Gorontalopost.id– Masyarakat yang ada di Desa Katialada, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut), tepatnya di Pelabuhan Kwandang, dihebohkan dengan penemuan jenazah seorang lelaki.
Informasi yang dirangkum Gorontalo Post, lelaki yang ditemukan dalam kondisi telah meninggal dunia tersebut bernama Adrian Frans Alias Adi (57), yang merupakan buruh harian lepas. Jenazah Adrian, pertama kali ditemukan oleh saksi yang bernama Padli Lubis alias Padli (28).
Awalnya, Padli pada Rabu (3/10), sekitar pukul 13.30 Wita, hendak menuju ke lokasi perahu yang berada di Kawasan Pelabuhan Perikanan Kwandang, untuk menguras air yang berada di dalam perahu.
Saat melintas di Depot Pertamina Perikanan SPDM Koperasi KSU Lamahu, yang berada di dalam kawasan perlabuhan perikanan Kwandang, Padli melihat seorang laki-laki yang pada posisi duduk tersandar diam di pagar Depot Pertamina Perikanan SPDM Koperasi KSU Lamahu. Merasa curiga, Padli kemudian bergegas menuju penampungan ikan, dengan maksud mengajak temannya Rusman Laode dan Heriyanto Paramata, untuk mengecek siapa laki-laki yang tersandar di pagar.
Setelah sampai di lokasi tersebut, Heriyanto Paramata melihat dan mengenal bahwa laki-laki itu adalah Adrian Frans, yang sudah dalam kondisi meninggal dunia. Heriyanto Paramata kemudian melapor kepada petugas pos jaga perikanan.
Tak lama kemudian, aparat Kepolisian, aparat desa dan masyarakat sekitar mulai berdatangan. Jenazah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umar Zainal Sidiki, dengan menggunakan mobil dinas patroli Polsek Kwandang untuk dilakukan visum luar oleh dokter.
Kapolres Gorontalo Utara, AKBP Andik Gunawan,S.I.K ketika diwawancarai membenarkan adanya penemuan jenazah tersebut.
Selain itu, dari penyempaian pihak dokter Rumah Sakit Zainal Umar Sidiki, di mana dari hasil pemeriksaan luar yang telah dilakukan, korban tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik dan terdapat bungkusan yang berisikan obat, yang menurut dokter merupakan obat darah tinggi.
“Kami sudah melakukan sejumlah langkah-langkah, mulai dari mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), meminta keterangan saksi-saksi, serta melakukan pengawalan hingga ke rumah sakit. Dari pengakuan pihak keluarga pula, korban memang sering mengalami pusing-pusing dikarenakan tekanan darah tinggi.
Selanjutnya, jenazah telah kami serahkan kepada pihak keluarga, untuk kemudian dikebumikan,” pungkas Alumnus Akpol 2003 ini. (kif)












Discussion about this post