Kisah Dua Penambang Selamat, Tertimbun Delapan Jam Bertahan di Lubang 1×1 Meter

Gorontalopost.id – Nofrianto Suleman (27) dan Zulpin Radjawalo (27), termasuk penambang yang selamat dari peristiwa longsornya areal pertambangan rakyat di desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Ahad (7/7) dinihari. Keduanya sempat melalui situasi antara hidup dan mati selama delapan jam, saat longsor menimbun lubang tibor 19.

Saat menceritakan kisah yang mereka alami kepada awak media ini, Senin (8/7), Nofrianto dan Zulpin ditemai pamannya Ridwan Wadjah (53) yang menyelamatkan mereka dari timbunan longsor.

Kisah menegangkan Nofrianto dan Zulpin yang bertahan antara hidup dan mati akibat tertimbun longsor di kedalaman lubang 10 meter dan selebar 1×1 meter berawal pada Sabtu (7/7) malam.
Saat itu sekitar pukul 22.30 wita, mereka masuk ke lubang tambang.

Tanpa ada perasaan curiga sedikitpun, keduanya bekerja ditengah kondisi hujan rintik. Namun pada pukul 23:00 WITA tiba-tiba tanah bergoyang dengan suara gemuruh yang keras dan mendadak menutup lubang tambang mereka .

“Namanya musibah kan tidak ada yang tahu pak. Karena biasanya biar rintik biasa tidak ada apa-apa,” ujar keduanya. Seketika kejadian itu membuat mereka panik, takut dan bercampur pasrah. Dalam benak, mereka hanya akan hidup sampai malam itu.

Tak ada pilihan, keduanya memilih diam. Sebab untuk menerobos material timbunan, mereka khawatir material akan turun ke dasar lubang dan menimpa mereka. Mereka bertahan sambil banyak berdoa.

Pada saat itu juga terlihat rembesan air dan mereka gunakan berwudhu untuk salat. Sembari menunggu keajaiban, mereka berdua terpakasa hanya menjalani waktu demi waktu dengan berdoa. Ditengah keterbatasan oksigen mereka pun berbagi air minum yang hanya tersisa setengah botol.

Selama delapan jam mereka bertahan. Ternyata sang paman yang berada di atas lubang sudah bersiap menggali pagi hari. Material setebal 1 meter lebih yang menutup lubang, digali sang paman bersama bantuan orang lain selama lebih dari sejam.

Usahanya itu membuahkan hasil. Pada pukul 07:00 pagi teriakan sang paman terdengar dan disahuti kembali oleh mereka berdua. Sampai pada akhirnya timbunan yang menutup lubang bisa terbuka.

Dari keterangan sang paman, keduanya bertahan dilubang selama delapan jam untuk menanti penyelamatan. ” Alhamdulilah cuma satu meter lebih itu saya gali sejam lebih,nanti saya berteriak mereka jawab akhirnya baru bisa diketahui,” tambah Ridwan. (csr/tha)

Comment