GORONTALO – GP – Umat muslim Gorontalo begitu rindu dengan ramadan, bulan suci umat Islam ini disambut antusias, suana ramadan benar-benar mulai terasa. Misalnya, jauh-jauh hari masyarakat gotong royong membersihkan masjid yang menjadi pusat pelaksanaan ibadah ramadan. Senin (12/3) malam, saat diputuskan pemerintah satu ramadan jatuh pada Selasa (13/4) hari ini, warga antusias menuju masjid untuk melakukan salat tarawih berjamaah. Masjid penuh, bahkan ada yang meluber hingga ke halaman.
Pelaksanaan ibadah ramadan tahun ini, masih sama seperti tahun lalu, karena berlangsung di tengah pandemi Covid-19. Bedanya, tahun lalu, ibadah di masjid tidak dibolehkan, masjid-masjid ditutup, seluruh umat muslim melaksanakan ibadah di rumah. Kementerian Agama telah menerbitkan edaran nomor 04 tahun 2021 tentang panduan ibadah ibadah ramadan tahun ini. Isinya, pelaksanaan salat fardhu, salat tarawih dan witir, dibolehkan dilakukan di masjid, dengan catatan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, serta bagi daerah yang masuk kategori zona merah dan oranye penyebaran covid-19 ibadah seperti salat, tetap dilakukan di rumah.
Pantauan Gorontalo Post, di masjid Agung Baiturrahim, Kota Gorontalo, semalam, pemberlakuan protokol kesehatan diterapkan, seperti setiap jamaah yang masuk masjid diwajibkan mencuci tangan dengan cairan handsanitizer yang disiapkan di pintu masuk masjid, himbauan jaga jarak juga disampaikan, serta jamaah diharuskan menggunakan masker selama salat. Antusias jamaah untuk salat tarawih di masjid Agug Baiturrahim begitu tinggi, terlihat jamaah bahkan meluber hingga ke pelataran masjid. Di masjid Darul Arqam, Kota Gorontalo, pelaksanaan salat tarawih juga berlangsung dengan protokol kesehatan, nampak jamaah tetap menjaga jarak, dan ditengah tempat salat terdapat stand cairan handsanitizer. “Saya sendiri merasa beryukur karena salat tarawih ramadan tahun ini bisa dilaksanakan di masjid. Tahun kemarin tidak bisa di masjid,”ujar Intan, salah satu jamaah masjid Agung Baiturrahim, kemarin.
Adat Tonggeyamo
Sementara itu, penentuan satu ramadan di Gorontalo, dilakukan melalui tradisi adat tonggeyamo. Tonggeyamo dilakukan sambil menunggu hasil sidang isbath yang dilakukan pemerintah. “Tonggeyamo tahun ini kita laksanakan di sore hari dengan pertimbangan jika dilakukan setelah sidang Isbat dan ada pengumuman dari Kementerian Agama, kita akan terburu-buru ke masjid untuk melaksanakan salat Isya dan tarawih,” ungkat Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim pada gelaran tonggeyamo, kemarin.
Terkait Surat Edaran Menteri Agama RI Nomor 3 Tahun 2021 tentang Panduan Ibadah Ramadan dan Idulfitri 1442 H/2021 M, Idris mengatakan bahwa setiap masjid hanya bisa menampung setengah atau 50 persen dari jumlah jamaah dalam lingkup masjid tersebut. Dijelaskannya, upaya tersebut sebagai bentuk pencegahan penularan Covid-19 di bulan Ramadan. “Anjuran pemerintah ini harus kita laksanakan semaksimal mungkin dan sosialisasikan kepada masyarakat. Ini tahun kedua kita berpuasa di tengah pandemi Covid-19, oleh karena itu harus tetap memperhatikan protokol kesehatan sebagai upaya untuk mencegah, mengendalikan, dan memutus mata rantai penularan Covid-19,” tutur Wagub.
Masih kata Idris, apapun kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan ibadah pada bulan Ramadan, umat muslim harus bersuka cita dan bergembira menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Wagub mengajak seluruh umat muslim di Provinsi Gorontalo untuk memanfaatkan momentum ramadan untuk meningkatkan kualitas keimanan, serta mendoakan agar pandemi COVID-19 segera berakhir. (Mgg-01/Mgg-02/tro)
Comment