Gorontalopost.co.id — Rasa syukur dan bahagia terpancar dari wajah para guru dan tenaga kependidikan non database di Provinsi Gorontalo. Pasalnya, gaji mereka akhirnya dibayarkan setelah menunggu kepastian cukup lama. Total anggaran yang dikucurkan Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk pembayaran gaji tersebut mencapai Rp3.257.100.000.
Para guru non database menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang mendalam kepada Gubernur Gusnar Ismail dan Wakil Gubernur Idah Syahidah Rusli Habibie, atas perhatian dan kepeduliannya terhadap kesejahteraan mereka.
Menurut mereka, bentuk perhatian itu adalah kado terindah para oemar bakri ini menyambut Hari Guru tahun 2025. Hari Guru akan berlangsung 25 November 2025.
“Terima kasih kepada bapak Gubernur Gusnar juga Ibu Wagub yang sudah merealisasikan hak kami. Ini bentuk perhatian nyata pemerintah terhadap guru-guru non database yang turut berperan dalam dunia pendidikan,” ujar seorang perwakilan guru, Zamir Anwar Halid, Jumat (7/11).
Sementara itu Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail melalui juru bicaranya David Radjak menegaskan bahwa pendidikan dan peningkatan sumber daya manusia merupakan prioritas utama dalam pembangunan daerah.
Sehingga kebijakan ini diharapkan dapat memotivasi para guru non database untuk terus mengabdi dengan tulus demi mencerdaskan generasi muda Gorontalo.
“Pak Gubernur dan ibu Wakil Gubernur berprinsip bahwa guru adalah ujung tombak pendidikan. Tidak boleh ada yang merasa terabaikan, apalagi hanya soal status kepegawaian, karena semua punya peran penting dalam membentuk masa depan daerah kita,” kata David.
David menambahkan, dengan terealisasinya pembayaran gaji senilai Rp3 miliar ini, Gubernur Gusnar berharap para guru non database di berbagai wilayah di Provinsi Gorontalo dapat kembali fokus menjalankan tugas mereka.
Para guru non database diminta mendidik anak bangsa dengan penu semangat dan dedikasi tinggi. Sementara itu, dalam malam apresiasi guru dan tenaga kependidikan (GTK) 2025 di gedung Hulontalo Ballroom, Sabtu (8/11).
Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail meminta para guru untuk senantiasa memperhatikan fenomena demokratisasi di dunia pendidikan. Demokratisasi yang dikatakan Gubernur Gusnar merupakan fenomena dimana semua orang dapat dengan bebasnya untuk berbicara di media sosial. Olehnya Guru diminta untuk senantiasa berhati-hati dalam menentukan langkah disiplin kepada siswa.
“Tanpa kita sadari dunia sudah bertransformasi. Sekarang dunia pendidikan tidak lepas dari fenomena demokratisasi, semua orang dijarinya bisa bikin status untuk kemudian disebarkan. Oleh karena itu pandai-pandailah merespon masalah ini” Pesan Gusnar.
“Saya pernah melihat ketika ada anak didik yang dikerasin oleh guru, malah kemudian menjadi pidana. Nah yang seperti ini perlu juga diberikan advokasi kepada orang tua dan kepada para guru” lanjutnya. (tro/*)












Discussion about this post