Gorontalopost.id – Lagi-lagi tertipu. Masyarakat Gorontalo untuk kesekian kalinya kembali jadi korban investasi bodong. Saat trauma investasi bodong berkedok trading forex belum pulih, kini muncul kasus baru dengan modus berbeda.
Investasi bodong itu bernama enel kekuatan hijau. Informasi sementara yang diperoleh Gorontalo Post, yang ikut investasi ini ada sekitar 16 ribu orang. Sebagian besar masyarakat Gorontalo. Ada PNS, ibu rumah tangga dan pekerja swasta. Total dana member yang terhimpun sekitar Rp 10 miliar.
Ikut investasi ini, para member dijanjikan keuntungan sekitar dua persen setiap hari selama 200 hari, dari uang yang diinvestasikan. Ada banyak pilihan investasi yang ditawarkan. Dari paket kecil Rp 50 ribu hingga paket paling tinggi Rp 100 Juta.
Profitnya masuk setiap hari sesuai nilai investasi yang ditanamkan. Contoh jika ambil paket paling kecil Rp 50 Ribu maka setiap hari yang masuk seribu rupiah. Bila ada promo maka profit yang diberikan setiap hari bisa Rp 2 Ribu. Sementara kalau ambil paket Rp 100 Juta maka setiap harinya dijanjikan profit Rp 2 Juta lebih.
Penarikan profit minimal Rp 55 Ribu dengan potongan pajak 10 persen.
Untuk ikut investasi ini, para member cukup mendownload aplikasi enel kekuatan hijau yang tersedia di playstore
dan APP Store. Saat mendaftar cukup mengisi nomor Handphone beserta nomor referal. Setelah sukses, memberdipersilahkan memilih paket yang disediakan. Mulai dari pilihan paket A sampai paket i. Ketika orang mendaftar maka member akan segera menerima keuntungan harian selama kontrak aktif 200 hari kedepan sejak keesokan harinya memdaftar.
Dalam aplikasi itu dijelaskan bahwa uang para member iinvestasikan untuk mendanai aktifitas perusahaan yang bergerak di bidang energi terbarukan.
Ramai di Media Sosial
Heboh soal investasi bodong enel kekuatan hijau ini mulai menyeruak ke permukaan, setelah di media sosial para member yang menjadi korban mulai menulis status soal keresahan dan kegelisahannya.
Bahkan di media sosial facebook ada akun grup yang bernama korban enel kekuatan hijau. Akun grup ini beranggotakan 1.150 orang.
Ada satu akun Facebook dengan nama Wika Liem dengan terang-terangan menulis status di akunnya yang memberitahukan kepada para korban enel kekuatan hijau di wilayah Gorontalo dan sekitarnya bahwa leader enel kekuatan hijau di Gorontalo adalah Dwi Riana Handayani Ishak.
Yang disebutkan sebagai orang yang bertanggungjawab karena banyak mengajak orang ikut di investasi bodong ini. Akun bernama Wika Liem ini bahkan menulis dana member yang diraup Dwi Riana Handayani Ishak mencapai 11.621 miliar. Pada statusnya, akun Wika Liem juga menuliskan kontak person Dwi Handayani Ishak serta alamat lengkapnya.
Dari informasi inilah, awak media ini berhasil menemui Dwi Riana Handayani Ishak yang disebut-sebut sebagai Manager Enel Gorontalo, untuk diwawancarai.
Saat diwawancarai dikediamannya, Dwi Riana Handayani Ishak mengaku awalnya investasi enel berjalan mulus.
Sayangnya, sudah berapa hari terakhir ini, banyak member mengeluh karena profit harian mereka tak bisa ditarik lagi. Jangankan menarik profit, membuka aplikasi saja sudah tidak bisa. Akibatnya Dwi pun menjadi bahan cercaan member.
“Saya tidak menyangka ini terjadi. Karena Jumat pekan lalu, saya ke Bandung. Diundang PT Enel untuk silaturahmi bersama seluruh manager di hari Minggu,” ungkapnya.
Setelah acara itu, banyak mengeluh tak bisa menarik profit. Dwi mengaku sudah berupaya menghubungi direktur PT Enel. Tapi nomor kontaknya sudah tidak bisa dihubungi.
“Saya mau kunjungi tempat kegiatan, kata orang mereka sudah pergi,” tambahnya.
Dari kejadian ini, Dwi merasa ikut menjadi korban. Sebab ia juga tidak tahu menahu bahkan tidak menyangka jika berakhir begini.
” Itu dia yang saya tidak terima pak dituduh macam-macam. Memang saya gencar promosikan karena saya punya akun Youtube dan pernah diberitakan. Tapi setiap kali promosi saya tidak pernah mengajak. Saya selalu kasih tahu ini beresiko tapi setelah macet begini justru banyak orang yang menuduh saya penipu. Bahkan yang menuduh saya itu saya tidak tahu itu bukan member saya. Mereka sudah keterlaluan menuduh saya macam-macam padahal saya juga korban,saya ada bukti semua, ” keluh Dwi Riana Handayani Ishak.
Sebagai manager Gorontalo ia mengaku hanya sebatas menerima pendaftar sementara pengelolaan sepenuhnya dipegang pusat. Untuk itu menyikapi tuduhan yang ramai di media sosial, Dwi meminta untuk menghentikan tuduhan itu. Dia mewanti untuk menuntut balik jika masih ada lagi yang menuduhnya macam-macam.
