Gorontalopost.id – Arema FC menjamu lawan se-daerahnya, Persebaya Surabaya, dalam lanjutan laga Liga 1, berlangsung di stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) malam. Akhir pertandingan itu, menjadi catatan kelam sepakbola dunia, ratusan orang meninggal dunia, setelah Aremania (suporter Arema FC) mengamuk, lantaran timnya dikalahkan Persebaya, dengan skor 3-2.
Sebelum pertandingan, Polri dari resor Malang sudah mengingatkan penyelenggara agar tidak menggelar pertandingan malam hari. Langkah itu sebagai antisipasi, apalagi derby Arema FC vs Persebaya bukan pertandingan ‘ringan’. Arema FC kabarnya menyahuti saran itu, dan menyepakati pertantingan digelar sore hari. Pun, mengharuskan pertandingan tanpa superter Persebaya.
Bonek tak dibolehkan menonton di stadion. PT.Liga Indonesia Baru, sebagai penyelenggara Liga 1, mengharuskan pelaksanaan pertandingan itu tetap digelar malam hari, salah satu alasan, kabarnya adalah menyesuaikan dengan jam tayang televisi pemilik hak siar pertandingan Liga 1. Pertandingan itu berjalan lacar, hingga 2×45 menit selesai. Aremania, rupanya tak terima dengan keunggulan Persebaya yang mampu menaklukkan tim mereka.
Suporter berusaha turun ke lapangan dan mengejar pemain karena kecewa, saling lempar juga tak bisa dihindari. Suasana semakin gaduh, para pemain dievakuasi ke ruang ganti, polisi mengambil tindakan dengan menembakkan gas air mata, sesuatu yang dilarang FIFA, ke arah suporter.
Tragedi ini menyisahkan kepiluan mendalam. Usai gas air mata itu ditembakkan ke tribun yang penuh suporter, situasi berubah sangat panik. Aremania berhamburan, berdesakan, berebut jalan untuk keluar menghindar dari gas yang memedihkan mata, sebagian kesulitan bernafas, ada yang terinjak, luka, patah tulang, dan banyak yang meninggal dunia.
Rangga, salah satu penonton Derby Jatim, Arema FC vs Persebaya yang duduk di tribun VIP menyaksikan sendiri kepanikan itu. Ia mendengar dan melihat langsung ada 5 tembakan gas air mata yang diarahkan ke tribun.
Dari 5 tembakan itu 2 tembakan gas air mata langsung meluncur ke arah tribun 12 dan 14 yang saat itu masih penuh penonton. Hingga tragedi yang menyesakkan dada itu terjadi. Rangga yang duduk di kursi VIP dan hanya terkena asap dari gas air mata mengaku merasakan pedas dan perih di matanya. Saat itu ia juga melihat ada sejumlah suporter yang ditendang dan dipukul oleh aparat keamanan.
“Saya yang duduk di VIP juga kerasa pedas dan peri di mata. Padahal VIP tidak ditembak gas air mata hanya kena asap. Bayangkan yang langsung ditembak ke kerumunan bagaimana rasanya? Mereka berhamburan panik dan bisa dibayangkan pintu keluar tribun itu kecil,” kata Rangga, dikutip detikjatim.com.
Rangga pun turun dari tribun, dia melihat banyak suporter yang telah meninggal berjejer di sebuah lorong. “Saya lihat sudah banyak korban-korban. Melihat temen-temennya atau saudaranya teriak-teriak ‘balekno nyowoe’ rasanya mberebes mili. Kenapa sepakbola harus memakan korban nyawa?” tuturnya. Menyaksikan sendiri bagaimana korban dalam tragedi Kanjuruhan itu berjatuhan Rangga mengaku merasakan pilu dan terus disergap dengan pertanyaan mengapa? Mengapa harus ada korban sebegitu banyaknya.
