Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Inovasi Yayasan Al Yasiir dengan hadirkan TPQ melalui kerjasama ekstrakurikuler dengan satuan pendidikan diwilayah kota Gorontalo perdana dimulai di SD Negeri (SDN) 70 Kota Tengah Gorontalo.
Total sebanyak 45 siswa dan siswi yang belum bisa baca Al Qur’an dan belum memiliki tempat mengaji di sekolah itu mulai belajar Al Qur’an bersama Lembaga Pendidikan Quran (LPQ) Yayasan Al Yasir Gorontalo, Rabu (5/11/2025).
Ketua K3S (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) Kecamatan Kota Tengah Gorontalo Fitri Abdul Radjak yang membuka langsung KBM mengaji perdana di SDN 70 Kota Tengah menyambut baik sekaligus mengapresiasi langkah dan terobosan Kepala Sekolah (Kepsek) yang menggandeng LPQ Al Yasir sebagai lembaga pendidikan Quran yang memiliki tenaga pengajar terlatih profesional serta berpengalaman di bidangnya.
“Kami mengaresasi program LPQ Yayasan Al Yasir ini sangat bagus sekali untuk satuan Pendidikan,”kata Fitri. Diakui Fitri, dengan hadirnya program ini, sejalan dengan program Walikota Gorontalo Adhan Dambea dan Wakil Walikota Indra Gobel terkait kewajiban mengaji, bukan hanya persoalan dunia saja tetapi sudah urusan dunia akhirat.

Mulai tahun ajaran baru, lulusan SD ada persyaratan khusus untuk mendaftar ke jenjang SMP yakni sudah harus memiliki sertifikat mengaji. Untuk itu pihaknya mendorong para siswa bisa membaca dan menulis Al Quran.
“Kami juga sudah komunikasi dengan ibu Kabid dan Kepala Seksi Dikdas Diknas Kota Gorontalo dengan catatan bahwa KBM belajar Quran ini tidak mengganggu jam pembelajaran umum, harus memilih waktu yang tidak tabrakan dengan ekskul lainnya, ketiga diupayakan anak-anak yang belum terdaftar mengaji di TPQ lain, karena data yang sudah masuk ke kami bahwa sudah sekitar 90 persen anak-anak itu berada di TPQ di kelurahan maupun seputaran wilayah sekolah, nah yang dicover dan di hendel oleh LPQ Al Yasiir adalah siswa yang sama sekali belum mengaji dan ini didukung langsung oleh pihak sekolah, Komite sekolah hingga orang tua,”jelas Fitri.
Terobosan Inovasi jemput bola Yayasan Al Yasir ini diakui Fitri sungguh luar biasa, karena KBM ini sebenarnya dilakukan di TPQ, tetapi dengan melihat kendala Utama yang dihadapi orang tua untuk mengantar jemput anak mereka Kembali ke TPQ cukup sulit, sehingga diciptakan terobosan bahwa siswa pulang sekolah langsung mengaji, dan itu hanya berlangsung dua kali dalam sepekan.

Ketua Komite SDN 70 Kota Tengah Ismail Gobel mengungkapkan, inovasi LPQ Al Yasir ini cukup baik, bagi siswa di SDN 70 untuk belajar Al Quran, terutama untuk anak-anak siswa yang sudah kelas enam diwajibkan untuk mengantongi sertifikat mengaji saat lulus SD nanti sebagai persyaratan untuk masuk ke jenjang SMP.
“Kami dari pihak Komite mewakili orang tua murid mendukung sepenuhnya kegiatan ini, apalagi ini program unggulan pak Walikota Adhan Dambea. Dan kami bersyukur SDN 70 Kota Tengah yang pertama melaksanakan terobosan ini,”tandas Ismail yang juga Ketua LPK RI BAI Gorontalo ini.
Sementara itu Ketua LPQ Al Yasiir Gorontalo Lutfia Martiany Tagoi mengungkapkan, kebijakan Pemkot wajibkan sertifikat mampu baca Al Qur’an untuk dikantongi siswa lulusan SD sejalan dengan visi-misi LPQ yang dipimpinnya saat ini yakni melahirkan anak didik menjadi mahir membaca tulis Al Quran.
“Langkah strategis LPQ Al Yasiir jemput bola dengan “Program Kolaborasi Ekskul TPQ Masuk Sekolah”. Eksistensi TPQ untuk membantu pembelajaran Al Qur’an di luar jam pelajaran akan lebih mudah dijangkau sebab siswa tidak perlu mencari TPA/TPQ dan bisa langsung mengaji di tempatnya bersekolah usai pulang sekolah.
“Perlu kami tegaskan bahwa Program belajar mengaji di sekolah ini tidak dipaksakan kepada orang tua. Hanya untuk orang tua yang setuju saja dan bukan untuk anak-anak yang sudah terdaftar atau sedang belajar mengaji di TPQ yang lain,”tutup Lutfia..
“Perlu kami tegaskan bahwa program inovasi memindahkan kegiatan belajar mengaji TPA/TPQ disekolah ini tidak dipaksakan, orang tua bebas memilih apakah bersedia anaknya untuk mengaji langsung disekolah atau mendaftarkan anaknya mengaji diTPQ lain sesuai kemauan, kemampuan dan kebutuhan masing-masing orang tua,”tandas Lutfia. (roy)













Discussion about this post