logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
Logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
logo gorontalo post
No Result
View All Result
Pemkot Gorontalo
Home Disway

IKN Pasakbumi

Aslan by Aslan
Sunday, 8 May 2022
in Disway
0
IKN Pasakbumi

Dahlan Iskan ke IKN Nusantara.--

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Oleh: Dahlan Iskan

LALU soal pohon Pasak Bumi itu. Yang harus ada di hutan IKN masa depan

Sabar.

Dari exit tol km 36 itu, ternyata perlu waktu lebih lama dari yang saya perkirakan: 1 jam 10 menit. Berarti dua jam dari jembatan Mahakam Samarinda. Atau 2 jam 40 menit. Kalau dari Bandara Samarinda.

Related Post

Airmata Ira

Nikmat Karina

Kopi (K)Mojang

Hemat Syarikah

Pun dari Bandara Balikpapan. Masih perlu waktu 1 jam 40 menit. Berarti memakan waktu lebih lama daripada Bandara Narita ke Tokyo.

Meski jaraknya lebih dekat. Yang penting saya tiba di pintu gerbang Ibu kota Negara yang baru. Teman saya turun dari mobil. Ke pos penjagaan. Gerbang ini dipasangi portal. Kelihatannya itu portal lama. Yang dibangun perusahaan. Agar truk yang keluar masuk terkontrol.

Truk-truk itu mengangkut kayu. Hasil hutan. Besar-besar. Sejenis trailer. Karena itu jalan masuk ke IKN ini lebar sekali. Itulah jalan yang amat bersejarah. Para pelestari lingkungan menyebut “itulah jalan yang menghancurkan hutan”.

Di masa lalu.

Jalan lebar masa lalu itu masih utuh sampai sekarang. Dulu untuk angkut kayu gelondongan yang ditanam Tuhan. Kini untuk truk pengangkut hasil hutan industri. Yakni hutan yang sengaja ditanam untuk dipanen.

Dan kini, tahun ini, jalan itu sekalian menjadi akses masuk ke ibu kota negara yang baru. Tanpa melarang truk-truk raksasa itu mondar-mandir di situ.

Untuk memasuki IKN, portal PT ITCI itu harus dibuka. Berarti ada prosedur administrasi di pos depan ini. Hanya 3 menit. Setelah proses administrasi selesai, portal dibuka. Posisi portal itu kira-kira 50 meter dari pinggir jalan raya Samarinda-Banjarmasin.

Ada ”halaman” yang cukup luas di depan pos jaga itu. Untuk mobil yang antre melewati portal. Terlihat juga sebuah bus wisata ikut antre di situ.

Tidak ada gerbang khusus yang dibangun untuk menandai bahwa Anda memasuki IKN. Mungkin belum. Siapa tahu, kelak,  gerbangnya tidak di sini. Bisa saja ini gerbang sementara. Memanfaatkan gerbang perusahaan pemilik lahan di sana.

Memang begitu.

Ini adalah jalan masuk ke kompleks HTI. Luas sekali. Hutan tanaman industri ini, Anda sudah tahu, milik konglomerat Sukanto Tanoto.

Truk-truk besar keluar masuk portal IKN itu. Mengangkut kayu. HTI di IKN ini milik PT ITCI Hutani Manunggal. Sukanto Tanoto hanyalah pemiliknya.

Inilah kawasan HTI yang luasnya  lebih 160.000 hektare. ITCI, ketika masih dimiliki oleh pengusaha Amerika, melakukan pembabatan hutan di kawasan itu. Tapi ITCI juga melakukan reboisasi.

Saya tidak tahu proses yang terjadi. Belakangan areal ITCI itu menjadi milik Sukanto Tanoto dan Prabowo Subianto. Keduanya meneruskan menanam kayu hutan di situ. Untuk bahan baku pabrik kertas.

Jalan masuk yang lebar ini masih berupa tanah. Dilapisi sirtu. Tidak diaspal. Truk-truk besar akan menghancurkannya.

Saya menyusuri jalan masuk itu. Kanan-kirinya penuh pepohonan. Tumbuhnya rapi. Batangnya kecil-kecil. Tinggi-tinggi. Lurus-lurus. Daunnya tidak banyak.

