Oleh:
Dimas Achmad Fadhila
Sektor UMKM atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia, khususnya dalam bertahan sebagai roda perekonomian terutama ketika terjadi krisis. Sebut saja krisis moneter yang menerpa Indonesia pada 1997-1998 silam. Krisis yang terjadi dipicu oleh Krisis Keuangan Asia yang bermula dari Thailand pada Juli 1997.
Ditengah terpaan pelemahan nilai tukar rupiah yang semula berada pada kisaran Rp 2.000 hingga Rp 2.500 per Dolar AS ketika Indonesia masihmenganut kebijakan fixed exchange rate, perlahan meningkat secara bertahap sampai akhirnya nilai tukar Dollar AS terhadap Rupiah menyentuh titik tertinggi sepanjang masa yaitu sebesar Rp16.800 pada 17 Juni 1998. Bak bola salju yang menggelinding, jatuhnya nilai tukar Rupiah berdampak terhadap bisnis dan konsumen yang kesulitan membayar utang, gagal bayar pemerintah, runtuhnya bursa saham dan pasar keuangan spekulatif, serta kekurangan likuiditas lembaga keuangan.
Rentetan fenomena yang terjadi berujung pada resesi, dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar 17,4% (yoy) pada triwulan IV 1998 sementara inflasi melambung menjadi 77,63% (yoy). Sejarah mencatat, UMKM menjadi penopang perekonomian khususnya sektor riil dikala jatuhnya bisnis-bisnis berskala besar ketika masa-masa sulit bergulir.
Dalam keadaan perekonomian yang mengalami resesi, UMKM mampu menjadi survivor bahkan menjadi instrumen utama bagi pemulihan. Kokohnya UMKM disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) Sebagian besar UMKM memproduksi barang dan dengan elastisitas permintaan terhadap pendapatan yang rendah; (2) Pelaku UMKM umumnya memanfaatkan sumber daya lokal, mulai dari sumber daya manusia, modal, bahan baku, hingga peralatan; serta (3) Pemodalan UMKM secara umum tidak banyak ditopang oleh lembaga keuangan, melainkan secara mandiri. Berbanding terbalik dengan bisnis berskala besar, faktor-faktor tersebut membuat UMKM menjadi tidak rentan terhadap krisis yang melanda sektor keuangan.
UMKM merupakan bagian dari perekonomian indonesia yang mandiri dan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dilihat dari tiga peranan UMKM terhadap perekonomian indonesia meliputi sarana pemerataan ekonomi, sarana pengentasan kemiskinan, dan sarana pemasukan devisa bagi negara. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UMKM), sepanjang 2022 UMKM di Tanah Air tercatat tumbuh begitu baik, angkanya sudah mencapai 8,71 juta unit usaha.
Berdasarkan ASEAN Investment Report 2022 yang disusunoleh United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) yang diterbitkan Oktober 2022 menyebutkan, pelaku UMKM tercatat sebanyak 65,46 juta pelaku UMKM, berkontribusi sebesar 60,3% terhadap PDB dan mampu menyerap 97% tenaga kerja di Indonesia. Sehingga, pengembangan sektor UMKM sangat perlu untuk diperhatikan terkhusus di daerah kita sendiri, yaitu Provinsi Gorontalo.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik, kinerja perekonomian Provinsi Gorontalo pada triwulan I 2023 sudah menunjukkan perbaikan. Perekonomian Gorontalo tercatat tumbuh sebesar 4,23 % (yoy), lebihtinggidaripertumbuhantriwulan IV 2022 sebesar 3,98% (yoy). Kinerja perekonomian pada Triwulan I 2023 didorong pertumbuhan Lapangan Usaha Utama seperti LU Pertanian yang tumbuh sebesar 3,95 % (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Ditengah akselerasi pertumbuhan LU Pertanian dan stabilnya LU Konstruksi, LU utama lainnya seperti LU Perdagangan dan LU Transportasi mengalami perlambatan.
