Sembilan Hari Terendam, Ogah Mengungsi

Gorontalopost.id, GORONTALO – Sejumlah wilayah di pesisir danau Limboto masih terendam air luapan danau. Air menggenangi rumah masyarakat dengan ketinggian antara 1,5-2 meter.

Meski kondisi itu sudah berlangsung selama sembilan hari, warga enggan mengungsi ke lokasi pengungsian yang sudah disiapkan pemerintah daerah.

Dari pantauan Gorontalo Post, warga yang berada di Desa Tilote, Desa Tabumela Kecamatan Tilango masih bertahan dirumah mereka dan enggan pindah ke pengungsian.

Bahkan himbauan pemerintah pun tak diindahkan oleh mereka. Asni Pakaya (50) bersama Suami Ibrahim Ahmad (53) dan tiga anaknya masih bertahan dirumah mereka meskipun ketinggian air sudah mencapai dada orang dewasa.

Mereka beralasan enggan meninggalkan rumah dengan alasan menjaga barang-barang mereka di dalam rumah. ”Kasihan torang punya barang-barang kalo mo kase tinggal,” ungkap Asni.

Asni pun mengaku masih bisa melakukan aktifitas memasak dan tidur meskipun diatas papan yang mereka susun tinggi.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wirda Suleman (56) warga Desa Tabumela yang enggan keluar dari rumahnya.

”Biar saja torang disini, masih bisa memasak dan makan meskipun harus bersusah payah memasak diatas meja-meja yang disusun dan badan terendam dalam rumah, kalau di pengungsian banyak sekali orang,” ungkap Wirda.

Dia menambahkan, kondisi seperti ini sudah dialami sejak 9 hari terakhir. Akibat hujan yang terus mengguyur beberapa hari terakhir, membuat air danau semakin meluap dan terus naik menggenangi rumah mereka.

”So maso 9 hari dengan ini torang bagini dan justru semakin naik depe air, karena tidak mo surut-surut,” jelasnya. Ia mengaku, jika banjir ditempat lain akibat luapan air sungai cepat surutnya tetapi jika air danau seperti ini lama surut.

”Kejadian seperti ini pernah juga kita alami di tahun 2000-an dan biasanya jika sudah surut airnya pasti airnya sangat berbau busuk,”ungkap Wirda.

Asisten lll Haris S Tome mendatangi rumah-rumah warga yang kena dampak banjir dengan menggunakan perahu. Dia meminta warga agar segera mengungsi, tetapi sebagian masih terus bertahan di dalam rumah.

Sesuai data pemerintah daerah, untuk Desa Tabumela dari 443 KK, yang mengungsi baru 35 KK, begitu juga dengan Desa Tilote dari 377 KK yang mengungsi baru 63 KK.

”Untuk warga yang terdampak banjir di Kelurahan Kayubulan sudah mengungsi di masjid sebagai posko pengungsian,”jelas Haris.
Ia juga mengimbau kepada warga untuk segera pindah ke tempat pengungsian yakni di Kantor Camat Tilango.

”Kami berharap agar warga bisa segera pindah mencari tempat aman dan pegungsian agar kita pun memantau secara terpusat,” tandas Haris. (Wie)

Comment