Itulah pohon eucalyptus. Yang sengaja ditanam. Untuk dijadikan bubur pulp. Bahan baku kertas.

Melihat tingginya, pohon eucalyptus di jalan masuk ini sudah berumur sekitar 4 tahun. Ia akan ditebang di umur 6 tahun. Dipanen. Kayunya diangkut ke Palalawan di Riau.

Di situlah Tanoto punya pabrik pulp dan pabrik kertas yang sangat besar –bersaing besar dengan pabrik pulp dan kertas milik Sinar Mas.

Deretan pohon tinggi itu pun lewat. Pemandangan berikutnya adalah pohon-pohon muda. Baru berumur sekitar 2 tahun. Berarti pohon yang lama sudah dipanen.

Di area berikutnya terlihat tanaman eucalyptus yang sudah lebih besar. Sudah berumur 3 tahun. Begitulah. Selalu ada yang ditebang, selalu pula ada yang baru ditanam.

Perjalanan di dalam kompleks inti  IKN ini pun mencapai 10 menit. Sampailah saya di “menara Eiffel”. Yakni tower kerangka besi yang tingginya melebihi pohon.

Tower itu mencolok. Menjulang. Warnanya kuning. Sudah vintage. Sejak Orba. Yang meresmikan dulu adalah Mensesneg Soedarmono yang juga ketua umum Golkar.

Berarti tower itu sudah sangat tua. “Sudah tidak boleh lagi dinaiki,” ujar petugas di situ. Dulunya tower tersebut untuk petugas pengawas: untuk mendeteksi kebakaran hutan.

Saya berhenti di bawah tower itu –yang kini juga termasuk kawasan inti IKN. Tower ini bisa jadi ikon darurat IKN.

Ketika kami berhenti di situ, terlihat dua tronton besar datang dari arah depan nan jauh. Mereka mengangkut kayu tebangan. Berarti jalan besar ini masih berlanjut sampai jauh di sana. Jauh sekali.

“Kalau saya terus ke sana, jalan ini sampai di mana?” tanya saya.

“Sampai di kawasan HTI-nya Pak Prabowo,” ujar petugas itu.

Apakah IKN mencakup kawasan milik Pak Prabowo?

“Tidak,” katanya. Berarti benar, IKN tidak menggunakan tanah Prabowo.

Tanah Tanoto pun tidak diambil IKN semua. ”Hanya” diambil 42.000 hektare. Tidak sampai sepertiganya.

Yang diambil lebih besar adalah kawasan hutan milik negara: Tahura Bukit Soeharto. Hanya saja Tahura itu tidak masuk kawasan inti. Kawasan inti IKN ya di HTI-nya Sukanto Tanoto itu.

Saya sengaja tidak langsung ke Titik Nol. Saya ingin melihat kawasan IKN yang lebih luas. Titik Nol-nya sendiri sudah lewat. Lebih dekat dengan portal di pintu masuk tadi.

Maka setelah meninjau langsung IKN ini kesan saya banyak berubah. Kenyataannya ternyata jauh berbeda dengan yang saya bayangkan.

Pertama, ternyata IKN tidak di pedalaman hutan. Ia di pinggir jalan raya Samarinda-Banjarmasin. Yang sudah cukup padat dengan lalu-lintas truk pengangkut kelapa sawit.

Kedua, ternyata IKN bukan di tengah hutan alam. Ia ”hanya” di tengah hutan tanaman industri. Hutannya mono kultur. Yang variasi umur pohonnya antara 0 tahun sampai maksimum 6 tahun. Dengan demikian tidak ada pohon-pohon besar, tinggi dan liar.

Maka tidak perlu ada hutan yang harus dilestarikan oleh IKN. Saya justru berpikir IKN harus menciptakan hutan baru. Yang didesain secara khusus.

Berarti biaya IKN akan lebih besar lagi: menciptakan hutan baru. Hutan yang ada sama sekali tidak bisa dipertahankan. Karena itu sampai sekarang pun belum ada larangan menebang kayu di HTI di situ.

Berarti akan ada pergantian jenis hutan di IKN. Atau cukup diganti dengan taman kota. Entahlah.

Rasanya sudah waktunya universitas setempat –Universitas Mulawarman– mengajukan konsep menghutankan IKN secara benar. Unmul memiliki fakultas kehutanan yang sangat kuat. Kehutanan adalah unggulan Unmul sejak pertama didirikan.

