POHUWATO-GP- Tim datasemen khusus (Densus) 88 antiteror, mendatangi sejumlah wilayah di Kabupaten Pohuwato, Jumat (27/11) pagi kemarin. Mereka menangkap tujuh warga dibeberapa tempat berbeda, seperti di Kecamatan Marisa, Buntulia, Duhiadaa dan Kecamatan Randangan. Informasi yang dirangkum Gorontalo Post, penangkapan berlangsung tanpa kendala, diduga para terduga teroris yang tangkap memang sudah dibuntuti. Mereka masing-masing, SA, HM, ML, ZL, ZK, RY, FK. Mereka ditangkap saat hendak beraktifitas pagi kemarin.
Disaat bersamaan, petugas juga melakukan penggeladahan rumah para terduga pelaku, yang akhirnya, didapati senjata api (Senpi), senjata tajam, busur panah serta beberapa peralatan yang mengarah pada tindakan terorisme. Meski sempat diamankan ke Mapolres Pohuwato, ketujuh warga terduga teroris ini langsung dibawa ke Mapolda Gorontalo untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dari penelusuran dilapangan, oleh para tetangga dan penuturan beberapa keluarga para terduga pelaku, ketujuh terduga teroris ini memang sudah saling kenal dan kerap kali berkumpul di rumah salah satu terduga yang berada di Desa Buntulia Jaya, Kecamatan Duhiadaa. Ketujuh warga itu semuanya adalah pemuda dan warga asil Pohuwato. Mereka juga beraktivitas seperti para pemuda pada umumnya, aktifitas mereka pun tak dicurigai warga sekitar. Terlebih, beberapa terduga teroris asal Desa Buntulia Jaya tersebut dikenal sebagai pemuda yang pendiam dan tak memiliki catatan buruk di masyarakat maupun di Pemerintah desa.
Kepala Desa Buntulia Jaya, Rahmawati Polumulo, kepada Gorontalo Post, kemarin, menyampaikan. Sejauh ini, baik warga sekitar hingga pemerintah desa tidak mengetahui kegiatan mereka selain bekerja sebagai buruh serabutan, abang bentor ataupun kurir depot air mineral. “Malah mereka dikenal baik dengan masyarakat sekitar. Jadi pas ada penggeledahan dirumah mereka saya kaget. Karena selama ini juga tidak ada yang mencurigakan dari aktifitas mereka,” tutur Rahmawaty, saat ditemui, kemarin.
Dari pengakuan salah satu orang tua terduga, sambung Rahmawaty, keberadaan senjata yang ditemukan petugas juga sudah diketahui orang tua. Hanya saja, para terduga pelaku berdalih bahwa senjata tersebut hanya merupakan senapan burung. “Orang tuanya sempat lihat (senpi), tapi tahunya itu hanya senjata burung,” tutur Rahmawaty menirukan perkataan salah satu orang tua terduga.
Sementara itu, Kapolres Pohuwato, AKBP Teddy Rayendra,SIK.,MIK saat dikonfirmasi tidak membantah adanya penangkapan terduga teroris itu. Hanya saja secara perinci, perwira dua melati ini, belum bisa membeberkan kronologi penangkapan, termasuk peran mereka dalam jaringan terorisme. “Benar, cuman untuk update perkembanganya saya belum bisa buka semua karena masih dalam pemeriksaan lanjut. Untuk jumlahnya benar ada tujuh orang, singkat AKBP Tedddy.
Comment