Jabat erat tangan, saling menyapa dan berbagi kabar, menjadi sambutan Bupati Bone Bolango, Hamim Pou, saat Imawan Mashuri bersama istrinya, tiba di rumah dinas bupati di Suwawa, Sabtu (28/5) malam. Imawan yang merupakan founder Gorontalo Post itu, sengaja diundang Hamim untuk makan malam, sekaligus ‘reuni’ semasa jadi wartawan dulu.
Jitro Paputungan / Suwawa
BAGI Hamim Pou, Imawan tak sekadar senior sekaligus bos sewaktu di Manado Post, induk Gorontalo Post waktu itu. Tapi guru, dan mentor bidang jurnalistik, juga banyak membimbingnya pada bidang-bidang tertentu.
Makanya, sejak tahu jika Imawan Mashuri dan istrinya, ke Gorontalo, dalam rangka rapat tahunan INN Grup (termasuk Gorontalo Post) di Kota Gorontalo, Hamim langsung mengagendakan untuk bertemu, sekaligus makan malam.
Pertemuan di meja makan itu, turut dihadiri Dirut Gorontalo Post, Mohamad Sirham dan jajaran departemen head Gorontalo Post, serta Dirut Harian Rakyat Gorontalo, Raden Syarif Abdillah ‘Haji Lala’.
Pertamuan begitu akrab, selain membahas persoalan terkini, perkembangan media masa, merembet ke urusan politik, hingga rencana pembangunan islamic center Gorontalo juga ikut dibahas.
Islamic Center Gorontalo seharusnya sudah berdiri dan menjadi icon dearah berfalsafah adat bersndi syara dan syara bersendi kitabullah ini. Sayanganya hingga berganti Gubernur dan Wakil Gubernur sejak daerah ini terbentuk 2001 lalu, Islami Center hanya sekadar pelengkap program yang tak populer bagi para kepada daerah.
Di-era penjabat Gubernur Hamka Hendra Noe, Bupati Bone Bolango Hamim Pou turut mendorong agar Islamic Center dapat terealisasi. “Kita dukung, Gorontalo Post dan Harian Rakyat Gorontalo harus ambil peran, ikut mendukung islamic center Gorontalo berdiri.
Namanya serambi madinah, tapi belum punya Islamic center,”kata Imawan Mashuri. Bincang-bincang malam itu, pindah ke bagian belakang rumah dinas. Rupanya, disitu ada pendapa, mirip dengan pendapa yang ada di kantor Manado Post di kawasan Tikala, Manado.
Seketika pembahasan, mengingat kisah-kisah di Manado Post. Hamim Pou, sebelum terjun ke politik, merupakan seorang wartawan yang memulai karir jurnalistiknya di Manado Post, yang saat itu pimpinanya adalah Imawan Mashuri.
Selaian aktif wartawan, Hamim Pou juga tetap melanjutkan kuliahnya. Hamim ingat betul ketika berkarir di Manado Post, kantor yang ada di Tikala, termasuk pendapa di belakang kantor itu, sering menjadi tempat tidur.
Maklum, sebagai media cetak, deadline penerbitan selalu terjadi malam hari. “Karena tidak ada duit ya tidur di kantor, mandi di kantor, handuknya pakai kertas koran,”kata Hamim sambil memperagakan handukan dengan kertas koran. Kenangan Hamim itu, mengundang tawa Imawan dan jajaranya.
Di pendapa yang kadang menjadi ‘kamar’ itu, Hamim banyak merekam peristiwa penting, sebab banyak orang-orang besar yang turut datang ke situ ketika mampir di kantor Manado Post.
Misalnya sejumlah duta besar, pejabat pemerintah pusat, hingga para kepala daerah yang ada di Sulawasi Utara. Imawan bersama Hamim termasuk orang yang keseringan tidur di kantor setelah deadline usai.
Makanya, Hamim tak pernah lupa dengan Imawan Mashuri, bahkan ketika sidang disertasi doktornya di Universitas Brawijaya, pada Maret 2022 yang lalu, Imawan diundang khusus agar turut hadir. “Nanti, Cak Sirham (Dirut Gorontalo Post) kita harus mampir di Lawang (kediaman Imawan Mashuri di Malang),”ujar Hamim Pou. (tro)










Discussion about this post