir daratan Flores –sekitar 15 km sebelah timur Maumere.

Tentu Anda sudah bisa menebak: mengapa tidak ada dokter ahli anestesi yang mau ditempatkan di RSUD Hillers. Insentifnya kecil. Bebannya besar. Ukuran besar-kecil ini bandingannya adalah Ende atau Ruteng. Itu kabupaten tetangga. Nilai insentif itu hanya setengahnya. Di Ende bisa Rp 45 juta/bulan. Di Maumere Rp 20 juta.

Direktur RSUD Hillers, seorang wanita. dr Clara. Dokter umum. S-2 nyi di bidang kesehatan masyarakat. Clara orang baik. Dia setuju dengan usulan penambahan dokter anestesi. Agar biar pun insentif tidak naik tapi beban bisa berkurang.

Tapi Pemkab Sikka tidak bisa memenuhi permintaan itu. Alasannya: tidak ada anggaran. Pemkab tidak punya cukup uang untuk itu. Sudah bertahun-tahun alasannya sama.

Bupati baru Sikka, Juventus Prima Yoris Kago, kena getahnya. Begitu terpilih ia kalang kabut. Ia sudah langsung setuju penambahan ahli anestesi. Tidak bisa segera dapat.

RS Hillers adalah RS rujukan. Dokter di RS kabupaten lain bisa mengirim pasien ke Hillers. Misalkan jumlah yang harus dibius banyak. Kirim saja ke Hillers. Dokter di Hillers tidak bisa mengurangi beban dengan cara merujuk pasien ke RS lain. RS rujukan di atas Hillers adalah Kupang, di pulau Timor. Tidak mungkin.

Berarti bupati Sikka memang berat. Ia harus menyadari RS Hillers lebih berat dari RS kabupaten lain.

Nama Hillers diambil dari nama dokter misionaris asal Suriname yang pernah mengabdi di Sikka.

Jelaslah bahwa jumlah dokter ahli kian kurang. Kian tahun kekurangan itu kian terasa –kalau tidak ada pemikiran baru di bidang pendidikan spesialis.

Belakangan ini dua nama dokter di Sikka itu jadi bulan-bulanan media. Ada yang menulis: dua dokter itu mogok akibat insentif yang kurang. Kesannya: melanggar sumpah dokter.

Padahal mereka memang sudah berhenti. Yang satu kontrak sudah habis. Satunya lagi sudah berhenti tanpa ada prosedur yang dilanggar.

Bahkan gubernur baru NTT, asal Flores, mengancam: akan mencabut izin dokter tersebut.

Sebelum ada ancaman gubernur pun, dr Clara sudah mengadukan mereka ke Kemenkes. Mereka disidangkan. Keputusannya: mereka tidak bersalah.

Jadi, siapa yang salah?

Pasti bukan wanita yang meninggal dunia dalam keadaan hamil itu. Juga bukan ratusan pasien yang kini antre menunggu datangnya dokter anestesi.

Rupanya, untuk sementara, perlu relawan anestesi di sana. Kalau relawan boleh hanya bertugas dua minggu di sana rasanya akan ada peminat. Bergantian. Tinggal sediakan tiket pesawat dan penginapan.

Tentu repot. Kenapa tidak memperbaiki insentif saja. Agar dokter Maumere tidak tergoda pindah ke Ende.

Di Flores pun persaingan rebutan dokter juga sudah terjadi. Pertanda baik? (*)

Tags: Catatan Harian DahlanDahlan IskanDiswayHarian Dahlanharian diswayTulisan Dahlan

Related Posts

Mantan Direktur Utama PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi-Istimewa-

Airmata Ira

Monday, 24 November 2025
--

Nikmat Karina

Tuesday, 18 November 2025
Kopi (K)Mojang

Kopi (K)Mojang

Monday, 17 November 2025
Hemat Syarikah

Hemat Syarikah

Thursday, 13 November 2025
Angsa Hitam

Angsa Hitam

Wednesday, 12 November 2025
Sugiri Sancoko dan reog Ponorogo-Foto: Dokumentasi Pemkab Ponorogo-

Meritokrasi Ponorogo

Monday, 10 November 2025
Next Post
Penjelasan UGM soal Isu Ijazah Palsu Jokowi dengan Font Skripsi Times New Roman-Dok.UGM-

Ijazah Penting

Discussion about this post

Rekomendasi

Personel Samsat saat memberikan pelayanan pengurusan pajak di Mall Gorontalo.

Pengurusan Pajak Kendaraan Bisa Dilakukan di Mall Gorontalo

Monday, 1 December 2025
Personel Satuan Lalu Lintas Polresta Gorontalo Kota mengamankan beberapa motor balap liar, Ahad (30/11). (F. Natharahman/ Gorontalo Post)

Balap Liar Resahkan Masyarakat, Satu Pengendara Kecelakaan, Polisi Amankan 10 Unit Kendaraan

Monday, 1 December 2025
Anggota DPRRI Rusli Habibie bersam Wagub Gorontalo Idah Syahidah RH. (Foto: dok pribadi/fb)

Rusli Habibie Ajak Sukseskan Gorontalo Half Marathon 2025, Beri Efek ke UMKM

Friday, 28 November 2025
ILustrasi

Dandes Dataran Hijau Diduga Diselewengkan, Dugaan Pengadaan SHS Fiktif, Kejari Segera Tetapkan Tersangka

Monday, 13 January 2025

Pos Populer

  • Rita Bambang, S.Si

    Kapus Sipatana Ancam Lapor Polisi

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Senggol-Senggolan di Pemerintahan

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Ruang Inap Full, RS Multazam Bantah Tolak Pasien BPJS

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • GHM 2025, Gusnar Nonaktifkan Kadispora

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Dugaan Persetubuhan Anak Dibawah Umur, Oknum ASN Gorut Dibui

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
Gorontalopost.co.id

Gorontalo Post adalah Media Cetak pertama dan terbesar di Gorontalo, Indonesia, yang mulai terbit perdana pada 1 Mei 2000 yang beral...

Baca Selengkapnya»

Kategori

  • Boalemo
  • Bone Bolango
  • Disway
  • Ekonomi Bisnis
  • Gorontalo Utara
  • Headline
  • Kab Gorontalo
  • Kota Gorontalo
  • Kriminal
  • Metropolis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Persepsi
  • Pohuwato
  • Politik
  • Provinsi Gorontalo

Menu

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.

No Result
View All Result
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.