Gorontalopost.co.id, GORONTALO – Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo masih tergolong tinggi. Pada Maret 2023, sebagaimana data BPS, persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo sebesar 15,15% atau 183.710 orang.
Butuh peran semua pihak untuk menekan jumlah penduduk miskin tersebut, tak hanya pemerintah juga harus ada keterlibatan swasta. Saat ini, BTPN Syariah menjadi salah satu pihak swasta yang terus berupaya untuk ikut terlibat langsung dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.
Diantaranya dengan menjalankan program pendampingan dan pemberdayaan ibu-ibu nasabah BTPN Syariah yang melibatkan Community Officer (CO) atau petugas lapangan. Lewat CO, nasabah dibina dan didampingi sejak awal proses, hingga nasabah mengapai setiap mimpinya dalam berbisnis.
BTPN Syariah melayani masyarakat melalui kumpulan yang dilakukan setiap dua minggu sekali. Dalam kumpulan, masyarakat tidak hanya diberikan akses keuangan seperti pencairan pembiayaan dan mengangsur, melainkan juga akses pengetahuan. Dengan demikian, masyarakat juga senantiasa mendapatkan pengetahuan untuk terus tumbuh dan memiliki kehidupan yang berarti.
“Kumpulan menjadi wadah BTPN Syariah dalam memberdayakan dan mendampingi masyarakat inklusi, sehingga mampu membangun empat perilaku unggul, yakni Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS),” kata Kepala Pembiayaan Gorontalo BTPN Syariah, Rosmini, baru baru ini.
Dengan kumpulan, nasabah mampu mengembangkan usahanya dan mengelola keuangan lebih baik lagi. Risnawati M. Upa salah satunya. Ia adalah warga Desa Pongongaila, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo, yang sudah menjadi nasabah BTPN Syariah di Gorontalo sejak Juni 2023.
Risnawati mengaku banyak manfaat yang diperolehnya ketika menjadi nasabah BTPN Syariah, diantaranya mengelola keuangan dengan baik dalam usaha karawo. “Tidak hanya itu, saya juga mendapatkan ilmu-ilmu yang saya tidak pernah dapatkan sebelumnya dan itu sangat membantu saya untuk menjadi seperti sekarang ini,” ungkap Risnawati.
Tak hanya Risnawati. Olan, pelaku usaha lainnya juga mengaku menerima banyak manfaat saat menjadi nasabah BTPN Syariah. Usaha mebel miliknya kini bisa berkembang dengan adanya bantuan modal dari BTPN Syariah. “Alhamdulillah konsumen mebel saya ada yang dari lingkungan desa saya dan ada juga yang dari luar desa,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Raina Lagento, ibu-ibu yang menjalankan usaha di bidang perikanan ikan nila, ikan mas dan lele. “Alhamdulillah saya sudah dua kali mengisi bibit di kolam menggunakan modal pencairan dari BTPN Syariah, sekarang bibit ikan semakin banyak sehingha omzet usaha saya pun naik,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Camat Pulubala Fitriyati Pakaya, S.TP mengapresiasi langkah yang dilakukan BTPN Syariah dalam memberikan akses pembiayaan dan memberdayakan masyarakat inklusi melalui kumpulan. Ia menilai, program pendampingan ini bisa mendongkrak perekonomian masyarakat.
“Ini bagus dan sangat penting, karena banyak manfaat yang diperoleh masyarakat. Selain itu lewat program ini, BTPN Syariah mendekatkan diri langsung ke masyarakat, dengan begitu warga tidak harus mengeluarkan biaya banyak untuk ke bank ketika melakukan pembayaran ataupun kebutuhan lain,” ujarnya.
Sekretaris Kecamatan Pulubala Ucon Arif, menuturkan program pendampingan ibu-ibu pelaku usaha ini diharapkan bisa mengurangi angka kemiskinan di Provinsi Gorontalo. “Mudah-mudahan kedepan nasabah BTPN Syariah makin bertambah di Pulubala, dan saya harapkan bisa mencapai 2 ribuan nasabah,” tuturnya.
Kepala Desa Pongongaila, Kecamatan Pulubala, Gorontalo, Hamsah J. Biu juga menilai program yang dijalankan BTPN Syariah ini akan menaikan perekonomian masyarakat. “Ibu-ibu jadi lebih berdaya. Selain mendapatkan akses keuangan berupa permodalan untuk usaha, ibu-ibu nasabah diberikan pelatihan cara mengelola keuangan yang baik. Sehingga ini secara tak langsung bisa membantu mengentaskan kemiskinan dalam satu tahun terakhir,” jelas Hamsah.
Sementara itu, Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin mengatakan BTPN Syariah menyediakan layanan perbankan yang tepat dan adaptif, dan juga akses pengetahuan dengan memberikan program pemberdayaan yang berguna untuk mengembangkan usaha dan mencapai kehidupan yang lebih berarti.
“Bahwa yang terpenting dalam proses bisnis BTPN Syariah adalah membangun perilaku unggul nasabah segmen ultra mikro, yaitu BDKS; Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu atau Solidaritas. Solidaritas tersebut akan terbangun menjadi daya tahan yang baik untuk menghadapi apapun kondisi komunitas secara bersama-sama.
Dan semangat tentunya semakin tajam dengan meningkatnya kehadiran nasabah di kumpulan. Dengan demikian, hadir di kumpulan adalah sebuah keharusan untuk mendapatkan semua akses yang diberikan oleh BTPN Syariah,” jelas Ainul.
Sebagai informasi, hingga semester I 2024, BTPN Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp7,78 miliar kepada lebih dari 6.000 nasabah di Gorontalo.(dan)












Discussion about this post