Pandemi, Usaha Kosan Terpuruk

GORONTALO-GP – Sejak pemerintah mulai menerapkan kegiatan belajar dan bekerja dari rumah, beberapa kos-kosan di daerah Bone Bolango ikut terdampak. Tak sedikit penghuni kos-kosan yang memilih untuk meninggalakan kosnya, tidak sedikit pula pemilik kos yang memilih menerapkan bayar setengah dari harga kos karena mengingat perekonomian dari para penghuni kos.

Seperti di kos-kosan Pondok Tivera 2, yang berada di Jalan Dr. Zainal Umar Sidiki, Desa Butu, Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango. Sarintan, pemilik kos mengatakan, ada sekitar 53 kamar kos miliknya dan yang terisi sekarang hanya sekitaran 40-an kamar. “Biaya kamar kos untuk per bulannya masih harga standar, dari lima ratusan sampe enam ratusan per kamar. Cuman, dengan adanya pandemi jadi kosnya itu sekarang kosong. Tapi, ada beberapa yang tinggal yaitu mahasiswa semester akhir,” ujar Sarintan pemilik kos (3/28).

Sarintan mengatakan, tidak sedikit para pemilik kos yang memilih untuk meninggalkan kosnya karena adanya pandemi.  Selain itu, Sarintan juga memberikan kebijakan kepada penghuni kosnya untuk membayar setengah harga kos dari harga aslinya. “Kami tidak menyuruh membayar full harga kos, karena kita juga harus maklum dengan pendapatan orang tau dari para mahasiswa,” kata Sarintan.

Tak hanya kos kosan milik Sarintan, kos An-nisa milik Muhammad Rizq Gobel yang terletak di Jalan HB Yasin, Desa Moutong, Tilongkabila juga menerapkan kebijakan untuk membayar setengah harga kos dari harga aslinya. “Di kos An-nisa ada 28 kamar, untuk biaya perkamarnya Rp 800 ribu untuk dua orang, kalau sendirian Rp 650 ribu. Tapi karena adanya Pandemi corona jadi sewa kamar kos di potong 50 persen,” ujar Rizq, pemilik kost (28/3). Rizq juga mengatakan, bahwa akibat adanya pandemi banyak penghuni kosnya yang memilih untuk pulang kampung karena adanya penerapan belajar dan bekerja di rumah.(mgg-07/dan)

Comment