Gorontalopost.id, GORONTALO – Pemerintah Kota Gorontalo bergerak cepat dan terus melakukan berbagai cara untuk menangani warga terdampak bencana banjir dan longsor. Pemerintah Kota Gorontalo memastikan, tidak ada warga terdampak korban banjir yang luput dari perhatian.
Bahkan untuk penanganan darurat banjir, kantor Wali Kota Gorontalo, kini disulap menjadi dapur umum. Aktivitas dapur umum untuk memasak makanan siap saji yang nantinya dibantukan ke warga korban banjir, semua di lakukan di halaman kantor wali kota.
Pemanfaatan halaman kantor Wali Kota Gorontalo sebagai lokasi dapur umum itu, merupakan hasil pertemuan singkat yang dipimpin oleh Pj Wali Kota Gorontalo, Ismail Madjid dan dihadiri oleh pimpinan OPD, Ahad (7/7/2024) pagi, di rumah jabatan wali kota.
“Setelah pertemuan yang dipimpin Pak Pj Wali Kota, dapur umum untuk aktivitas masak-memasak makanan para warga yang menjadi korban bencana banjir dan longsor langsung didirikan,” kata penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Gorontalo, Deddy Kadullah, Senin (8/7).
Selain menjadikan halaman kantor wali kota sebagai dapur umum, kata Deddy, pihaknya juga menjadikan ruang Asisten I Setda sebagai posko utama penanganan bencana. “Posko utama bencana kali ini kami tetapkan di ruangan asisten I. Posko utama ini, akan mengkoordinir posko-posko yang ada di kelurahan terdampak bencana banjir dan longsor,” ujar Deddy.
Deddy juga menjelaskan, saat ini pihaknya tengah berupaya melakukan penanganan penyebab bencana dibeberapa titik, yakni di Kelurahan Talumolo, Tenilo dan Bugis. Di Talumolo dan Tenilo, kata Deddy, penyebab utamanya adalah cek dam yang ada di puncak Lotu tak berfungsi dengan baik lantaran tingginya material lumpur.
“Alhamdulillah, di Talumolo kami akan dibantu BNPB untuk mengeruk material yang ada di cek dam puncak Lotu. Begitu pula dengan di Tenilo. Kita akan mengeruk material lumpur di cek dam di wilayah tersebut,” tandas Deddy. Sedangkan yang di Kelurahan Bugis, lanjut Deddy, disebabkan oleh tanggul yang jebol dan tanggul yang belum dibangun lantaran terkendala lahan.
“Kami saat ini tengah melakukan sosialisasi kepada warga yang menolak lahannya digunakan untuk pembangunan tanggul. Insya Allah mereka siap untuk memberikan lahannya, karena hanya itu solusinya. Jika mereka setuju, nanti akan kami carikan tempat untuk relokasi,” tandas Deddy.(rwf)
Comment