Gorontalopost.id – Banjir bandang kembali memporak-porandakan belasan rumah warga di wilayah Kecamatan Bone Pantai, Kabupaten Bone Bolango, Jumat (15/7) dini hari. Terdapat dua rumah warga serta tiga unit sepeda motor hanyut hingga ke laut terseret amukan air setinggi 1,5 meter itu.
Informasi yang dihimpun Gorontalo Post, banjir bandang tersebut bermula dari adannya hujan deras yang mengguyur sekitar pukul 21.30 Wita. Dua jam kemudian yakni sekitar pukul 23.30 Wita. Air di sungai Tongo mulai naik ke darat dan luapannya hingga ke rumah-rumah penduduk. Puncak luapan air sungai Tongo terjadi sekitar pukul 01.30 wita hingga mencapai 1,5 meter. Akibatnya sejumlah rumah semi permanen rusak disapu banjir.
Parahnya, dua rumah diantarannya tersisa tinggal pondasi rumah saja, sementara badan rumah termasuk atap dibawa air sekaligus hingga ke muara. Begitu pula dengan tiga unit sepeda motor milik warga yang diparkir di halaman rumah mereka ikut hanyut. Hingga berita ini naik cetak, tiga sepeda motor yang hanyut tersebut belum ditemukan. Banjir terjadi saat masyarakat Desa Tongo tengah beristirahat. Sehingga saat banjir menerjang, masyarakat tidak siap. Bahkan ada yang kemudian kaget karena tiba-tiba terkepung air yang tingginya sekitar 1,5 meter.
Kapolsek Bone Pantai Ipda Faisal Poli saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan pemerintah desa maupun pemerintah kecamatan setempat langsung melakukan upaya evakuasi terhadap warga yang terdampak banjir dengan menggunakan mobil. “Ya, ada 17 rumah yang terendam banjir bahkan sebagian besar rusak di Desa Tongo dan Tihu. Satu keluarga sempat kami evakuasi ke perumahan yang ada di dataran tinggi,”kata Kapolsek. Diungkapkan Kapolsek, pihaknya masih sempat merekam video dua rumah yang hanyut terbawa arus tersebut cukup dramatis. Pasalnya, rumah itu nampak terbelah setelah membentur bebatuan dan pohon saat terseret air deras. “Kami Forkopimcam sesalkan sejak malam kejadian banjir bandang itu kami hubungi BPBD, tetapi tidak ada satupun yang bisa hubungi. Untuk saat ini dari puskes Bone Pantai yang sudah melakukan pelayanan kesehatan di lokasi banjir,”tandas Kapolsek.
Terpisah Camat Bone Pantai, Lili Prawaty Abas mengungkapkan, ada 342 warga yang terpaksa mengungsi akibat banjir bandang tersebut.
Dari data yang diperolehnya di lapangan, ada dua rumah yang hanyut milik warga bernama Adensi Mooduto dan Selfi Mohammad. Sementara lokasi terparah di Desa Tongo, namun begitu diakui Lili, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
“Upaya yang sudah kami lakukan yakni melakukan evakuasi warga untuk mengantisipasi banjir susulan,”ungkap mantan Camat Bulawa ini. Terkait kerugian materil, Lili belum bisa menaksirnya, karena masih terus melakukan pendataan.
Meski belum ada data estimasi kerugian dari pihak otoritas setempat, namun warga memperkirakan kerugian mencapai puluhan hingga ratusan juta. Diakui Lili, Desa Tongo memang kerap menjadi langganan banjir. Secara geografis, desa ini terletak di muara sungai, dan menjadi pertemuan dua sungai. Rumah-rumah di desa ini juga rentan diterjang banjir, sebab berada sangat dekat dengan bibir sungai. Dingkapkan Lili, tahun-tahun sebelumnya, yakni tahun 2013, 2020, dan saat ini 2022 banjir yang terparah.
“Sungai tersebut harus dinormalisasi, jika hujan kerap, meluap, kami sudah berulangkali mengusulkan hal ini lewat Musrenbang, namun hingga kini belum ada respon atau tindak lanjut dari pihak Balai Sungai untuk mengeruk sedimen serta membuat tanggul di wilayah terdampak banjir. Harapan kami agar hal ini segera mendapat perhatian dari pemerintah provinsi terutama pihak Balai Sungai untuk menormalisasi kembali dua sungai tersebut,”tutup Lili Abas. (roy)











Discussion about this post