Gorontalopost.id, GORONTALO – Bencana banjir dan longsor di Gorontalo, tak kunjung mereda. Hampir setiap hari dalam dua pekan terakhir, banjir dan longsor menerpa di berbagai daerah secara bergiliran.
Baru saja longsor hebat menerjang kawasan pertambangan rakyat yang menelan ratusan korban jiwa, kemarin (10/7), bencana banjir dan longsor terjadi secara luas di tiga daerah.
Yaitu Kota Gorontalo, Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo. Bahkan, longsor di Kota Gorontalo menelan korban jiwa.
Berdasarkan data yang dihimpun Gorontalo Post, hampir sebagian besar kecamatan di Kota Gorontalo mengalami banjir.
Di kelurahan Talumolo dan Leaoto Utara khususnya di kawasan wisata Tamendao mengalami banjir bandang yang cukup parah. Banjir kiriman dari wilayah pegunungan menghantam kawasan pemukiman.
Wilayah yang ada di pusat Kota Gorontalo juga mengalami banjir, termasuk dipicu akibat luapan air drainase. Air tak hanya merendam pemukiman tapi juga jalan raya.
Bahkan beberapa ruas jalan sejak sore hingga malam hari ditutup. Karena sudah tak bisa dilewati kendaraan bermotor.
Sejumlah ruas jalan yang ditutup itu yakni sebagian jalan Raja Eyato, jalam Imam Bonjol, jalan Mohammad Yamin, Jalan ahmad dahlan, Jalan Sudirman, Jalan Sarini Abdulah, serta jalan Ahmad Nadjamudin.
Di ruas jalan itu, terlihat perahu karet yang digunakan untuk mengevakuasi warga yang terjebak banjir. Di kawasan pertokoan, aktivitas praktis lumpuh, kenderaan tidak bisa lagi lalu lalang di jalan, karena banjir.
Di jalan Sarini Abdullah atau kompleks Sanggar Pramuka Kota Gorontalo, sebagian warga terjebak, lantaran tinggi air yang sulit dilalui orang, kecuali menggunakan perahu karet.
“Siapapun yang mengetahui Nomor dari BPBD dan Tagana mohon bantuannya untuk mengevakuasi Ibu Hj. Sarini Abddulah di kompleks SMP7 mobil sdh tidak bisa masuk lagi kecuali perahu karet,”begitu bunyi pesan di beberapa grup whatsapp, semalam.
Pesan berantai ini langsung disikapi tim evakuasi, kendati begitu banyak pula tim evakuasi dari BPBD dan tagana yang terjebak banjir.
Sementara bencana longsor terjadi di kelurahan Tenda Tenda, Kecamatan Hulonthalangi, tepatnya di dekat pintu masuk tempat pelelengan ikan (TPI). Material longsor menutup badan jalan sehingga akses menuju ke Kelurahan Pohe terputus.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Gorontalo, Mahmud Saad Kiay Baderan mengatakan pihaknya telah menurunkan anggota untuk membersihkan material longsor agar akses menuju baik dari Kelurahan Pohe ke Tenda, demikian juga sebeliknya bisa kembali dilalui. “Tim akan segera kesana, pak. Mereka akan melakukan penanganan,” kata Mahmud.
Dia juga mengungkapkan, selain longsor, di beberapa titik di Kota Gorontalo terdapat pohon tumbang. Diantaranya, di Kelurahan Botu dan Liluwo. “Saya sudah bagi tim untuk menangani bencana yang terjadi hari ini. Insya Allah bisa segera tertangani semua,” tuturnya.
Longsor juga terjadi di kelurahan Tenilo, Kecamatan Kota Barat dan menyebabkan satu warga meninggal dunia bernama Syarifudin Moo (56). Selain itu, objek wisata benteng Otanaha juga masih ditutup karena di dalam lokasi benteng Otanaha terjadi longsor yang bisa mengancam keselamatan pengunjung.
Beberapa wilayah di Bone Bolango juga diterjang banjir. Seperti desa Tolotio Lembah Hijau, desa Bube, kecamatan Suwawa serta Tapa.
Banjir di wilayah itu tak hanya menutupi jalan raya juga kawasan pemukiman penduduk. Beberapa foto warga terdampak banjir juga memenuhi lini massa media sosial. Di wilayah Dunggala, Tapa, bahkan juga terjadi longsor.
Longsor dan banjir juga menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Gorontalo. Longsor menutupi badan jalan pada sejumlah titik di di wilayah Batudaa Pantai. Jalan tak bisa dilewati oleh motor dan mobil.
Sementara itu, wilayah-wilayah yang berada di wilayah pesisir danau Limboto tergenang akibat luapan air Danau. Bahkan ketinggian air sudah mencapai 2 meter.
Genangan air merendam pemukiman warga sudah 9 hari. Tapi warga menolak mengungsi, seperti di wilayah Telaga, Telaga Biru, Limboto Kabupaten Gorontalo, dan Lekobalo Kota Gorontalo. (rmb/rwf/tro)
Comment