Tak hanya Rangg, Abel Camara, pemain asing Arema FC, juga menjadi saksi mencekamnya suasana saat itu. Abel yang berada di lokasi menyebut dirinya melihat tujuh sampai delapan orang tergeletak di ruang ganti pemain Stadion Kanjuruhan. “Beberapa di antara mereka (Aremania, red) meninggal di depan kami. Saya melihat sekitar tujuh atau delapan orang meninggal dunia. Mereka berada di ruang ganti,” ujar Abel dilansir media Portugal, Mais Futebol. Abel sendiri menyebut tensi panas duel Arema vs Persebaya sudah terjadi sejak kick off. Dia pun sadar bahwa Aremania menuntut kemenangan di laga ini. “Mereka (Aremania) bilang kami boleh kalah di pertandingan lain, tetapi tidak di laga ini (melawan Persebaya). Mereka menyebut ini pertandingan hidup dan mati,” tambah striker 32 tahun tersebut.
Data pasti korban tragedi kanjuruhan yang diumumkan pemerintah, yakni sebanyak 448 orang. “Hasil akhir dari korban yang sudah diverifikasi semua pihak termasuk Polri dan penyelenggara ada 448 korban,” ujar Menko PMK Muhajir Effendy, usai melakukan rapat koordinasi di pendapa panji, Kapanjen, Malang, Ahad (2/10) semalam.
Ia menguraikan, 448 itu terdiri dari 125 orang meninggal dunia, 302 orang mengalami luka ringan dan 21 orang luka berat. “Dengan penjelasan ini saya harap tidak ada lagi spekulasi (termasuk jumlah korban),” kata dia.
Sebelumnya, Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo menyampaikan bahwa jumlah korban itu telah diperkuat dengan proses identifikasi dan verifikasi. Khususnya untuk korban yang meninggal sebanyak 125 orang.
Langkah selanjutnya, pihak kepolisian akan melakukan investigasi kasus ini. Selain itu akan dilakukan upaya mitigasi yakni dengan langkah trauma healing terhadap para suporter Arema FC. Polri, kata Jenderal Listyo, akan mendalami penerapan prosedur tetap (protap) penggunaan gas air mata untuk membubarkan kericuhan di Stadion Kanjuruhan yang menyebabkan meninggalnya ratusan nyawa itu. “Tim tentunya akan mendalami terkait prosedur dan tahapan-tahapan yang dilakukan satgas atau tim pengamanan yang melakukan tugas saat pelaksanaan pertandingan,” kata Kapolri. Ia menjelaskan tahapan-tahapan untuk penerapan prosedur tersebut akan dilakukan audit oleh tim yang telah disiapkan. Ia akan mendalami berbagai informasi yang ada, termasuk upaya penyelamatan para pemain dari para suporter.
Menurutnya, seluruh hal yang mendetail tersebut akan didalami dan menjadi bagian besar dalam proses investigasi. Proses investigasi akan dilakukan mulai dari pihak penyelenggara, pengamanan, dan seluruh pihak terkait. “Semuanya akan kita dalami, ini menjadi satu bagian yang akan kita investigasi secara tuntas baik dari penyelenggara, pengamanan, dan pihak-pihak yang memang perlu kita lakukan pemeriksaan,” ujarnya.
MENPORA : Perbaiki Sistem Kompetisi Liga
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali minta PSSI memperbaiki sistem kompetisi Liga Indonesia. Hal itu agar tragedi di Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan lebih dari seratus orang tidak terulang kembali. ”Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, PSSI diminta melakukan evaluasi secara total terhadap sistem saat ini, yang digunakan sebagai cara berkompetisi sehingga akan dapatkan cara terbaik, para pemain bisa main tenang, dan penonton nyaman menonton,” kata Amali seperti dilansir dari Antara di Stadion Kanjuruhan Malang, Jatim, Ahad (2/10). Zainudin Amali percaya PSSI sedang berusaha sekuat tenaga menyuguhkan pertandingan dengan sebaik-baiknya. Namun musibah tersebut tak terelakkan. Dia berharap kejadian tersebut tidak merusak sepak bola nasional. Sebab sepak bola Indonesia saat ini tengah berkembang. ”Kita tahu bahwa sepak bola di Tanah Air akhir-akhir ini perkembangan baik, kemajuan timnas senior, kelompok umur. Kami berharap kejadian ini tidak akan merusak sepak bola kita,” ujar Zainudin Amali.
