Bino Sune Janda Lansia Pengumpul Botol Air Mineral Bekas, Jalan Kaki Keliling Kota Demi Uang untuk Bertahan Hidup

Disaat kebanyakan orang dihari tua mereka menikmati kebahagiaan bersama keluarga tercinta di rumah maupun di tempat rekreasi. Namun, berbeda dengan Bino Sune (60), janda Lanjut Usia (Lansia) warga Desa Ilotidea Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo itu dihari tuannya justru banting tulang untuk menyambung hidupnnya.

Penulis : ROY TILAMEO

Wajahnya terlihat kusut, punggungnya yang sudah mulai membungkuk nampak disandarkan di tiang teras kantor Koperasi SMK I Negeri Kota Gorontalo. Siang itu sekira pukul 11.30 Wita, Bino Sune sedang istirahat merenggangkan tubuhnya melepaskan rasa lelah setelah berjalan kaki keliling Kota Gorontalo sejak pagi hari dari Desa Ilotidea.

Di depannya ada botol bekas air mineral yang terisi dalam kantong plastik jumbo warna merah. Botol itu nantinya akan dijual kepada penjual es senilai Rp 1000 per lima botol. Seharian Bino Sune untung-untungan bisa mengumpulkan hingga dua kantong plastik jumbo. Untuk satu kantong plastic jumbo isinnya hingga 50 botol. Jika dijual maka hanya bisa mencapai Ro 10 Ribu.

“Kalau dua kantong plastic itu hanya sampai Rp 20 Ribu. Itupun kalau mujur bisa dapat sebanyak itu,”kata Bino Sune dalam Bahasa Daerah Gorontalo yang telah diterjemahkan awak media ini dalam Bahasa Indonesia.

Adapun uang hasil penjualan botol tersebut digunakan membeli beras untuk kebutuhan sehari-hari. Nenek anak lima ini ditinggal mati suami tercinta sejak 10 tahun silam. Bino tidak ingin berharap terlalu banyak terhadap anak-anaknya karane mereka sudah berkeluarga dan punya tanggungan anak dan istri masing-masing.

Terlebih anak-anak Bino Sune bukan Pengusaha atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memiliki pendapatan tetap setiap bulan. “Anak-anak saya hanya pekerja serabutan. Ada yang makan gaji sebagai buruh bangunan ada juga di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kota Gorontalo.

Ternyata Bino Sune juga adalah salah satu korban terdampak banjir di Desa Ilotidea. Saat banjir pertama menimpa Gorontalo pada awal Juli ini, rumahnya tenggelam hingga melewati jendela.

“Kami saat itu langsung mengungsi ke sekolah SMP yang ada di kampung tersebut,”kata Bino. Lebih lanjut Bino mengakui bahwa kehidupannya semakin sulit ditambah dengan musibah banjir yang dialaminnya.

Bino menyayangkan banyuan pakaian dan selimut yang disalurkan kepada korban banjir, namun dirinnya bersama anak-anaknya tidak mendapat bantuan. Dia berharap agar pemerintah bisa memperhatikan kesejahteraan orang miskin seperti dirinnya yang sudah janda lansia. (*)

Comment