Sehingga, diperlukan alternatif sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih sustainable, salah satunya adalah dengan optimalisasi pemberdayaan sektor UMKM. Berdasarkan data Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo, jumlah UMKM di Provinsi Gorontalo hingga tahun 2022 mencapai 81.042 unit usaha yang tersebar di Provinsi Gorontalo meliputi 7 sektor usaha (pangan, perikanan, kerajinan, perdagangan, pertanian, jasa, dan perkebunan).
Sehingga, ini merupakan modal yang kuat untuk menjadikan sektor UMKM menjadi penyumbang kontribusi bagi perekonomian Gorontalo. Dalam meningkatkan kontribusi ekonomi sektor UMKM, tidak hanya dibutuhkan kuantitas namun juga dibutuhkan UMKM yang unggul secara kualitas dan berdaya saing. UMKM yang memiliki daya saing sering kali didefinisikan sebagai UMKM yang memiliki produk dengan nilai tambah yang tinggi, serta berpotensi ekspor dengan kekhususan value dan keunikan produk karena mengandung nilai budaya dan unsur heritage. Sehingga, untuk mendorong UMKM agar naik kelas dan berdaya saing, diperlukan sinergi antara Pemerintah Daerah, Dekranasda, Instansi Vertikal, Unsur Akademisi, dan seluruh lapisan masyarakat.
Dalam mendukung pengembangan UMKM di Provinsi Gorontalo, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo memiliki program pengembangan UMKM yang dilakukan secara end-to-end. Pengembangan UMKM dilakukan dengan mengedepankan perbaikan manajemen usaha melalui perbaikan sisi produksi, promosi, SDM dan keuangan untuk mendorong peningkatan omset, perluasan akses pasar, kesiapan kelembagaan usaha, dan keuangan yang semakin inklusif. Saat ini Bank Indonesia Gorontalo saat ini memiliki 76 UMKM binaan dari 6 Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo yang terdiri dari jenis usaha olahan pangan, fashion, dan kerajinan.
Realisasi dukungan terhadap sektor UMKM juga ditunjukkan Bank Indonesia melalui kolaborasi bersama pemerintah dalam penyelenggaraan event Karya Kreatif Indonesia yang melibatkan berbagai macam komoditas antara lain wastra, kriya, dan olahan pangan serta industri kreatif lainnya. Sinergi juga dilakukan melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, Produk Dalam Negeri, dan Bangga Berwisata di Indonesia (Gernas BBI dan BBWI) yang menjadi highlight utama pengembangan ekonomi kreatif yang dilakukan setiap tahunnya di Provinsi Gorontalo melalui event Hulonthalo Art and Craft Festival (HACF). Di samping itu, KPw BI Provinsi Gorontalo turut mendukung UMKM Go Global melalui fasilitasi showcase produk Gorontalo di luar negeri, antara lain di New York, AS pada 2017 dan 2018; Ankara, Turki pada 2021; Dubai, UEA dan Paris, Perancis pada 2022.
Sebagai dukungan terhadap Kick Off Gernas BBI dan BBWI, PemerintahProvinsi Gorontalo bersama KPw BI Provinsi Gorontalo kembali berkolaborasi dalam menyelenggarakan event Gebyar UMKM 2023. Ada pun tema yang diangkat pada perhelatan UMKM Gorontalo ini adalah “UMKM Berkarya, Berdaya, Go Digital”. Rangkaian kegiatan ini terdiri dari UMKM Expo, UMKM Service Booth, talkshow dan edukasi, business matching, berbagai lomba, serta quiz dan hiburan. Tidak hanya itu, berbagai hiburan akan dimeriahkan oleh artis papan atas nasional dan Gorontalo seperti Sheryl Sheinafia, The Soul, Sejiwa, Gorontalo Inovasi, Aku Project, dan Sanggar Makuta. Mari ramaikan Atrium Citimall Gorontalo pada 16-17 Juni 2023!. (*)
Penulis adalah Ekonom Yunior Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo











Discussion about this post