TILAMUTA – GP – Peristiwa memilukan terjadi di Desa Pentadu Barat, Kecamatan Tilamuta, Boalemo, Senin (29/3) sore. Seorang siswa kelasa IV, SD Negeri 2 Tilamuta, Tifatul Akase (10), ditemukan tewas tergantung di jendela ruang kalasnya, masih lengkap dengan seragam sekolah. Penemuan mayat siswa SD ini mengghebohkan warga sekitar.
Informasi yang diperoleh Gorontalo Post, hari itu, Tifatul bersama rekan sekelasnya sekolah tatap muka seperti biasa. Oleh wali kelas, Lutfia Alamri, mereka diberikan tugas matematika. Yang selesai mengerjakan tugas, sudah bisa kembali ke rumah. Pembelajaran tatap muka selama pandemi, memang tidak berlama-lama di dalam kelas.
Ketika itu, masih ada beberapa siswa yang tertinggal, termasuk Tifatul Akase. Selanjutnya tersisa Mohamad Rayen Hensokan, dan Tifatul. Mohamad Rayen sudah selesai, praktis tertinggal Tifatul. Tapi sepengetahuan Lutfia Alamri, ketika itu Tifatul juga ikut meninggalkan ruang kelas. Kepada petugas Polres Boalemo, Lutfia Alamri menyebutkan, saat itu masih masuk ke dalam kelas dan memeriksa serta mengumpulkan tugas yang diberikan itu.
Di dalam kelas menurutnya tak lagi ada siswa. Ia kemudian meninggalkan ruang kelas dengan menutupnya tanpa dikunci. Lutfia Alamri menuju ruangan perpustakaan sekolah dan duduk bersama guru-guru lainnya. Jelang jam 12 siang, Lutfia Alamri kembali ke rumahnnya. “Sekitar pukul 16.30 Wita, saya mendengar informasi bahwa ada siswa yang gantung diri di sekolah. Saya langsung bergegas ke sekolah,” katanya kepada anggota Polres Boalemo, kemarin.
Sementara itu, Kapolres Boalemo, AKBP Ahmad Pardomuan,SIK,MH mengatakan, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan di tempat kejadian perkara (TKP), diduga korban hendak pulang, tapi melalui jendela. Pada saat itu, diduga kerah baju korban tersangkut di grendel jendela, sehingga membuatnya tergantung. Posisi jendela memang sedikit tinggi, sehingga kaki Tifatul tak menyentuh tanah. Ia tergantung begitu saja, tanpa ada yang melihat dan memberikan pertolongan.
“Jadi karena tidak ada yang melihat serta menolong, korban diduga meninggal dunia. Kami tidak menemukan tindakan kekerasan di tubuh korban. Kancing banjunya juga tidak terlepas,”ujar Kapolres. Di TKP juga terlihat tanda sepatu korban saat naik ke jendela. “Meski demikian, kami masih akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait dengan hal ini. Untuk saat ini, kami sudah memeriksa sejumlah saksi, termasuk guru dan beberapa teman korban,”tandas Kapolres. Rencananya, bocah dari dua bersaudara, anak pasangan Ikram Akase dan Osin Tangahu itu baru akan dikebumikan Selasa (30/3) pagi ini. (kif)
Comment