Gorontalopost.id – Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 12 Tibawa, Kabupaten Gorontalo Asniaty Masionu mengklaim tidak ada penganiayaan terhadap siswa inisial API (11) alis Arjuna oleh oknum gurunya inisial SW. Kepsek mengaku bahwa tindakan yang dilakukan SW tak lain semata-mata untuk membentuk disiplin dan karakter siswa tersebut menjadi lebih baik
“Memang pada Senin (17/11/22) itu kebetulan kegiatan upacara kelas VI mendapat giliran sebagai petugas upacara, dan memang sebelumnya bahwa upacara itu dilombakan, kebetulan Arjuna kelas VI, yang merupakan perwalian dari ibu SW,”kata Asniaty kepada wartawan koran ini, Sabtu (12/11/22). Lebih lanjut diungkapkan Asniaty, saat upacara akan dimulai, Arjuna belum hadir di sekolah, sehingga digantikan oleh siswa lain. Saat upacara sudah mau selesai, Arjuna baru masuk.
“Biasanya bagi kami yang tidak melaksanakan upacara diserahkan ke perwalian dalam hal ini Ibu Wati. Sebab ibu Wati selain sebagai perwalian juga bagian kesiswaan karena guru senior,”jelas Asniaty. Pihaknya kata Asniaty mengajarkan agar setiap siswa bisa belajar disiplin, apalagi pelaksanaan upacara tersebut dilombakan. SW diakui Asniaty tidak ada niat untuk menganiaya korban. Pihaknya kaget ketika pelaksanaan upacara, kakak korban memvideo kejadian tersebut.
“Guru itu ada tiga hal tugas pokoknya yakni mendidik, mengajar dan mengayomi. Sempat juga ditanyakan wali kelas alasan korban terlambat, jawabannya karena telat bangun, sama sekali tidak mengatakan sakit, tindakan yang dilakukan wali kelas kepada korban tidak seperti yang terlihat dalam rekaman video tersebut, tidak ada kekerasan, kalau mencubit ada, menempeleng tidak ada melainkan pipi kanannya itu hanya diusap sekaligus mengatakan alasan korban selalu terlambat. Setelah itu korban dipeluk dan disapa hingga ke kelas.,”ungkap Asniaty. Informasi terkait anak tersebut sudah hampir sebulan tidak masuk sekolah karena trauma, Asniaty menampik hal itu dan mengatakan bahwa korban sudah masuk sejak Kamis (10/11/22). Asniaty, sendiri mengaku yang ajak anak itu ke sekolah atas permintaan Kanit Reskrim. Soal alasan dia tidak masuk sekolah karena dibully atau dicemooh oleh teman-temannya, hal itu diakui Asniaty tidak benar. Sebab hal itu sudah ditanyakan langsung ke teman-teman korban dan dihadapan langsung korban.
“Kami sudah tanyakan ke anak itu kenapa dia tidak mau sekolah, dan korban menjawab dia mau sekolah tetapi kakanya yang melarang dirinnya untuk sekolah,”kata Asniaty. Soal ada dari pihak sekolah yang menantang dan menyuruh kakak korban untuk melapor ke polisi, hal itu juga dibantah Kepsek, justru kata kepsek pihaknya sudah meminta pihak Komite sekolah, Korwil dan ketua pengawas untuk memediasi masalah tersebut hingga di tingkat desa. Namun tetap tidak terjadi kesepakatan damai. Soal guru tersebut telah dipindahkan ke sekolah lain, hal itu diakui Asniaty memang kewenangan Diknas bukan pihak sekolah. Bahkan hal itu atas permintaan pihak keluarga korban dengan janji akan mencabut laporan polisi. Tetapi Asniaty menyayangkan kasusnya masih tetap berlanjut di kepolisian. Pihaknya juga menampik bahwa mediasi yang dilakukan pihak sekolah gagal. “Kami berharap kedepan adannya perdamaian antara kedua belah pihak yang bermasalah. Dan kami menjamin keamanan anak tersebut di sekolah,”tandas Asniaty. Senada dikatakan SW guru yang dilaporkan kakak korban mengatakan, dari hati yang paling dalam sama sekali tidak ada niat untuk menganiaya korban.
“Itu hanya semata-mata tindakan untuk membentuk disiplin dan karakter anak tersebut,”kata SW. Namun, SW mengakui sanksi secara fisik seperti itu baru kali itu dilakukan dan tidak pernah dilakukan kepada siswa yang lain. “Saya hanya mencubit satu kali saja, saya hanya mendorong pipinya bukan tempeleng. Kalau saya tempeleng kasian badannya kecil begitu pasti akan terlempar dengan ukuran tangan saya yang besar. Saya berharap adannya kesepakatan damai dalam permasalahan ini. Apalagi Senin (hari ini red) saya akan dipanggil ke Polres Gorontalo. Nanti kita akan laihat seperti apa kedepannya terkait permasalahan ini,”,”tutup SW yang juga didampingi anaknya. (roy)










Discussion about this post