Gorontalopost.co.id, BONE BOLANGO — Empat tahun sudah warga khususnya di Desa Bulontala Timur serta sejumlah desa lain, di Kecamatan Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango merasakan penderitaan atas kondisi jalan dan jembatan yang putus akibat diterjang banjir bandang beberapa Waktu lalu.
Kondisi ini tentu butuh keseriusan dari Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) Bone Bolango untuk memperjuangkan anggaran pembangunan jalan dan jembatan yang putus tersebut. Pantauan Gorontalo Post, kerusakan yang semakin parah ini mengakibatkan aksesibilitas terhambat dan perekonomian warga terganggu.
Irman Am Koja (49), seorang petani setempat, mengungkapkan derita yang dialaminya dan warga lainnya. “Jalan ini putus di tahun 2020, awalnya karena banjir besar. Banjir itu memutus penghubung jalan antara Desa Boludawa dan Bulontala Timur,” tuturnya dengan raut wajah penuh keprihatinan.
Ia melanjutkan, pada 2022 lalu, terjadi lagi banjir, dan kerusakan jalan dan jembatan semakin parah. Bahkan Komisi III DPRD sempat turun ke lokasi. Sayangnya, di tahun 2023 banjir kembali menerjang dan memperburuk kondisi jalan. Pemerintah hanya melakukan pengecekan berulang kali, tanpa ada perbaikan berarti.
“Kami melihat tidak ada keseriusan Pemkab Bonbol melihat kondisi jalan dan jembatan yang putus ini. Jika alasan minim anggaran APBD, setidaknya perjuangkan anggarannya ke PUPR pusat, sehingga yang akan kerjakan nanti adalah PUPR pusat melalui perwakilannya di Goorntalo yakni BPJN (Balai Pelaksanaan Jalan Nasional). Kesabaran warga pun semakin menipis. “Tepat pada tahun 2024, banjir parah kembali melanda dan jalan putus total,” kata Irman dengan nada putus asa.
Kerusakan infrastruktur ini bukan hanya sekedar masalah jalan rusak biasa. Irman menjelaskan, “Kami sudah mengajukan proposal sejak tahun 2020, saat jembatan masih putus. Sekarang jalannya juga rusak parah. Kami berharap jalan ini segera diperbaiki, entah dengan cara ditimbun atau dibuat penahan air terlebih dahulu. Yang penting, jalan ini harus bisa dilalui kembali.
Lebih lanjut, Irman menekankan pentingnya perbaikan jembatan. “Jembatan ini sangat vital, karena menghubungkan dua kecamatan, Suwawa Selatan dan Kecamatan Botupingge, serta menjadi akses menuju Bone Bolango. Kerusakan ini sangat menghambat aktivitas ekonomi dan mobilitas warga,” tegasnya.
Khusus untuk wilayah Suwawa Selasan, desa yang paling merasakan dampak atas putusnya jalan dan jembatan ini yakni warga desa Bondaraya, Bondawuna, Bonedaa, Bulontala, Bulontala Timur, Libungo dan Pancuran.
Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Gorontalo Ir. Ringgo Radetyo, ST., M.Eng., IPM., Asean.Eng., ketika dikonfirmasi terkait hal ini mengatakan, bahwa jalan dan jembatan putus di Desa Bulontala Timur, Suwawa Selatan adalah wilayah kerjanya Pemkab Bone Bolango.
“Itu wilayah kerja Kabupaten. Sempat kita bantu dengan tanggap darurat yaitu pemasangan Jembatan bailey, namun tidak bertahan lama karena gerusan air pada oprit jalan semakin meluas. Kabupaten pasti berat untuk tangani. Karena penanganannya membutuhkan anggaran yang tidak sedikit,”kata Ringgo.
Lebih lanjut diungkapkan peraih penghargaan bergengsi Satyalancana Pembangunan dari Presiden RI Jokowi itu, jika ada diskresi atau IJD (Inpres Jalan Daerah), pihaknya bisa mengerjakannya, sebab pihaknya juga sudah pernah review desain perbaikannya pada 2020 silam.
“Saya sendiri yang langsung review saat itu, karena masih di Kasatker Perencanaan,”ungkap Ringgo sembari berharap agar daerah perlu aktif mendorong ke Kementerian PU melalui jalur diskresi atau IJD untuk perbaikan kembali jalan dan jembatan yang putus tersebut.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU PR Kabupaten Bone Bolango Vera Abbas mengatakan, untuk jembatan itu adalah tanggungjawab Pemkab Bonbol dan sudah masuk pada proyek di Dinas PU tahun 2006. “Ya, kalau jalan itu adalah jalan propinsi,”ungkap Vera.
Lebih lanjut diungkapkan Vera, pihaknya sudah ada perencanaan ketika jembatan itu roboh. Namun, memang perlu kordinasi dengan balai sungai terkait normalisasi sungai di wilayah sekitar jembatan dan jalan, karna itu terkait kewenangan balai sungai, harus ada perkuatan tebing juga di wilayah tersebut, karena sering longsor.
“Kami juga sudah sering mengusulkan ke pusat untuk rehabilitasi jembatan itu kembali karena anggarannnya cukup besar. Kami juga sudah usulkan juga ke BPJN Gorontalo. Bahkan, pernah turun lapangan ke lapangan bersama, dan sudah kami usulkan, tapi belum mendapatkan anggaran,”jelas Vera yang juga menambahkan, pihaknya tak akan pernah berhenti untuk terus usulkan pembangunan jembatan yang putus tersebut lewat lewat IJD. (roy)