GORONTALO – GP- Aksi pedofil terus menebar ancaman, sasaranya anak-anak. Di Kabupaten Bone Bolango, korbanya mencapai belasan orang. Kasus ini diungkap Polres Bone Bolango setelah berhasil menangkap YS (31) di Kota Bitung, Sulawesi Utara, baru-baru ini. YS diperhadapkan ke publik melalui konfrensi pers polisi, Selasa (26/10) kemarin, atas aksinya melakukan dugaan tindak pidana pelecehan seksual terhadap sejumlah anak di Bone Bolango.
Modus YS terbilang rapi, ia membuka sebuah barbershop di Kecamatan Tapa, Bone Bolango. Tempat usaha itu ternyata kedok, di tempat itu setiap pelanggan anak yang datang untuk jasa gunting rambut tidak diminta bayar. Ia memberikan jasa layanan super maksimal, dan bahkan memberi uang dan permen. Cara itu rupanya sebagai bujuk rayu, agar para bocah menuruti keinginan kotornya.
Setelah termakan rayuan, boca komudian dilecehkan dengan cara (maaf) sodomi di tempat itu juga. Kepada para korban, pria yang berpenampilan kemayu ini, kemudian menjanjikan memberikan uang jajan sebesar Rp 10 ribu bonus permen, asalkan tidak membocorkan perilaku tak senonoh itu kepada orang lain, terutama kepada orang tua.
Praktek kotor ini sudah berlangsung sejak tahun 2018 lalu. Salah seorang bocah yang menjadi korban, menceritakan praktek menyimpang itu kepada orang tuanya. Sang orang tua kaget, lantas mengadukanya ke Polres Bone Bolango. Setelah dilakukan pengembangan dan penyidikan, YS ternyata telah kabur, ia menutup usaha barbershopnya itu karena mengetahui kedoknya telah terbongkar.
YS menjadi buruan polisi, hingga akhirnya tak berkutik ketika tim watawatanga Polres Bone Bolango, dan tim tarsius Polres Bitung menangkapnya di Kota Bitung. “Korban statusnya masih pelajar Sekolah Dasar, dengan usia 12 tahun, semuanya laki-laki,”ungkap Kapolres Bone Bolango, AKBP Emile Reisitei Hartanto kepada sejumlah wartawan, kemarin.
YS mengakui perbuatanya, ia bahkan menyebut korbanya lebih dari lima orang, semuanya anak-anak SD. Tapi dari hasil pengembangan Polisi, korbanya tak kurang dari 15 orang, tidak hanya di Gorontalo, korbanya juga ada di Palu, itu karena YS sering berpindah-pindah. “Sesuai keterangan pelaku, sering sekali melakukan kejahatan asusila kepada lebih dari lima orang rata-rata di bawah umur.
Kalau ditotalkan ada sekitar 15 korban. Di Palu juga ada beberapa, tapi pelaku sudah tidak ingat lagi para korbannya semua, karena yang bersangkutan pindah-pindah tempat dan kejadiannya sudah sejak tahun 2018. Saat ini kami fokus kepada yang melapor aja dulu. Jika ada orang tua lain yang merasa anaknya menjadi korban, silahkan melapor ke kami,”tambah Kasat Reskrim Polres Bone Bolango, IPTU Muh. Arianto.
Selain menangkap YS, petugas juga mengamankan barang bukti pakaian milik sejumlah korban yang digunakan saat kejadian. YS dijerat pasal kejahatan asusila atau pencabulan dengan maksimal kurungan selama 15 tahun penjara dan denda hingga ratusan juta rupiah. “Pasal yang dilanggar oleh pelaku adalah tindak pidana kejahatan terhadap asusila atau pencabulan masuk pada pasal 82 ayat (1) undang-undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang nomor 1 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak juncto pasal 76 e dan atau pasal 64 ayat (1) atau KUHAP dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan paling singkat 3 tahun serta denda paling banyak Rp 300 Juta,”tandas Arianto.
Aksi predator anak di Bone Bolango, bukan kali ini, tahun lalu kasus serupa juga diungkap polisi. Pelakunya IS (42), korbanya juga anak-anak dengan jumlah belasan. IS ditangkap atas laporan penculikan seorang remaja di Bone Bolango, setelah pengembangan pelaku ternyata predator dengan modus yang sama, yakni membujuk para korbanya dengan imbalan uang. Polisi memastikan menindak tegas para pelaku kejahatan seksual anak. (roy/tro)













Discussion about this post