logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
Logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
logo gorontalo post
No Result
View All Result
Pemkot Gorontalo
Home Persepsi

MLB NU, Vox Populi, dan Alasannya

Lukman Husain by Lukman Husain
Tuesday, 2 January 2024
in Persepsi
0
KH. Imam Jazuli, Lc. MA

KH. Imam Jazuli, Lc. MA

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Oleh:
KH. Imam Jazuli, Lc. MA

MUKTAMAR LUAR BIASA (MLB) bukan lagi isapan jempol, tetapi sudah menjadi aspirasi akar rumput warga Nahdliyin. PBNU tidak boleh dibiarkan berlarut-larut berlayar di atas gelombang kontroversi, karena yang akan dirugikan adalah warga dan jamaah sendiri.

Setidaknya ada tiga (3) alasan mengapa MLB sangat mendesak diselenggarakan; pertama, kepatuhan pada amanah historis. Dalam sejarah panjang NU, sejak era kolonial sampai kemerdekaan, para masyaikh adalah simbol kepatuhan.

Peran para alim ulama dan Kiai dalam tradisi NU sangat sentral, sebagai kompas kehidupan warga Nahdliyyin, dan panutan dalam setiap tindakan. Karena itulah, memperlakukan alim ulama dan Kiai sepuh seperti Marzuki Mustamar adalah kewajiban moral semua warga Nahdliyyin.

Salah satu bentuk penghormatan terhadap Kiai Sepuh adalah tidak adanya sejarah pemecatan pengurus NU. Sejak era Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari sebagai Rais ‘Aam sampai Kiai Ma’ruf Amin, mulai dari era Kiai Hasan Gipo sebagai Ketua Umum sampai Kiai Said Aqil Siradj, tidak ada sejarah pemecatan secara tidak hormat terhadap Kiai Sepuh dari posisinya sebagai pengurus NU.

Related Post

Gorontalo, Jangan “Lari” di Tempat

Guru Pejuang di Gorontalo

Senggol-Senggolan di Pemerintahan

Subjektivitas Penilaian Hasil Capaian Kinerja ASN: Kelalaian atau Sentimen ? 

Kedua, kepatuhan pada ad/art organisasi. Publik sadar betul bahwa Kiai Marzuki Mustamar mengkampanyekan dukungan kepada paslon AMIN bukan atas nama PBNU atau jabatannya di PWNU. Sebaliknya, Kiai Marzuki melakukannya atas nama individu yang tidak melanggar arahan dari Ketua Umum PBNU sendiri.

Andaikan Kiai Marzuki Mustamar memang salah di mata Ketua Umum PBNU, mengapa pemecatan yang sama tidak dilakukan kepada elite-elite dari Banom NU? Padahal, mereka juga memiliki posisi yang sama seperti Kiai Marzuki di NU, walaupun posisinya di Banom. Ketidakadilan dan inkonsistensi Ketua Umum terhadap aturan ad/art organisasi tercium publik.

Ketiga, sebagai respon atas semua ketidakadilan Ketum, muncullah gelombang massif di masyarakat bawah yang menyerukan MLB. Sebuah video viral di-posting oleh akun tiktok @langgherkonah, berisi seruan dukungan kepada KH Marzuki Mustamar dan mendesak pelaksanaan MLB.

Akun tersebut dikelola oleh Majelis Ta’lim Langgher Konah, yaitu sebagian warga NU Madura. Tidak saja menyatakan dukungan penyelenggaraan MLB, akun tersebut juga berkampanye mengajak massa untuk menyuarakan aspirasi yang sama. Dengan kata lain, aspirasi MLB sudah mengakar di level grassroots.

Vox Dei Vox Populi

Di dalam alam demokrasi dan organisasi modern, sebagaimana diimpikan oleh Ketua Umum sendiri, prinsip “suara Tuhan suara rakyat” tidak bisa dihindari. Munculnya gerakan akar rumput di kalangan warga NU Madura adalah tanda bahwa gaya kepemimpinan Ketua Umum PBNU tidak sejalan dengan suara rakyat.

Mengapa warga NU Madura menjadi pelopor gerakan akar rumput, yang mendesak pelaksanaan MLB, tidak bisa lepas dari prinsip hidup suku Madura itu sendiri. Sejauh ini, sudah populer di publik Indonesia bahwa orang-orang Madura mengusung satu prinsip hidup, yang berisi hirarki ketaatan.

Dalam kebudayaan dan alam sadar manusia Madura, orangtua (bapak-bebuk) berada pada hirarki tertinggi. Disusul kemudian oleh Kiai dan alim ulama (ghuru). Hirarki paling rendah adalah pemimpin (Ratoh). Itulah alasan mengapa komunitas Nahdliyyin yang mengatasnamakan Majelis Ta’lim Langgher Konah menyatakan pihak mereka bersama Kiai Marzuki Mustamar dan mendesak pelaksanaan MLB.

Psikologi sosial warga NU Madura menempatkan posisi Marzuki Mustamar sebagai “Ghuru”, sedangkan posisi Yahya Cholil Staquf sebagai “Ratoh” dalam konteks organisasi NU. Menjatuhkan seorang guru dari posisinya jauh lebih berat dari pada sekedar menjatuhkan posisi seorang pemimpin. Dalam konteks psikososial semacam ini, desakan MLB bisa dimengerti.