Itu kalau belum keduluan usulan dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Terserah. Bisa dulu-duluan. Bisa juga kerja bersama.

Rasanya benar-benar tidak mungkin IKN mempertahankan hutan yang ada sekarang –yang monoton itu. Alangkah idealnya kalau Unmul mengusulkan hutan campuran tanaman asli Kalimantan Timur: kayu Ulin, Bengkirai, Meranti Merah, Meranti Putih, Kruing dan… jangan lupa pohon Pasak Bumi.

Semua jenis pohon itu pernah jadi ”emas hijau” di Kaltim. Yang meski tidak banyak menghasilkan pembangunan di daerah tapi telah menciptakan banyak orang kaya di Jakarta dan Surabaya. Juga di Singapura. Dan di Malaysia.

Kayu-kayu itu kini mulai langka. Siapa tahu Unmul bisa dipercaya menghutankan IKN dengan kenangan masa nan lalu. Jangan lupa diperbanyak yang jenis Pasak Bumi –siapa tahu penghuni IKN kelak perlu lebih banyak obat kuat. (Dahlan Iskan)

Tags: Dahlan IskanDiswayIKN Pasakbumi

Related Posts

Mantan Direktur Utama PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi-Istimewa-

Airmata Ira

Monday, 24 November 2025
--

Nikmat Karina

Tuesday, 18 November 2025
Kopi (K)Mojang

Kopi (K)Mojang

Monday, 17 November 2025
Hemat Syarikah

Hemat Syarikah

Thursday, 13 November 2025
Angsa Hitam

Angsa Hitam

Wednesday, 12 November 2025
Sugiri Sancoko dan reog Ponorogo-Foto: Dokumentasi Pemkab Ponorogo-

Meritokrasi Ponorogo

Monday, 10 November 2025
Next Post
Plafon Surabaya Plaza Runtuh, Timpa Stand Matahari Department Store

Plafon Surabaya Plaza Runtuh, Timpa Stand Matahari Department Store

Discussion about this post

Rekomendasi

Personel Samsat saat memberikan pelayanan pengurusan pajak di Mall Gorontalo.

Pengurusan Pajak Kendaraan Bisa Dilakukan di Mall Gorontalo

Monday, 1 December 2025
Personel Satuan Lalu Lintas Polresta Gorontalo Kota mengamankan beberapa motor balap liar, Ahad (30/11). (F. Natharahman/ Gorontalo Post)

Balap Liar Resahkan Masyarakat, Satu Pengendara Kecelakaan, Polisi Amankan 10 Unit Kendaraan

Monday, 1 December 2025
Anggota DPRRI Rusli Habibie bersam Wagub Gorontalo Idah Syahidah RH. (Foto: dok pribadi/fb)

Rusli Habibie Ajak Sukseskan Gorontalo Half Marathon 2025, Beri Efek ke UMKM

Friday, 28 November 2025
ILustrasi

Dandes Dataran Hijau Diduga Diselewengkan, Dugaan Pengadaan SHS Fiktif, Kejari Segera Tetapkan Tersangka

Monday, 13 January 2025

Pos Populer

  • Rita Bambang, S.Si

    Kapus Sipatana Ancam Lapor Polisi

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Senggol-Senggolan di Pemerintahan

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Ruang Inap Full, RS Multazam Bantah Tolak Pasien BPJS

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • GHM 2025, Gusnar Nonaktifkan Kadispora

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Dugaan Persetubuhan Anak Dibawah Umur, Oknum ASN Gorut Dibui

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
Gorontalopost.co.id

Gorontalo Post adalah Media Cetak pertama dan terbesar di Gorontalo, Indonesia, yang mulai terbit perdana pada 1 Mei 2000 yang beral...

Baca Selengkapnya»

Kategori

  • Boalemo
  • Bone Bolango
  • Disway
  • Ekonomi Bisnis
  • Gorontalo Utara
  • Headline
  • Kab Gorontalo
  • Kota Gorontalo
  • Kriminal
  • Metropolis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Persepsi
  • Pohuwato
  • Politik
  • Provinsi Gorontalo

Menu

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.

No Result
View All Result
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.