Abaikan Protkes, Lima Tempat Usaha Disanksi

Razia yang dilaksanakan Satpol PP Kota Gorontalo, di Kelurahan Libuo, Kota Gorontalo, Kamis (3/12). (Foto : Istimewa)

GORONTALO – GP – Sebanyak lima tempat usaha di bilangan Jalan Palma, Kelurahan Libuo, Kota Gorontalo mendapat sanksi dari tim  Penerapan dan Penindakan Hukum Protokol Kesehatan dalam rangka Pencegahan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), Kamis (3/12). Sanksi ini diberikan karena saat pelaksanaan operasi yustisi, tim mendapati pemilik tempat usaha itu mengabaikan protokol kesehatan. “Sanksi yang diberikan dalam bentuk tertulis.

Dan pemilik tempat usaha itu juga membuat surat pernyataan bahwa akan patuh dengan  protokol kesehatan dan apabila ditemukan lagi, maka siap untuk diberi sanksi tegas. Baik penutupan sementara, bahkan pencabutan surat izin usaha,” ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kota Gorontalo, Ir. Abu Bakar Luwiti ketika diwawancarai Gorontalo Post, Jumat (4/12).

Selain tempat usaha, lanjut Abu Bakar Luwiti, pihaknya juga mendapati 34 warga yang tidak menggunakan masker saat melintas di Jalan Palma. Oleh tim, para warga ini diberi sanksi dalam bentuk tertulis kemudian di beri sanksi sosial. Seperti halnya, push up atau  menghapal pancasila dan menyanyikan lagu kebangsaan. “Kurang lebih ada 34 pengguna jalan yang didapati tidak menggunakan masker. Mereka disanksi langsung di tempat. Push up atau menyanyi lagu-lagu kebangsaaan. Kalau laki-laki, push up. Kalau pelanggarnya wanita, wajib menyanyi atau menghapal Pancasila,” tandas Abu Bakar.

Lebih lanjut, Abu Bakar Luwiti mengatakan, operasi Yustisi ini didasari oleh Peraturan Walikota (Perwako) Gorontalo Nomor 26 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan. Pada operasi itu sendiri, Satpol PP Kota Gorontalo dibantu oleh Polres Gorontalo yang menurunkan anggota sebanyak 12 orang, Dinas Perhubungan (Dishub) lima orang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tiga orang dan bagian Hukum Setda Kota Gorontalo empat orang. Ada juga dari Polisi Militer (POM) berjumlah empat orang.

Saat melakukan razia, tim operasi penegakkan protokol kesehatan di bagi menjadi dua tim. Tim satu bertugas bagian penindakan  perorangan. Sementara tim dua, bertugas untuk melakukan penindakan tempat-tempat usaha. “Pembagian tim ini dilakukan untuk menghindari kerumunan,” tutup Abu Bakar Luwiti.(rwf)

Comment