Oleh:
Delyuzar Ilahude
Mengutip Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai dan menghormati jasa para pahlawannya”. Bagi warga Gorontalo, Hari Patriotik 23 Januari menjadi hari mengenang jasa para pejuang yang rela mengorbankan tenaga, harta, hingga nyawanya untuk melawan para penjajah di Bumi Gorontalo.
Kala itu, Nani Wartabone yang memimpin pasukan melakukan serangan fajar menangkap para pejabat Belanda di Gorontalo. Ribuan warga Gorontalo turun ke jalan tanpa memandang suku, agama, dan jabatan. Mereka menduduki kantor-kantor pemerintahan Belanda. Kepala polisi, asisten residen, dan petugas kepala kontrol ikut ditahan. Bendera penjajah pun diturunkan, Merah Putih dikibarkan di depan Kantor Pos Gorontalo. Tiga tahun sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia, Gorontalo sudah lebih dulu menyatakan kemerdekaan.
Jangan jadikan Hari Patriotik 23 Januari ini sebagai acara seremonial belaka tanpa menghayati nilai-nilai perjuangan dari para pahlawan kita. Tetapi, gunakanlah momentum ini untuk kembali memicu semangat membangun Gorontalo. Walaupun kita tidak ikut serta dalam perjuangan 81 tahun silam, tetapi sebagai generasi muda penerus bangsa, sudah sepatutnya kita memberi makna baru kepahlawanan dan mengisi kemerdekaan sesuai perkembangan zaman.
Di era generasi Z seperti saat ini, dibutuhkan kekompakan serta kerja keras untuk membawa Gorontalo mengejar ketertinggalan di sektor ekonomi. Sikap apatis, tak acuh, dan rendahnya kepedulian terhadap lingkungan yang dimiliki generasi muda Gorontalo saat ini tidak akan membantu mengejar ketertinggalan itu. Pesatnya perkembangan teknologi, harus disertai dengan kesadaran diri generasi muda sebagai embrio menuju perubahan.
Manfaatkan badai informasi serta kemajuan teknologi untuk membangun diri, bukan sekedar membuang waktu. Jangan biarkan gawai membuat kita membangun kebiasaan negatif yang konsumtif, dan pergaulan yang bebas tanpa batas, karena setiap kita adalah agen perubahan. Tanpa kesadaran pribadi, membangun Gorontalo yang maju dan merata sejahtera, masihlah jauh panggang dari api.
Marilah meniru semangat juang Hari Patriotik. Jadilah pejuang untuk diri sendiri dengan mencetak prestasi yang dapat dibanggakan. Setidaknya, menjadi pribadi yang bermanfaat untuk orang lain, bisa menjadi kontribusi. Meski Gorontalo saat ini juga tak luput dari kasus korupsi, narkoba serta sederet catatan hitam lainnya, janganlah kita menjadi bagian dari masalah. Jadilah bagian dari solusi, demi kesejahteraan kampung halaman kita.
Generasi muda selalu bijak melihat kondisi, tidak melakukan provokasi yang bisa memicu konflik dalam bermasyarakat, tidak menyebarkan berita hoax, serta tidak mudah bertindak anarkis. Sudah saatnya, kaum terpelajar melahirkan ide dan gagasan, ulet membangun Gorontalo. Inovasi cerdas adalah salah satu kunci bersaing dengan kemajuan daerah lain.
Di Hari Patriotik tahun ini, mulailah berintrospeksi diri. Berkaca pada diri sendiri, seberapa jauh kita memaknai dan mewarisi nilai-nilai kepahlawanan para pendahulu kita. Melanjutkan perjuangan, mengisi kemerdekaan, mewujudkan Gorontalo menjadi provinsi yang makmur, damai dan sejahtera, gemah ripah loh jinawi. Jangan sia-siakan pengorbanan para leluhur, yang darahnya juga mengalir dalam urat nadi kita. (*)
Selamat Hari Patriotik 23 Januari. Jadilah generasi pembaharu, yang bisa membawa Gorontalo bergerak maju.
Wassalam
Penulis adalah generasi ke tiga cucu pertama Pahlawan Nasional Alm Nani Wartabone,
Ketua Bidang Litbang LAMAHU Jakarta
Email : delyuzar.mgi@gmail.com










Discussion about this post