Gorontalopost.id – Harapan agar Penjabat Gubernur (Penjagub) Hamka Hendra Noer bisa merealisasikan pembangunan Islamic Center terus bermunculan dari berbagai pihak. Termasuk dari para penggagas pembangunan masjid raya yang belakang berkembang menjadi Islamic Center.
Harapan itu disampaikan pengurus yayasan gerakan membangun (Gema) Masjid Raya, saat bertemu Penjagub Hamka Hendra Noer di Rudis Wagub, tadi malam (20/7).
Sekretaris Yayasan Gema Masjid Raya, Chamdi Mayang menjelaskan, kunjungan pengurus yayasan Gema Masjid raya ke Penjagub untuk menyampaikan kegelisahan dan keresahan sehubungan belum terbangunnya masjid raya dan Islamic Center. Padahal masyarakat sangat antusias menyambut wacana itu saat pertama kali bergulir di era Penjagub Zudan Arif Fakrulloh pada 2017 silam. Tingginya antusias masyarakat Gorontalo terhadap pembangunan fasilitas keagamaan itu ditandai dengan sumbangan dana masyarakat dan PNS yang mencapai Rp 2 miliar lebih.
“Dana masyarakat yang didonasikan melalui Yayasan gema itu ada sekitar Rp 60-an juta. Sementara dana hasil sumbangan para ASN Pemprov itu ada Rp 2 miliar lebih,” ungkapnya.
Chamdi mengatakan, pihaknya merasa gelisah karena saat dana masyarakat sudah terkumpul, masjid raya atau Islamic Center tak kunjung terbangun. Disisi lain sumbangan itu tak bisa dikembalikan lagi ke penyumbang.
“Kalau ini tidak terwujud, kami tidak tahu dana masyarakat akan dikembalikan ke siapa. Sementara penyumbang mungkin sudah meniatkan ingin beramal jariyah,” ungkapnya.
“Begitupun dengan sumbangan para ASN Pemprov. Diantara penyumbang itu mungkin banyak yang sudah pensiun. Makanya pertemuan kami dengan Pak Penjagub bertujuan untuk mensinkronkan semangat pembangunan masjid raya atau Islamic Center,” tambah Chamdi. Hal kedua yang juga ingin disinkronkan soal lokasi Islamic Center.
Menurut Chamdi, tanpa bermaksud untuk mengintervensi Penjagub, pihaknya hanya menyampaikan bahwa banyak sekali masukan dari masyarakat yang ingin Islamic Center atau Masjid Raya bisa dibangun di Danau Limboto. Karena kehadirannya akan saling memperkuat ikon Gorontalo.
“Karena salah satu ikon Gorontalo adalah Danau Limboto. Sehingga tak heran banyak masyarakat yang menginginkan agar lokasinya di sana,” urai Chamdi.
Aspirasi masyarakat ini telah ditindaklanjuti oleh pengurus yayasan Gema Masjid Raya. Menurut Chamdi, pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) II Gorontalo terkait rencana pembangunan masjid raya dan Islamic Center di Danau Limboto.
“Rupanya Balai Sungai sangat merespon keinginan ini. Mereka pastikan keberadaan Islamic Center tidak akan mengganggu ekosistem di Danau Limboto,” tambahnya.
Bahkan menurut Chamdi, Balai Sungai memastikan tersedia lahan sekitar 20 hektar untuk mendukung pembangunan Islamic Center di Danau Limboto. Itu semuanya bisa di atas danau atau sebagian di danau dan sebagian lagi di daratan.
“Tersedia beberapa opsi. Bisa 10 hektar di danau sisanya di daratan, atau 5 hektar di daratan lalu 10 hektar di atas danau,” tambahnya.
Chamdi memastikan, bila Islamic Center di bangun di Danau Limboto maka sudah tidak diperlukan lagi biaya untuk pembebasan lahan. Karena lahan di kawasan danau Limboto merupakan tanah negara.
“Jadi Pemprov tidak perlu lagi keluar dana untuk pembebasan lahan,” ujar Chamdi Mayang yang saat menjadi Anggota Deprov pernah menjadi Ketua Pansus Perda terkait pemetaan ruang Danau Limboto itu.
Hal terakhir yang dibahas bersama Penjagub kata Chamdi soal anggaran pembangunan islamic center. Menurut Chamdi dari sisi efisiensi, lokasi di Danau Limboto akan lebih hemat. Karena anggaran untuk pembebasan lahan sudah bisa dikonversi untuk anggaran pembangunan.
“Anggaran pembebasan lahan Rp 15 miliar yang tidak terealisasi sudah bisa untuk menambah anggaran untuk konstruksi bangunan,” ungkapnya.
Sementara itu, Penjagub Hamka Hendra Noer memastikan akan merespon harapan masyarakat Gorontalo terkait pembangunan Islamic Center. Dia akan berupaya agar di masa pemerintahannya, Islamic Center pembangunannya sudah bisa dimulai.
“Saya akan berupaya minimal November mendatang sudah akan ada Groundbreaking,” ujarnya.
Namun soal lokasi Islamic Center, Hamka mengatakan, pihaknya masih akan melakukan kajian. Karena Pemprov sebelumnya sudah berencana membangun di Moodu Kota Gorontalo. Selain itu, rencana pembangunan di Moodu sudah memiliki dokumen Amdal.
“Kami akan melakukan kajian secara matang soal ini,” ungkapnya.
Diketahui, wacana pembangunan Islamic Center bermula pada era Penjagub Gorontalo Zudan Arif Fakrulloh pada 2017 lalu. Saat itu, ia melempar gagasan perlunya Gorontalo memiliki masjid raya untuk memperkuat julukan Gorontalo sebagai daerah serambi Madinah. Gagasan ini ditindaklanjuti oleh beberapa anggota Deprov Gorontalo ketika itu. Yakni, Chamdi Mayang dari Demokrat, Rusliyanto Monoarfa dan Alfian Pomalingo dari PPP, Hendra Nurdin dari PAN, serta Sunaryo Dulanimo dari PDIP.
Saat malam pergantian tahun dari 2017-2018, para politisi muda itu menginisiasi penggalangan dana masyarakat untuk membangun Masjid Raya. Acara penggalangan dana itu berlangsung di Bundaran HI. Pada acara itu, Penjagub Zudan Arif bahkan turun langsung membawa kardus menghimpun dana masyarakat yang melintasi bundaran HI.
Aksi penggalangan dana itu juga berlanjut untuk para ASN Pemprov. Penggalangan dana ASN itu berlangsung pada era Penjagub Zudan Arif hingga Gubernur-Wagub Rusli Habibie-Idris Rahim di periode kedua. (rmb)











Discussion about this post