Deprov Pertanyakan Progres Proyek PEN

Gorontalopost.id – Deprov Gorontalo mempertanyakan progres pelaksanaan proyek infrastruktur yang dibiayai pinjaman dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021. Pasalnya hingga disetujuinya usulan pinjaman dana PEN Provinsi Gorontalo, hingga kini belum terlihat progres pekerjaan.

“Mungkin bisa dijelaskan sejauh mana progres dari proyek yang akan dibiayai oleh dana PEN,” ujar Ketua Deprov Gorontalo Paris Jusuf saat rapat Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) belum lama ini.

Menurutnya, kejelasan informasi ini sangat dibutuhkan karena proyek infrastruktur yang akan dibiayai oleh dana PEN, sudah sangat dinantikan oleh masyarakat. Itu dibuktikan saat pelaksanaan reses anggota Deprov belum lama ini, masyarakat mempertanyakan sejauh mana pelaksanaan proyek tersebut.

“Ini juga berkembang dalam kegiatan reses anggota Deprov,” jelasnya.

Menanggapi hal ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Darda Daraba menjelaskan, proyek yang akan dibiayai oleh dana PEN, sejauh ini masih dalam proses tender. Tahapannya sudah sampai pada pengumuman pra kualifikasi.

“Proses tendernya akan memakan waktu 40 hari. Jadi tidak lama lagi proyeknya akan segera berjalan,” ujar Darda Daraba.

ana PEN Pemprov Gorontalo tahun 2021 terdiri dari tujuh paket pekerjaan. Ada pekerjaan jalan eks jalan Andalas atau John A. Katili senilai Rp42,7 miliar, jalan Tenilo-Pilolodaa-Iluta segmen I Rp20 miliar, dan kanal banjir Tanggidaa Rp33,6 miliar.

Sebagaimana diketahui, proyek dana PEN 2021 Provinsi Gorontalo akan mendanai tujuh paket proyek infrastruktur. Yaitu Proyek pekerjaan jalan eks jalan Andalas atau John A. Katili senilai Rp42,7 miliar, jalan Tenilo-Pilolodaa-Iluta segmen I Rp20 miliar, dan kanal banjir Tanggidaa Rp33,6 miliar.

Proyek lain yang akan ikut dibiayai yakni pekerjaan jalan Taluditi-Wonggarasi sejumlah Rp33,03 miliar, pembangunan stasiun pompa air banjir untuk genangan air kota Rp16,4 miliar, jasa konsultan MK dan Pembangunan RSUD dr.Hj. Hasri Ainun Habibie senilai Rp109 miliar serta pengadaan alat kesehatan RSUD dr. Hj. Hasri Ainun Habibie Rp41,4 miliar. (rmb)

Comment