Tidak hanya itu, banyak komentar dari nitizen pada siaran frime time Metro TV yang ditonton 620.345, di mana ada 7,8% komentar yang arahnya meminta Gus Yahya dievaluasi, bahkan meminta MLB, begitu juga polling yang diselenggarakan Padasuka TV terhadap Warga NU, ada 16000 lebih responden dan 87% menghendaki MLB PBNU.

Terlepas dari bagaimana alam pikir warga Nahdliyyin Madura dan Mayoritas nitizen Indonesia sehingga berani mendesak MLB dan membela Kiai Marzuki Mustamar, satu hal yang harus diakui, akar rumput sudah sangat gelisah melihat gaya kepemimpinan Ketua Umum PBNU akhir-akhir ini. Bukan saja terkesan arogan suka membekukan kepengurusan tetapi juga sudah berani melangkah lebih jauh, yaitu menjatuhkan seorang Kiai sepuh dari jabatannya secara tidak hormat.

Jalan Keluar

Suara akar rumput yang mendesak pelaksanaan MLB mau tidak mau memang harus diwujudkan. Tentu saja, NU tidak memiliki sejarah MLB, karena hal itu mirip dengan pemakzulan dalam konteks kepemimpinan negara. Namun, NU juga tidak punya sejarah pemecatan Kiai Sepuh, yang seluruh hidupnya didedikasikan untuk warga NU.

Suara komunitas Majelis Ta’lim Langgher Konah yang berbasis di Madura itu memang pionir, dalam menyuarakan MLB. Dan hari ini aspirasi MLB juga sudah datang dari warga-warga NU secara jika melihat polling Padasuka TV dan Prime Time News Metro TV. Untuk itu, persoalan MLB sudah menjadi bom waktu yang menunggu momentum untuk meledak.

MLB sendiri memang mendesak untuk dilakukan, bukan saja karena suara akar rumput yang bergemuruh, tetapi upaya reformasi birokrasi dan keorganisasian yang dilakukan oleh Ketua Umum dan jajarannya terlalu banyak mengorbankan nilai-nilai prinsipil, seperti kerendahatian di hadapan Kiai sepuh atau lainnya. Organisasi NU harus dibedakan dari organisasi sekuler lainnya, karena nilai-nilai tradisional harus dilestarikan apapun alasannya. (*)

Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir ; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.

Tags: KH. Imam JazuliMuktamar Luar Biasapersepsitulisan persepsi

Related Posts

Basri Amin

Gorontalo, Jangan “Lari” di Tempat

Monday, 1 December 2025
M. Rezki Daud

Guru Pejuang di Gorontalo

Wednesday, 26 November 2025
Rohmansyah Djafar, SH., MH

Subjektivitas Penilaian Hasil Capaian Kinerja ASN: Kelalaian atau Sentimen ? 

Monday, 24 November 2025
Basri Amin

Senggol-Senggolan di Pemerintahan

Monday, 24 November 2025
Pariwisata Gorontalo: Potensi Ekonomi, Ancaman Ekologis, dan Risiko Greenwashing Tourism

Pariwisata Gorontalo: Potensi Ekonomi, Ancaman Ekologis, dan Risiko Greenwashing Tourism

Friday, 21 November 2025
Basri Amin

Pemimpin “Perahu” di Sulawesi

Monday, 17 November 2025
Next Post
Capres Ganjar Pranowo, menjenguk salah satu relawan yang menjadi korban penganiayaan oknum TNI di RSUD Boyolali, Ahad (31/12/2023) malam.

Oknum TNI Diduga Keroyok Relawan Ganjar

Discussion about this post

Rekomendasi

Personel Samsat saat memberikan pelayanan pengurusan pajak di Mall Gorontalo.

Pengurusan Pajak Kendaraan Bisa Dilakukan di Mall Gorontalo

Monday, 1 December 2025
Personel Satuan Lalu Lintas Polresta Gorontalo Kota mengamankan beberapa motor balap liar, Ahad (30/11). (F. Natharahman/ Gorontalo Post)

Balap Liar Resahkan Masyarakat, Satu Pengendara Kecelakaan, Polisi Amankan 10 Unit Kendaraan

Monday, 1 December 2025
ILustrasi

Dandes Dataran Hijau Diduga Diselewengkan, Dugaan Pengadaan SHS Fiktif, Kejari Segera Tetapkan Tersangka

Monday, 13 January 2025
Basri Amin

Gorontalo, Jangan “Lari” di Tempat

Monday, 1 December 2025

Pos Populer

  • Rita Bambang, S.Si

    Kapus Sipatana Ancam Lapor Polisi

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Senggol-Senggolan di Pemerintahan

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Ruang Inap Full, RS Multazam Bantah Tolak Pasien BPJS

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • GHM 2025, Gusnar Nonaktifkan Kadispora

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Dugaan Persetubuhan Anak Dibawah Umur, Oknum ASN Gorut Dibui

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
Gorontalopost.co.id

Gorontalo Post adalah Media Cetak pertama dan terbesar di Gorontalo, Indonesia, yang mulai terbit perdana pada 1 Mei 2000 yang beral...

Baca Selengkapnya»

Kategori

  • Boalemo
  • Bone Bolango
  • Disway
  • Ekonomi Bisnis
  • Gorontalo Utara
  • Headline
  • Kab Gorontalo
  • Kota Gorontalo
  • Kriminal
  • Metropolis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Persepsi
  • Pohuwato
  • Politik
  • Provinsi Gorontalo

Menu

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.

No Result
View All Result
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.