Gorontalopost.id, GORONTALO – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo baru-baru ini menetapkan Maskot Pilkada Gorontalo 2024, yakni dari hewan laut, Hiu Paus jantan.
Maskot yang resmi diperkenalkan pada peluncuran tahapan Pilkada Gorontalo, Rabu (1/5) lalu itu, rupanya mengundang kritik dari aktivis perempuan di Gorontalo, hal itu tak lepas dari filosofi yang diangkat dari Hiu Paus Jantan itu, yang dinilai kurang berpihak pada kesetaraan gender, dan demokrasi.
Fatra Hala, dari Women Institute for Research and Empowerment of Gorontalo (WIRE – G) kepada Gorontalo Post, Ahad (5/5) kemarin, mengatakan, frasa dalam filosofi maskot Hiu Paus Jantan yang dimaknai bahwa ‘laki-laki sebagai pemimpin’ bisa secara tidak langsung menghalangi kesempatan perempuan untuk terlibat dalam kontestasi politik.
“Frasa ‘laki-laki sebagai pemimpin’ secara sadar juga dapat dimaknai bahwa ada perbedaan (jenis kelamin tertentu) sebagai calon pemimpin, hal ini akan menghambat partisipasi perempuan dalam kontestasi Pilkada kedepan. Fenomena Glass ceiling benar-benar terjadi, jalan terjal perempuan memimpin semakin panjang,”ungkap Fatra.
Dirinya menekankan bahwa maskot yang diresmikan oleh KPU Gorontalo terlihat tidak sensitif terhadap isu gender. Menurutnya, pilihan maskot yang menggambarkan laki-laki sebagai pemimpin tidak mencerminkan kesetaraan gender dalam politik.
“Dalam peluncuran Maskot Pilkada yang baru-baru ini dilaksanakan oleh KPU Provinsi Gorontalo yang secara makna dan filosofi, salah satunya sangat buta gender,”tambah Fatra.
Fatra menambahkan bahwa dalam setiap aspek politik, penting untuk memastikan kesetaraan gender agar perempuan memiliki akses yang sama dalam proses politik, termasuk hak untuk memilih, dipilih, dan mempengaruhi kebijakan publik.
“Kesetaraan gender harus menjadi perspektif di semua bidang, termasuk dalam politik, yang berarti memastikan bahwa perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam mengakses, berpartisipasi, dan mempengaruhi proses politik: termasuk hak untuk memilih dan dipilih, serta menduduki posisi kebijakan publik dan kepemimpinan politik,”ujarnya.
Meskipun demikian, kepemimpinan perempuan masih menjadi tantangan. Upaya untuk mewujudkan 30 persen keterwakilan perempuan dalam kehidupan politik masih dianggap sebagai paradoks.
Kata dia, kesetaraan gender dianggap sebagai prasyarat penting dalam memperluas partisipasi dalam demokrasi. Fatra menegaskan, bahwa perspektif gender yang seimbang harus menjadi dasar dalam penyelenggaraan proses politik. Tanpa itu, demokrasi tidak akan mencapai kesempurnaannya.
“Padahal kesetaraan gender adalah salah satu upaya mewujudkan demokratisasi, membuka peluang dan kesempatan bagi seluruh masyarakat dari segala lapisan untuk ikut serta dalam proses demokratisasi itu sendiri. Bagaimana bisa demokrasi akan terwujud jika dalam penyelenggaraannya diawali dengan perspektif yang bias gender,”tandasnya.
Sebelumnya, KPU Provinsi Gorontalo telah menetapkan Maskot Pilkada, yakni Hiu Paus jantan. Maskot ini dipilih dari peserta yang mengikuti sayembara yang diselenggarakan KPU Provinsi Gorontalo.
Spesies ikan raksasa yang jinak, ramah dengan manusia yang kini menjadi daya Tarik parawisata Gorontalo yang mendunia ini.
Hiu paus memiliki bentuk tubuh besar memiliki dua mata kecil dan 5 pasang insang. Ini mengambarkan sejarah kepemimpinan Gorontalo yang terbentuk dari duluwo limo lo pohalaa.
Maskot ini diberi ciri baju adat Gorontalo yang memakai Payunga Tilabatayila. Baju adat yang digunakan dalam berbagai kegiatan adat yang sakral, termasuk pula pada rangkaian kegiatan seremonial pemerintahan, acara nasional, maupun pada kegiatan promosi kekayaan budaya daerah.
Maskot hiu jantan ini juga di pakaikan bitu’o (keris) yang di sematkan di pinggang. Secara filosofis dapat dimaknai bahwa laki-laki sebagai pemimpin keluarga seyogyanya memiliki sikap yang dapat dijadikan teladan, penuh kasih sayang, dan juga sebagai pelindung dan pengayom keluarga.
Warna ungu baju adat maskot ini adalah warna kebangsawanan tertinggi di Gorontalo. Warna ini juga melambangkan keanggunan, kesetiaan, dan kewibawaan. Selain itu, Warna ungu adalah ciri khas warna daerah pemerintahan Provinsi Gorontalo.
Di tangan kanan maskot, membawa paku coblos. Ini menandakan, pilkada memilih pemimpin lewat coblosan paku di surat suara. Dan di jari tangan kiri maskot, ada tanda tinta pemilu yang menandakan warga Gorontalo yang telah menunaikan hak pilihnya di TPS.
Terdapat logo KPU di saku kiri maskot. Ini menandakan bahwa, pilkada serentak ini diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum berdasarkan ketentuan perundang-undangan. (mg-11)
Comment