“Nama baik saya tercoreng pak saya dituduh penipu bahkan sudah macam-macam mereka bilang di media sosial. Saya tidak terima saya juga korban ” jelasnya.
Investasi Enel mulai ada sejak 28 Februari 2022. Sebelum ditunjuk menjadi manager Gorontalo, Dwi Handayani Ishak mengaku menjadi member biasa yang mendaftar lewat link dengan memilih paket Rp 50 Ribu dari orang yang berinisial mister Enel pada 24 Maret 2022.
Nanti pada 7 Mei 2022, Dwi diangkat menjadi manager Gorontalo.
“Ditunjuk pun saya itu jadi Manager Gorontalo tidak segampangnya. Karena syaratnya saya sukses pecah VIP 3 alias 12 orang dibawah saya yang top Up Rp 500 Ribu” Jelasnya.
Karena suskes pecah VIP 3 maka Dwi akhirnya ditawari buka kantor dan menjadi manager Gorontalo. Awalnya Dwi mengaku ragu menjadi manager. Namun setelah menelusuri bukti legalitas Enel yang dirasanya jelas, maka ia terima tawaran tersebut.
Untuk membuka kantor di Gorontalo, Dwi diberi uang Rp 18 Juta oleh PT Enel. “Saya nanti percaya setelah legalitasnya saya telusuri mulai NIB-nya(nomor Izin Berusaha) kementerian Investasi dan Penanaman modal, NPWP Perusahaannya saya cek juga.
Tapi saat itu saya sempat tanya ko pakai logo OJK. Kata direkturnya, sementara dipantau karena alasan mengurus OJK tidak semudah mengurus surat lainnya,” ujarnya.
Hasil penulusuran ini makin menguatkan keyakinan Dwi terhadap bisnis PT Enel. “Mereka berani buka kantor dan kantor pusatnya juga ada dan banyak orang yang sudah lihat di Batam, ” jelasnya.
Setelah membuka kantor di Gorontalo, Dwi terus berkoordinasi dengan direktur PT Enel melalui FB. Dwi dijanjikan akan akan dibimbing salah seorang dari tujuh mentor bernama Irfan. Seiring berjalannya waktu, ia merasa semakin banyak orang datang berinvestasi. Bahkan saking banyaknya sampai sudah banyak yang tidak diketahuinya lagi orang yang mendaftar langsung ke dirinya.
Dwi merasa kemungkinan yang membuat orang banyak berniat berinvestasi karena melihat pemberitaan dan Youtube yang diperkenalkannya. Apalagi dari segi keuntungan bisa dirasakan setiap hari. Padahal Dwi mengaku tidak pernah sama mengajak. Justru saat ada yang mendaftar ia peringati bahwa investasi pasti ada resikonya.
Hanya dalam jangka waktu sebulan, Dwi membuka beberapa kantor unit. Yaitu unit 1 di Tilongkabila, unit 2 di Wonggaditi, unit 3 di Tinaloga dan unit 4 di Minahasa. Dwi berusaha bekerja keras agar anak buahnya yang dimentori Irfan tidak pindah ke mentor lain. ” Member saya itu kalau diakumulasi totalnya sudah 16 Ribu member secara seluruhnya. Kalau diakumulasi juga saya lihat total investasi saya diaplikasi Rp 10 Miliar,” ujarnya.
Tapi itu cuma berbentuk angka yang belum jadi uang. Baru uang Viat atau uang virtual. Dwi mengaku di bulan September ini akan mendapat pencairan 20 persen dari Rp 10 Miliar itu.
“Tapi bagaimana mau cair pak sekarang saja tidak terima apa-apa. saya di Bandung diberikan amplop merah yang mau dicairkan untuk ganti rugi uang perjalanan saya ke Bandung tapi itu juga malah tidak bisa dicairkan,” ujarnya.
OJK Pastikan Ilegal
Otoritas Jasa Keuangan atau OJK angkat bicara soal aplikasi berkedok investasi Enel Kekuatan Hijau atau Enel Green Power yang terdapat di Play Store dengan nama Energi Hijau. Ketua SWI sekaligus Kepala Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan OJK Tongam L. Tobing menduga bahwa aplikasi tersebut adalah kegiatan money game.
Tongam menyebutkan money game itu dilakukan melalui aplikasi penghasil uang dengan kedok investasi alat pembangkit listrik yang menjanjikan keuntungan sampai dengan 200 persen.
“Mereka minta masyarakat melakukan deposit dan melakukan rekrut member untuk mendapat bonus lebih tinggi,” ujar Tongam melalui keterangan tertulis, Rabu, 29 Juni 2022 sebagaimana dilansir dari tempo.co.
Satgas Waspada Investasi (SWI) yang terdiri dari 12 kementerian dan lembaga termasuk OJK pun mengimbau masyarakat untuk tak ikut-ikutan bergabung aplikasi berkedok investasi Enel Kekuatan Hijau atau Enel Green Power tersebut.
Lebih jauh, Tongam memastikan aplikasi tersebut merupakan platform investasi ilegal dan tidak memiliki perizinan dari regulator manapun. Ia pun masyarakat berhati-hati dan mewaspadai segala modus investasi bodong, pinjaman online ilegal, koperasi simpan pinjam ilegal, maupun aplikasi trading ilegal lewat aplikasi. (csr/net)











Discussion about this post