FIFA Prihatin, Jokowi Stop Liga 1
Tragedi Kanjuruhan menyedot perhatian internasional. Federasi-federasi sepakbola eropa bahkan memberi pernyataan duka cita dan doa kepada para korban, termasuk induk federasi sepalbola dunia, FIFA, dan sejumlah pemain sepakbola kenamaan dunia. “Turut berbelasungkawa untuk semua korban meninggal dalam peristiwa di Malang, Indonesia. Saya berdoa untuk para korban semoga ditempatkan di tempat yang paling mulia di sisi Tuhan,” tulis Mesut Ozil di akun Twitternya dalam bahasa Indonesia.
Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) dalam pernyataan resminya mengaku sangat berduka atas peristiwa tragis di Stadion Kanjuruhan. Begitu pula dengan Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF) menyampaikan duka cita dalam pernyataan resmi. Bahkan, RFEF menyerukan seluruh pertandingan LaLiga dan divisi Segunda pekan ini, akan dimulai dengan prosesi mengheningkan cipta untuk para korban Tragedi Kanjuruhan. “Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol dan LaLiga telah sepakat untuk mengheningkan cipta selama satu menit di semua pertandingan divisi satu dan dua hari ini setelah tragedi yang terjadi dalam pertandingan sepakbola di pulau Jawa, Indonesia. Sejauh ini, 174 orang telah tewas dalam peristiwa fatal dan sekitar 200 orang terluka,” begitu isi pernyataan resmi RFEF, Ahad (2/10) malam WIB.
Mengheningkan cipta juga digelar dalam laga Liga Belanda, Eredivisie. Hal itu diungkapkan Federasi Sepakbola Belanda (KNVB) yang ikut menyampaikan duka cita kepada para korban di Kanjuruhan. “Mengheningkan cipta satu menit akan diadakan sebelum dimulainya semua lima pertandingan yang dimainkan di Eredivisie hari ini untuk menghormati semua yang tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan. Kami bersimpati dengan Indonesia,” tulis KNVB dalam pernyataan resminya. Ucapan simpati dan doa untuk para korban turut diberikan Timnas Jerman dan Timnas Portugal di media sosial. Mereka menyatakan duka cita dan solidaritas untuk masyarakat Indonesia. “Timnas Portugal bersatu dengan jutaan masyarakat Indonesia dan seluruh keluarga sepakbola. Tetap tegar!” cuit akun resmi Timnas Portugal di Twitter.
Presiden FIFA, Gianni Infantino, mengatakan sangat terkejut dengan peristiwa itu.
“Dunia sepak bola dalam keadaan terpukul menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan,” ujar Gianni Infantino dilansir dari situs resmi FIFA. Gianni Infantino pun menyampaikan ucapan belasungkawa atas peristiwa tragis di Stadion Kanjuruhan. “Ini adalah hari kelam bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia sepak bola, sebuah tragedi di luar pemahaman,” ucap dia. “Saya menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga, rekan-rekan korban yang kehilangan nyawa setelah kejadian tragis ini,” kata dia menambahkan. Gianni Infantino turut mendoakan untuk para korban meninggal dunia yang ada dalam insiden tragis kerusuhan Kanjuruhan. “Bersama FIFA dan komunitas sepak bola global, semua pikiran dan doa kami tujukan kepada para korban, mereka yang terluka,” ucap dia. Sementara itu, Presiden RI Joko Widodo, juga menyampaikan duka cita mendalam.
Dia langsung memerintahkan Menpora Zainudin Amali, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan, dan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo untuk mengevaluasi secara menyeluruh pelaksanaan pertandingan sepak bola serta prosedur pengamanan pertandingan tersebut. Untuk kelancaran evaluasi dan investigasi dari kepolisian, Jokowi memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi selesai dan dilakukan perbaikan terhadap prosedur pengamanan.
“Saya menyesalkan terjadinya tragedi ini dan saya berharap ini adalah tragedi terakhir sepak bola di Tanah Air. Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang,” kata Presiden Jokowi. (tro/net)











Discussion about this post