Bupati Gorut Harap Dukungan Tekan Stunting 

KWANDANG – GP – Sosialisasi, advokasi, komunikasi informasi dan edukasi (KIE) program pembangunan keluarga, kependuudkan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) yang diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), digelar di gedung gerbang emas, kantor bupati Gorontalo Utara, Senin (15/3). Sosialisasi ini dihadiri langsung Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Dr.Hj. Nihayatul Wafiroh, MA dan dibuka kegiatanya oleh Bupati Gorontalo Utara, Dr.Indra Yasin.

Dalama sambutanya, Bupati Indra Yasin mengapresiasi pelaksanaan sosialisasi, advokasi dan KIE Program Bangga Kencana BKKBN. Menurutnya, program Bangga Kencana seiring dengan program pemerintah daerah, yakni kesejahteraan masyarakat. Ia mengatakan, siap bersinergi dengan BKKBN untuk mensukseskan program Bangga Kencana di bumi ‘Gerbang Emas’ itu. Selain itu, sebagai lembaga yang salah satu fungsinya kini menangani stunting, Indra Yasin berharap dukungan BKKBN agar dapat menekan stunting di daerahnya. Menurut Indra Yasin, persentase stunting di Gorut kini 10,3 persen.

“Kalau di lihat dari timbangan, angka stanting disini mencapai 10,3 persen, sedangkan target di tingkat nasional 24 persen, itu syukur kita berada di posisi ke 10,3 persen,”ucap Indra. Ia optimis, dengan program Bangga Kencana, stunting di Gorut bisa terus ditekan.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, mengatakan, kehadiranya di Gorut untuk mensosialisasikan betapa pentingnya program Bangga Kencana. Menurutnya, Program Bangga Kencana jelas bermuara pada tingkat kesejahteraan keluarga. “Karena pendekatan keluarga berencana itu dapat menurunkan angka stanting dengan mengatur kehamilan, bagi ibu yang belum memiliki anak ini bisa menjadi bekal agar ibu bisa mempersiapkan diri,”ungkap Bu Ninik, sapaan akrabnya.

Anggota legislatif asal Jawa Timur ini mengatakan, Program Bangga Kencana mengharuskan setiap orang untuk melakukan rencana dalam keluarga. Misalnya, rencana memiliki anak. Program kehamilan harus benar-benar dipersiapkan. Jangan terlalu muda, jangan terlalu tua, jangan terlalu sering, dan jangan terlalu banyak.

Menurutnya jarak kehamilan sangat berpengaruh terhadap stunting, karena jarak antara kakak dan si adik yang terlalu dekat membuat asupan gizi tidak terpenuhi dengan baik. “Itu tentu sangat berpengaruh, karena terlalu rapat jarak kehamilannya, anak satu belum mendapatkan ASI dengan baik dan pengasuhan yang baik karena keburu adiknya lahir,“terangnya.

Sementara itu, penyuluh KB ahli utama BKKBN RI, H. Nofrijal, S.P, M.A., menilai program Bangga Kencana telah berjalan baik. Seiring dengan itu, ia berharap stunting di daerah juga bisa tertangani dengan baik. Mantan Sekretaris Utama BKKBN RI ini mengatakan, stunting menunjukkan kekurangan gizi kronis yang terjadi selama periode paling awal pertumbuhan dan perkembangan anak.

Tidak hanya tubuh pendek, stunting memiliki banyak dampak buruk untuk anak. “Pada tahun 2019, survei membuktikan sekitar 30 persen balita Indonesia mengalami stunting. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak aspek, mulai dari aspek pendidikan hingga ekonomi. Stunting sangat penting untuk dicegah. Hal ini disebabkan oleh dampak stunting yang sulit untuk diperbaiki dan dapat merugikan masa depan anak.”jelas Nofrijal yang pernah menjabat kepala BKKBN Provinsi Gorontalo itu. Sosialisasi bangga kencana di Gorut, dihadiri para kader dan penyuluh KB. (tro*)

Comment