Gorontalopost.id, LIMBOTO — Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo bersama tiga orang lainnya yakni Dr. Wahyu Marjaka selaku Direktur Mobilisaal Sumber Daya Sektoral dan Regional, Direktorat Jenderal Perubahan iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Republik Indonesia, Mr. Priyanto Rohmatullah E. MA selaku Direkktur Lingkungan Hidup, Badan Perencanaan Nasional (BAPPENAS), dr. H. Jarot Winarno. M.Med.Ph selaku Kepala Pemerintahan Daerah Kabupaten Sintang mewakili Indonesia mengikuti Lokakarya Berbagi Pengetahuan tentang Pengarusutamaan Adaptasi dan Mitigasi Iklim Sinergis ASEAN ke dalam Perencanaan Sektoral (dengan fokus sektor pada penggunaan lahan), bersama 9 negara lainnya, di Provinsi Preah Sihanouk, Kamboja, 25-26 April 2024.
Nelson mengatakan, undangan tersebut langsung dari Kementerian Lingkungan Hidup Kerajaan Kamboja, mengundang untuk berpartisipasi dalam Lokakarya Berbagi Pengetahuan tentang Adaptasi dan Mitigasi Iklim Sinergis dalam Rencana Sektoral dan Pemerintah Daerah, dengan fokus sektor pada penggunaan lahan.
“Ini bisa dibilang pertukaran pengetahuan dan ini merupakan komponen penting dari rencana aksi AWGCC 2019-2025, tujuan kami adalah untuk menfasilitasi pertukaran praktik-praktik teladan di antara Negara-negara Anggota ASEAN dan lembaga-lembaga regional, mendorong peningkatan kerja sama dalam kebijakan dan tindakan iklim,” ungkap Nelson saat dihubungi akan bertolak ke Kamboja kemarin.
Lanjut dikatakan, acara ini didukung oleh Program Aksi Iklim ASEAN-Jerman (CAP), yang dilaksanakan oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) atas nama Kementerian Federal Jerman untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan dengan koordinasi erat dengan Sekretariat ASEAN.
“Acara lokakarya ini dalam rangka juga membicarakan terkait lahan pertanian dan kami yang tergabung dalam Kabupaten Lestari pun diundang mengikuti lokakarya tersebut,”jelasnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih atas undangan tersebut dengan harapan dari kegiatan ini, wawasan kami akan bertambah memperkaya upaya kolektif kita dalam mengatasi masalah ini tantangan perubahan iklim di wilayah tersebut.
“Sudah saatnya kita membahas lingkungan hidup yang tentunya sangat berpengaruh pada perubahan iklim dan dampaknya sudah dirasakan saat ini, dengan lokakarya ini saya berharap akan lahir solusi terbaik menjaga lingkunga, alam serta lahan dari sektor pertanian,” tandasnya. (WIe)
Comment